Malam itu, seperti biasa, Sesshomaru mengembara, menjelajahi satu wilayah demi wilayah demi mendapatkan pengalaman dan kekuatan bersama kedua yokai naganya.
Namun, Sesshomaru yang agung dan kuat, saat ini terdesak oleh seorang yokai harimau keturunan kuno, lawan terkuatnya hingga kini yang bahkan berhasil memaksanya kabur. Celakanya, yokai itu terus mengejarnya, seakan tak ingin melepasnya.
"Hoi, ke mana kau akan pergi, bocah?! Temani aku bermain lagi! Sudah lama tidak ada yang bisa menghiburku sepertimu! Ayolah, satu malam ini saja!" Sora, sang yokai harimau, berteriak, memperpendek jarak di antara dia dan Sesshomaru.
Sesshomaru menggertakkan gigi. Emosinya memuncak, namun dia menahan diri, terus melarikan diri karena sadar bukan tandingan Sora.
Pada akhirnya Sora berhasil menjangkau Sesshomaru, mengayunkan cakarnya yang nyaris tidak berhasil dihindari Sesshomaru.
Walau tidak kena, goresan masih tercipta di punggung Sesshomaru. Pakaiannya sudah compang-camping di mana-mana dan ditambah lagi kerusakannya barusan oleh Sora.
Sesshomaru melayangkan tatapan sengit pada Sora yang dibalas senyuman menyebalkan.
"Yo, kita lanjutkan pertarungan kita, anak muda!" Sora tak menunggu, segara menerjang ke arah Sesshomaru dan benturan antara cakar dan pedang pun tak terelakkan lagi.
Setelah mereka bertukar belasan jurus, Sesshomaru menyadari pedangnya akan segera patah. Kedua alisnya menukik tajam. Pedang bermata ungu miliknya adalah yang terkuat ... namun di hadapan yokai harimau ini, seolah mainan anak-anak.
Sesshomaru hanya bisa menghindari serangan-serangan Sora setelah pedang kesayangannya itu akhirnya patah. Di pertarungan mereka sebelumnya, dia pernah mencoba beradu kekuatan cakar dengan Sora, keputusan yang merugikannya karena perbedaan kekuatan mereka yang terlalu jauh. Racun mematikan yang selalu menjadi senjata andalannya pun ... hanya berdampak sebentar sebelum kulit dari yokai harimau itu kembali tumbuh.
Sial.... Jika terus seperti ini, Sesshomaru akan mati. Untuk pertama kalinya selama hidupnya dalam enam abad, Sesshomaru merasakan takut, walau hanya sesaat.
"Kelihatannya sampai sini saja batasmu, ya, Nak? Sungguh disayangkan. Jika kau berkembang lebih jauh, setidaknya seratus tahun, ah, tidak, lima puluh tahun saja, aku pasti bukan tandinganmu." Sora berkata santai selepas serangan cakarnya mengenai dada Sesshomaru.
Sesshomaru menggeram. Sudah lama sekali sejak dia terluka dan dipojokkan seperti ini.... Terakhir kali, itu adalah tiga abad yang lalu, ketika Ayahnya masih hidup, saat Inu no Taisho melatihnya ... untuk yang terakhir kalinya.
"Kau jauh lebih muda dariku, kau pasti seorang jenius." Sora memuji, namun tak membuat Sesshomaru merasa lebih baik.
Sora maju, Sesshomaru mundur. Terus seperti itu sampai keduanya tiba beberapa meter di sebuah gua. Sora yang sedari tadi memasang wajah penuh senyum, kehilangan wajah santainya, berubah penuh waspada. Sesshomaru menyadarinya.
Melirik ke gua di belakangnya yang ternyata memiliki sebuah kekkai berwarna putih, Sesshomaru memperhatikan tatapan Sora tertuju ke sana.
Jelas yokai harimau itu mewaspadai tempat tersebut.
"Ada apa? Kau takut pada kekkai gua tersebut?" Sesshomaru mengejek.
Sora tersenyum tipis. "Kusarankan kau tidak berusaha masuk ke dalamnya. Tidak ada satu pun yokai yang bisa bertahan hidup setelah menyentuh kekkai itu."
"Dan kenapa aku harus memercayaimu?" Sesshomaru membalas angkuh.
"Terserah, namun yang pasti ... entah itu olehku atau kekkai itu, nyawamu akan berakhir di sini!" Sora menerjang, melancarkan serangan berupa bola cahaya hitam yang besar, jelas berkekuatan penuh, kali ini dia tidak main-main.
Sesshomaru menyadari, mau berbuat apapun dia, daya penghancur serangan tersebut tidak akan mampu dia tahan. Karena itu ... dengan nekat, dia bergegas masuk ke dalam kekkai gua tersebut. Dan Sesshomaru ... menghilang. Sementara serangan besar yang dilemparkan Sora hilang tak bersisa ketika mengenai kekkai gua misterius tersebut.
Sora terdiam. Perlahan dia menghampiri penghalang gue tersebut. "Ha.... Bagaimana bisa dia masuk begitu saja? Ketika aku sendiri pernah mencoba menembusnya, hanya rasa sakit yang kuterima, lengan kiriku ini pernah kupotong karena terkena racun dahsyat dari sini." Sora bertanya-tanya.
"Saudara-saudaraku yang lain pun ... berakhir lebih buruk daripadaku. Mereka langsung mati ketika bersentuhan dengan kekkai ini." Raut wajah Sora berubah ketika mengingat tragedi tersebut.
"Mungkinkah legenda itu benar? Hanya yang terpilih saja ... yang bisa memasuki gua ini." Sora bergumam.
"Siapa dia sebenarnya?"
Ketika memasuki gua, Sesshomaru terkejut karena dia menemukan aliran waktu seakan berputar di sekitarnya. Banyak pemandangan dunia terbentang di seluruh sisinya, dengan kabut mengelilinginya, Sesshomaru tidak melihat apapun selain hal itu. Beberapa lama kemudian, dia merasakan getaran, cahaya putih yang sangat silau masuk ke dalam retinanya hingga Sesshomaru terpaksa menutup matanya.
Ketika dia membuka mata kembali, dinding berwarna putih menyambut pandangannya. Bau obat-obatan yang tak menyenangkan masuk ke dalam lubang hidungnya. Sesshomaru berusaha menggerakkan tubuhnya yang dia rasa tengah terbaring, tetapi rasa sakit hebat menyerangnya, menghentikan usahanya.
Di mana ini? Apa yang terjadi?
Sesshomaru sedang berusaha mempelajari situasinya ketika pintu tempatnya berada terbuka, disusul suara berisik yang sangat dia kenali dengan dua suara lainnya yang terdengar asing.
"Sesshomaru itu—"
"Lihat! Dia sudah sadar!" Seorang gadis berambut hitam sepunggung berteriak, membuat pemuda dan gadis lainnya ikut memandang ke arah Sesshomaru.
"Keh! Akhirnya kau sadar juga, Sesshomaru! Membuat repot saja! Lain kali kau harus lebih berhati-hati dalam berkendara! Dasar bodoh!" Pemuda berambut hitam sepunggung berceramah, meletakkan kedua tangannya di atas dada.
Walau perkataannya kasar, sorot mata pemuda itu terlihat lega. Dia memiliki rambut hitam, namun Sesshomaru berhasil mengenali pemuda itu adalah Inuyasha.
Sesshomaru lalu mengerutkan kening. Apa yang si hanyou ini bicarakan? Mengapa dia ada di sini? Dan siapa dua gadis yang ada di sebelahnya?
"Kau, apa yang kaulakukan di sini? Mengapa rambutmu hitam? Dan siapa ... kalian berdua?" Sesshomaru berhasil mengeluarkan suaranya yang terdengar serak.
Gadis berambut hitam dengan gaya rambut kucir kuda di bawah terlihat sangat kaget begitu pula dengan gadis yang menggerai rambutnya, Inuyasha sendiri tak luput dari hal itu.
"Sesshomaru.... Apa maksudmu? Apa kau ... tidak mengingat kami?" Gadis berambut kucir kuda rendah mendekat, menggenggam tangannya yang dililit oleh selang plastik aneh. Yang mengejutkan Sesshomaru, tangannya telah kehilangan kukunya yang tajam.
Sesshomaru mengerutkan kening, mengempas tangan gadis itu. "Aku tidak mengenalmu ataupun dia." Sesshomaru mengalihkan pandangannya pada gadis satunya.
Gadis berkucir rendah mundur, banyak emosi yang tersirat di matanya. Kaget, kasihan, tak percaya, dan ... sedih, meski segera wajahnya berubah tenang kembali. Inuyasha dan gadis berambut tergerai terlihat merasakan emosi yang sama, namun mereka tak berusaha menutup-nutupinya.
Sesshomaru sudah merasakan firasat buruk sejak dia sadarkan diri dan memindai ruangan. Hal itu semakin bertambah ketika dia melihat Inuyasha bersama dua orang asing.
"Katakan, di mana ini? Dan siapa kalian berdua?" Sesshomaru berkata dengan nada memerintah.
Sebelum Inuyasha sempat menjawab, gadis berambut kucir kuda rendah membuka mulut.
"Ini adalah rumah sakit. Dan aku ... Higurashi Kikyo, ini adikku, Higurashi Kagome. Dia Inuyasha, yang sepertinya masih kaukenali."
"Aku ... adalah tunanganmu, Sesshomaru."
Latar belakang cerita diambil sebelum Sesshomaru punya pengikut. Ini emang ga sesuai asli, soalnya ini imajinasi gue, oke? Kalo ga suka, silakan pergi. Modern au!
KAMU SEDANG MEMBACA
Another World
FanfictionSesshomaru yang membenci manusia, justru berubah menjadi manusia. Inuyasha bukan milik gue Gue cuma pinjem karakter-karakternya Warning : karakter-karakternya mungkin agak OOC