"Karena ... Aku adalah adiknya Kak Altof tunangan Kak Mey."
Key begitu syok mendengarnya, jadi selama ini yang ia dengar nama 'Ken' itu benar pacarnya. Ia berusaha untuk berfikir positif karena nama 'Ken' itu banyak. Namun, kenyataannya dunia sesempit ini.
Netra Key mulai mengembun, cairan kristal itu sudah siap untuk tumpah.
"Kenapa kamu baru bilang sekarang, itu sama saja kita menikung kakak kita. Meskipun kita berpacaran sudah pasti akan kandas, karena mereka akan segera menikah." Air mata Key luruh membasahi pipinya, sedangkan Ken masih menunduk tak berani menatap Key.
________________________Di dalam ruangan yang menjadi tempat istirahatnya setiap malam, Key menatap sendu ke arah jendela yang terbuka gordennya. Pandangan yang kosong dengan fikiran yang berisik, membuat air mata Key kembali menetes di pipinya.
Bayang-bayang itu kembali mengusik fikiran Key, ia masih belum bisa menerima kenyataan ini, kenyataan yang tidak ia sangkakan sama sekali. Kenyataan pahit yang berada di jalan ceritanya membuat ia bingung akan kisahnya, ntah itu berakhir indah atau berpisah.
________________________
Key menangkup kedua pipi Ken untuk menatapnya, "Lalu bagaimana kelanjutan hubungan kita?" ujar Key, bersamaan dengan air mata yang kembali turun."Aku gak tahu,"
Kalimat itulah yang bisa Ken ucapkan, ia benar-benar tidak tahu harus bagaimana.
_______________________Ucapan Ken yang tidak Key harapkan jawabannya, membuatnya semakin pilu harus terus melangkah atau harus mengalah. Apakah Key akan kuat jika nantinya menjadi saudara ipar? Apakah Key akan sanggup jika ia akan sering bertemu dengan Ken, tapi bukan pasangan.
Tok, tok, tok
Suara ketukan pintu menyadarkannya, ia menatap lekat pintu itu tanpa berniat membukanya.
"Key, ini gue Helda,"
"Gue, juga Key."Suara yang begitu akrab di telinganya, membuat Key membuang nafasnya dengan kasar.
"Huuuft." Key berjalan mendekati pintu untuk membukakan kunci, kalo bukan kedua sahabatnya yang datang gak bakal mau Key membuka pintu kamarnya.
"Masuk!" ujarnya singkat, kemudian kembali ke tempat asalnya ia duduk.
Zyzy dan Helda merasa khawatir dengan sahabatnya yang satu ini, raut wajah yang tidak enak di lihat, rambut yang kusut, mata sembab dengan kantungnya yang hitam dan kondisi kamar yang berantakan membuat keduanya prihatin. Tapi, mereka tidak tahu apa yang terjadi dengan Key.
Zyzy dan Helda duduk di samping Key dan kini posisi Key berada di tengah-tengah mereka.
Helda menggenggam erat tangan Key yang begitu dingin.
"Kalo lo mau cerita, cerita aja ke kita,"
Namun, tawaran Helda hanya di balas senyum getir oleh Key tanpa sepatah kata pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEN & KEY
Teen FictionDua orang kakak beradik yang bernama keynira Sefta Winata dan Meyza Sefta Winata merajut asmaranya masing-masing dengan seorang pria pilihannya. Namun, salah satu diantara mereka harus mengakhiri hubungannya demi melihat orang yang mereka sayangi ba...