chapter 十八

268 44 27
                                    

HAPPY READING

18






Masih disini—dan akan selalu di sini, di tempat yang sama.

Melakukan kegiatan serupa di setiap harinya tanpa rasa bosan.

Kau tak merindukanku? Tak ingin melihat wajah ku? Tak ingin bertengkar denganku lagi?

Felix menunduk, dalam helaan nafas panjang ia menempelkan sebelah sisi wajahnya pada permukaan telapak tangan Hyunjin yang terus mendingin dari hari ke hari.

"Ayo bertengkar Hyunjin." Felix berucap lirih.

Arah angin telah berubah drastis, menggulung hamparan salju di atas ladang-ladang dan kemudian menggantinya dengan pemandangan kuncup bunga Akasia di sepanjang jalan.

Musim dingin telah berlalu, dan Hyunjin terlihat tak kunjung ingin ikut serta menyambut musim semi.

Hyunjin seperti menikmati tidur panjangnya.

I miss you—

"Aku kesepian Hyunjin," ucap Felix sembari mengecup punggung tangan Hyunjin berulang kali dengan rasa sakit luar biasa. Semua kian berat saat seluruh penghuni kediaman memiliki urusan masing-masing, hingga menyisakan keheningan yang mengganggu.

Aa, air mata ini selalu hadir saat Felix mulai berkeluh kesah tentang kehidupannya yang sepi—sejak Hyunjin tak kunjung membuka mata.

"Kau tau Hyunjin, aku sudah bisa memasak berkat Asahi. Kau tak ingin mencicipi masakan buatan ku?" Hanya tentang hal-hal kecil dan mungkin sangat sederhana, seolah-olah Felix ingin Hyunjin terpancing untuk tetap bertahan.

Kali ini Felix merubah posisi kepalanya—meletakkan sebelah sisi wajahnya pada dada Hyunjin dengan nyaman.

Satu bulan lebih Felix kehilangan senyum pria kesayangannya itu. Satu bulan lebih Felix selalu di hantui dengan segala bayang-bayang kehilangan. Menikmati sisa musim dingin berteman kesepian. Hal yang mungkin telah menjadi keseharian barunya.

Berbicara berteman angin tepat di samping tempat tidur, dimana Hyunjin terlihat terlalu menikmati tidur panjangnya.

Sudah terlalu lama Hyunjin.

"Tetaplah berdetak jantung, kau berada dalam pengawasan ku." Felix berbisik pelan. "Ada banyak hal yang ingin ku ceritakan, kau melewatkan banyak hal Hyunjin."

Tit! Tit!

Suara smartphone tiba-tiba mengusik keheningan, menarik fokus Felix hingga berantakan.

Nafas di hela panjang, ia melupakan jadwalnya—lagi. Kau memiliki tanggung jawab Felix!

Tanggung jawab yang harus ia tanggung untuk menggantikan Hyunjin sementara. Hanya sementara! Karena Hyunjin akan bangun!

HYNJN Company dan Edevane saat ini berada dalam kekuasaannya. Seorang gembel seperti Lee Felix yang mendadak bisa menjadi penguasa besar sebuah perusahaan—dengan keresahan hati.

"Beri aku semangat Hyunjin." Felix berujar setelah menegakkan tubuh. Bergerak membungkuk pelan hingga permukaan bibirnya menyentuh permukaan kening Hyunjin. Kecupan itu berlangsung lama, sampai kecupan itu beralih pada permukaan bibir Hyunjin. "Have a nice day Hyunjin, aku akan segera pulang."

Berat? Tentu saja.

Tok! Tok!

"Felix, kau baik?" Dari arah pintu suara Asahi mengalun lirih. "Haruto sudah menunggu mu di pelataran."

Flower of EvilWhere stories live. Discover now