[Raul PoV]
Sebuah senandung ...
Suara siapa ini?
Membuka mata, aku menyadari diriku sudah tidak berada di hutan melainkan di sebuah ruangan yang cukup bagus.
Melirik ke samping tempat tidur, aku melihat seorang wanita berambut pirang sedang duduk memejamkan mata sambil melantunkan sebuah Lullaby untukku.
Aku baru teringat, saat itu aku bertemu dengannya sebelum kehilangan kesadaran.
Dia kemudian membuka mata dan berhenti bersenandung menyadari aku sudah terbangun.
"Ah, kau sudah bangun ternyata," kata Elena tersenyum padaku. "Bagaimana keadaanmu? Kemarin aku menyuruh seorang Priest untuk menyembuhkan lukamu."
"Untuk keseluruhan sudah membaik," jawabku padanya seraya merubah posisiku menjadi duduk. "Akan tetapi, sepertinya mata kiriku masih tidak berfungsi."
Para Priest biasa hanya bisa meregenerasi anggota atau organ tubuh yang rusak bukan yang sudah tidak berfungsi sama sekali atau sudah terpisah dengan tubuh asli.
Hanya Priest dengan status Vicar saja yang mampu menyembuhkan atau meregenerasi organ yang sepenuhnya sudah tak berfungsi maupun meregenerasi anggota tubuh yang sudah menghilang.
Ariel juga akan mudah melakukannya, tapi aku ragu pihak Kuil memperbolehkanku untuk menemuinya.
"Itu mengingatkanku akan sesuatu," kata Elena. "Bagaimana bisa kau bisa ada di Hutan Tuscan? Aku menemukanmu saat mengawal unit Reconnaissance untuk memantau area hutan."
"Well ... Panjang ceritanya."
Aku kemudian menceritakan seluruh proses peperangan yang ada di Front timur. Dari mulai saat pasukan Kerajaan Draconia memasuki Margraviate Cataluna, pertempuran Kota Benteng Sarisa, Operasi memutus suplai logistik mereka di wilayah Republik hingga sampai aku tertangkap dan melarikan diri dari pihak Republik.
"Begitu, kah?" gumam Elena. "Kemarin kita baru mendapatkan kabar bahwa pasukan Kerajaan Draconia telah meninggalkan wilayah timur Kekaisaran."
Mereka semua sudah mundur ternyata ...
Itu berarti, misi kami telah berhasil. Semua yang gugur dalam melaksanakan misi ini tidak mati sia-sia ...
Syukurlah.
Pandanganku kembali ke arah Elena, terlihat dia menatapku sambil tersenyum seperti senang akan sesuatu.
"Ada apa?" tanyaku padanya.
"Tidak apa-apa," jawabnya sedikit menggelengkan kepala namun tetap menatapku dengan senyuman. "Hanya saja, saat wilayah timur kita diserang, banyak pejabat Militer yang khawatir karena pasukan utama kita berada jauh di barat. Akan tetapi, aku tidak terlalu takut mengenai hal ini."
"Hmm ... Kenapa?" tanyaku padanya.
"Karena aku tahu, selama kau ada di sana, semuanya pasti akan baik-baik saja," jawab Elena terdengar sangat yakin. "Kau pasti selalu punya rencana untuk membalikan keadaan walaupun dengan sumber daya terbatas dan kondisi tidak diuntungkan sekalipun."
Entah mengapa aku merasa lega mendengar kata-kata dari Elena. Mungkin karena apa yang diucapkannya barusan itu bukanlah sekedar ingin memujiku melainkan sebuah kepercayaan yang absolut padaku.
Akan tetapi, darimana kepercayaannya yang besar terhadapku itu muncul? Apakah karena sumpahku saat itu?
"Aku bukanlah seorang Protagonis yang secara ajaib dapat menyelesaikan seluruh masalah," balasku setengah bercanda dan serius. "Aku hanya melakukan apa yang kubisa saja dengan batasan yang kupunya."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm a Villain In My Own Game?
FantasyGenre : Isekai, Action, Adventure, Romance Tag : Isekai, Academy, Knight, Magic, Saint, Anti-Hero, Hated-Protaginost, Empire, Noble, Politic * Bukan Novel terjemah, ini Karya Orisinilku Asli Kalian bisa Support aku di link ini ya .... https://saweri...