Hello gaes...mau ngasih tau yang udah baca Ch 1 sebelum ini up mohon baca kembali sebelum lanjut ke Ch 2, soalnya ada yang aku rubah, hehehe.
Makasih ya gaes. Selamat membaca..
.Thedore masih menatap kearah pintu walau putra bungsunya itu sudah pergi sejak tadi. Dia merasa ada sesuatu yang hilang dari nya.
"Kamu lihat Neil, anak terlihat berbeda, dia bahkan tidak menolak hukumannya walau di tempat itu." Setelah mengatakan itu seorang pria yang sedikit lebih muda dari Thedore keluar dari bayangan di sudut ruangan.
"Anda benar Tuan ku. Tuan muda tidak seperti biasanya." Ucap Pria bernama Neil itu, dia berdiri di belakang Thedore.
Neil telah telah melayani keluarga Thedore sejak lama, jadi ia tahu
sikap Hidde bagaimana selama ini. Tapi dia juga merasa aneh pada tuannya dan merasa kasihan pada Hidde.'Sampai kapan tuan mengabaikan, tuan muda.' Ucap Neil dalam hati.
"
Biasanya dia akan mencari perhatianku, dengan wajah riang
nya. Tapi, dia begitu dingin tadi dan bahkan sudah berani membentak ku." Tutur Thedore pada pelayan setianya itu. 'Dan kenapa aku sangat marah tadi, bukankah yang dikatakan anak itu benar.' Batin Thedore dalam hati.Thedore menempis perasaan aneh dalam dirinya. 'Tidak, dia adalah pembunuh dan aku tidak akan pernah memaafkanya.' Ucapnya dalam hati dengan kebencian yang kembali.
"Neil, awasi anak itu saat di
masion lama." Perintahnya
dengan nada dingin.Neil yang berdiri di belakang Thedore sedikit membungkuk.
"Saya akan melaksanakan perintah anda, Tuan." Jawab Neil..
.
.
.Hidde berjalan di lorong dengan wajah kesal. Sebagai Rian, dia sangat bingung kenapa Hidde ingin sekali mendapatkan perhatian dari ayah menjengkelkan seperti Thedore. Mengingat Thedore, membuat dia teringat kembali dengan kekuatan mengerikan yang memberi tekanan pada selutuh tubuhnya tadi.
Brukk
Hidde yang sedang tidak fokus berjalan di tabrak di tiba-tiba oleh seorang anak laki-laki yang seperti
nya seumuraan dengannya. Tapi bukanya dia yang jatuh tapi malah anak yang menabraknya yang terjatuh. Dia merasa jika mereka hanya bertabrakan pelan."M-maaf...maafkan aku Hidde."
Ucap anak itu dengan wajah bersalah dan ketakutan. Mata biru nya sedikit berkaca-kaca, tunggu mata biru. Hidde baru menyadarinya, apa dia saudaranya atau— ."Achill."
Seorang pemuda datang menghapiri anak itu, mungkin usianya lima belas tahun. Dia memiliki rambut hitam dan mata biru yang sama seperti
anak di depannya. Dia kakak ke dua Hidde, Marvin Matthijs Thedore, dia
mengetahuinya melalui ingatan yang ia dapat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Become a Villain's [HIATUS]
Fantasy"Siapa kau? " Rian mengulangi kembali pertanya nya tadi dengan lebih tegas. Pria tua itu sedikit tertegun dengan intonasi Rian dan tatapan tajam yang dilayangkannya. Belum sempat ia menjawab pertanyaan itu, Rian berkata lagi dengan nada dingin...