Part 1 'Campur Aduk'

800 83 132
                                    































TEMEN ADEK
























Lorong rumah sakit terlihat ramai. Sebuah mobil ambulan baru saja tiba di depan gedung rumah sakit. Beberapa dokter dan perawat terlihat berlari ke arah mobil ambulan. Supir ambulan bergegas turun dan membuka pintu belakang. Dengan cepat dokter dan beberapa perawat segera menurunkan pasien dari sana.

Minho juga terlihat turun dari mobil ambulan. Dia ikut mendorong brankar bersama dengan beberapa perawat dan dokter. Noda darah terlihat mengotori kemeja dan jasnya. Tapi dia tidak memperdulikannya. Keselamatan Jisung yang lebih penting sekarang.

“Mas, tolong tunggu di sini.” Seorang perawat segera menahan Minho saat brankar itu masuk ke ruang IGD.

“Tapi, Jisung-”

“Tolong tunggu disini, mas. Kami akan melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan pasien.” ucap perawat itu sebelum meninggalkan Minho dan menutup ruang itu.

Minho menghela napas panjang. Dia sangat mencemaskan Jisung. Tapi tidak ada yang bisa di lakukannya selain menunggu dokter dan perawat lainnya menyelamatkan si tupai. Minho pun berjalan kearah kursi tunggu dan duduk disana.

“Enggak seharusnya gue ngomong kaya gitu ke Jisung.” Minho menangkup wajahnya lalu mengusap dengan kasar. Dia kesal dengan dirinya sendiri.

Minho meruntuki dirinya sendiri. Dia menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi pada Jisung. Kecelakaan itu. Minho menyalahkan dirinya yang tidak bisa menjaga ucapannya.

Bukan maksud hatinya untuk menghina Jisung. Tapi itu memang sepenuhnya salah Minho. Dia tidak bisa menahan mulut sampahnya untuk tidak mengatakan hal-hal yang menyakitkan. Minho sudah terbiasa dengan ucapan yang terus terang. Selama ini tidak ada hal yang buruk yang terjadi atas ucapannya yang terkesan blak-blakan itu.

Dan baru kali, hal buruk terjadi. Menimpa seorang yang sudah begitu dekat dengan keluarganya. Seorang yang menjadi sahabat adiknya. Seorang yang sudah masuk ke dalam hidup Minho dan secara terang-terangan ingin menaklukannya.

Hal buruk itu semua terjadi karena ucapan Minho. Dia benar-benar tidak sadar mengatakan hal yang sangat kasar. Dia yakin, Jisung pasti sakit hati atas ucapannya. Minho tidak masalah jika Jisung marah dan kecewa padanya. Tapi dia tidak berharap jika kemarahan dan kekecewaan Jisung akan berujung pada sebuah kecelakaan tragis.

Untuk mobil box yang menabrak Jisung, mobil itu melarikan diri setelah sempat terhenti sejenak. Minho tidak sempat menghentikan mobil itu atau melihat supirnya. Rasa panik yang seketika menyelimuti saat melihat Jisung terkapar dengan darah yang sudah mengalir. Minho hanya memikirkan bagaimana menyelamatkan Jisung lebih dulu.

Beberapa polisi juga tiba bersamaan dengan mobil ambulan. Minho sempat di tahan untuk di mintai keterangan, tapi dia menolak karena ingin mengantarkan Jisung ke rumah sakit lebih dulu. Dia harus memastikan Jisung baik-baik saja.

Beruntung ada beberapa orang yang melihat kejadian dan bisa di mintai keterangan sebagai saksi. Jadi, Minho bisa ikut ke rumah sakit. Dan kemungkinan mobil box yang melarikan diri itu akan menjadi tanggung jawab polisi. Minho berharap supir mobil box bisa segera di tangkap dan mempertangungjawabkan perbuatannya.

Cklek.

Minho mengangkat kepalanya saat mendengar suara pintu terbuka. Seorang perawat keluar dari sana dan dengan terburu-buru menghampiri Minho.

Temen Adek || MINSUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang