Setelah berita kehamilan Jeno, Renjun sangat bahagia bahkan dia berencana membuat jamuan makan malam atas berita gembira itu.
Jeno dapat melihat keantusiasan Renjun, tapi entah mengapa timbul ke khawatiran di hati Jeno tentang hal ini. Dirinya masih bingung, apakan dirinya harus bahagia dengan kehadiran anak ini.
"Jeno kau ingin makanan seperti apa untuk jamuan nanti malam?" Renjun terlihat sibuk mempersiapkan jamuan ini bahkan menanyakan pada Jeno makanan apa yang harus dihidangkan.
"Yang Mulia apa tidak berlebihan untuk membuat acara jamuan makan malam dan kenapa Yang Mulia menanyakan perihal makanan padaku, Yang Mulia lah yang berhak untuk menentukannya." jujur saja Jeno memang merasa jika jamuan makan malam itu berlebihan jika hanya untuk merayakan kehamilan seorang selir.
"Jeno apa maksudmu, tentu saja ini tidak berlebihan apalagi ini adalah keturunan pertama raja dan soal makanan, kau juga berhak memilih ini adalah jamuan untuk malaikat kecilmu." jawab Renjun pada Jeno dengan nada lembut.
"oh iya setelah ini ayo pergi membeli beberapa pakaian untuk kau pakai malam ini, tidak ada penolakan untuk ini." Jeno pun hanya bisa menganggukkan kepala, mana mungkin ia berani menolak perintah sang ratu.
Setelah selesai dengan segala persiapan yang melelahkan, akhirnya jamuan makan malam dalam rangka merayakan kehamilan Jeno pun dimulai. Renjun sungguh mempersiapkan jamuan ini dengan sempurna, dari dekorasi hingga penari yang dipilih pun sangat bagus.
Renjun bahkan membagikan barang kebutuhan pokok pada rakyat, dia juga mengizinkan rakyat untuk masuk ke istana dan ikut meramaikan jamuan ini.
Sedangkan Jeno, dia sendiri masih tidak percaya jika ada malaikat kecil yang harus ia jaga. Sekarang Jeno hanya duduk sambil melihat penampilan para penari yang dipilih oleh Renjun.
Tapi atensinya teralihkan saat Mark tiba-tiba saja duduk di dekatnya.
"Kenapa hanya diam di sini?, ini adalah jamuan untuk seharusnya kau menikmatinya." tanya Mark, karena sedari tadi ia memperhatikan bahwa Jeno terlihat tidak antusias dengan kehamilannya(?)
"Tidak apa-apa Yang Mulia, aku hanya sedikit lelah."
Mendapat jawaban itu Mark merasa sedikit kasihan dengan Jeno, karena memang sedari pagi Jeno ikut mempersiapkan jamuan bersama Renjun bahkan Renjun juga mengajaknya untuk membeli pakaian tadi.
"Apa kau ingin kembali saja ke kamar?"
"Tidak perlu Yang Mulia, Ratu sudah susah payah menyiapkan jamuan ini, alangkah baiknya aku sedikit menghargainya." jawab Jeno yang kemudian memutuskan untuk pergi menyusul Renjun yang sedang berbincang dengan Adiknya."Jeno kebetulan kau kemari, perkenalan ini adikku Jaemin." ucap Renjun memperkenalkan sosok lelaki tampan dengan wajah yang tegas dan perawakan yang tinggi.
Jaemin memperhatikan wajah rupawan milk Jeno, wajah yang terlihat tampan dan cantik pada saat yang bersamaan. Jeno yang merasa diperhatikan pun hanya menatap Jaemin sambil tersenyum kikuk.
"Jaemin-shi"
Mereka menoleh ke arah suara yang memanggil Jaemin, ternyata Mark yang memanggil sang adik ipar.
"Sudah lama kau tidak berkunjung kemari, bagaimana kabar ayah dan ibu?" lanjut Mark bertanya Jaemin.
"Mereka baik-baik saja Yang Mulia." sahut Jaemin.
Setelah jamuan makan malam selesai Jeno memutuskan untuk langsung pergi ke kamarnya. Sesampainya di kamar Jeno meminta pelayan untuk menyiapkan air mandi untuknya. Jeno tau jika tidak baik untuk mandi pada malam hari, tetapi ia merasa tubuhnya sangat lengket dengan keringat dan memutuskan untuk mandi.
Saat sedang fokus dengan acara mandinya, tanpa Jeno sadari ada seseorang yang masuk ke kamarnya.
Jeno tersentak ketika seseorang memeluknya erat, saat dia menoleh ke belakang Jeno melihat Mark yang kini sedang memeluknya sambil menyandarkan kepalanya ke bahu Jeno.
"Yang Mulia apa yang kau lakukan di sini?" tanya Jeno pada Mark sambil berusaha melepaskan diri dari pelukan Mark.
"Emmhh..... aku rindu padamu sayang."
Mendengar jawaban dari Mark dapat Jeno simpulkan bahwa sekarang Mark sedang mabuk. "Yang Mulia ini aku Jeno bukan Yang Mulia Ratu Renjun."
"Eummh.......tapi kau cantik, sama seperti Renjun." ucap Mark uang yang semakin mendusal pada bahu Jeno.
"Yang Mulia lepaskan dulu pelukanmu, aku akan mengantarmu ke kamar Ratu Renjun."
Mark pun mulai melepas pelukannya dari Jeno, dia sedikit tidak rela melepaskan pelukan pada Jeno.
Ketika pelukan Mark sudah terlepas Jeno bergegas untuk memakai pakaiannya. Dan sekarang Jeno sedang memapah Mark untuk kembali ke kamar Renjun.
Saat menuju kamar Renjun, Jeno bertemu dengan Jaemin yang kebetulan baru kembali dari jamuan tadi.
"Jeno, ada apa dengan Yang Mulia Raja. Biar ku bantu memapah Yang Mulia." Sapa Jaemin pada Jeno yang terlihat kesulitan memapah Mark.
"Terima kasih Jaemin sudah membantuku."
"Tidak masalah, dan Jen kau belum menjawab pertanyaanku. Apa yang terjadi pada yang Mulia?" lanjut Jaemin karena Jeno belum menjawab pertanyaannya.
"Sepertinya Yang Mulia mabuk, tadi dia masuk ke kamarku dengan keadaan seperti ini jadi aku membantu mengantarnya ke kamar Ratu Renjun."
Setelah mengantar Mark ke kamar Renjun, Jaemin pun mengantar Jeno kembali ke kamarnya.
Saat sedang berjalan menuju kamarnya Jeno merasa sedikit pusing. Jaemin yang menyadari hal itu sempat menawarkan untuk menggendong Jeno dan tentunya Jeno menolak itu.
Keesokan harinya, Jeno merasa pusing yang mendera tidak kunjung membaik. Jeno akhirnya memutuskan untuk memanggil sang ibu untuk memeriksa keadaannya.
"Jeno sebaiknya kau istirahat saja seharian ini, jangan lakukan hal yang membuatmu lelah. Kau merasa pusing karena terlalu lelah dan kurang tidur." ucap Doyoung pada putra manisnya itu.
"Iya aku akan istirahat setelah ini, ibu tidak perlu khawatir." jawab Jeno sambil meyakinkan sang ibu karena Jeno dapat melihat bahwa Doyoung sangat khawatir pada keadaannya sekarang.
LOVE STORY
[25/06/24]
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story![MARKNO‼️]
Fiksi Penggemar"Tidak" "Ayolah Jeno, tolong gantikan posisiku. Hanya kau yang bisa ku percayai." . . . . " Aku tau kau mencintainya, karena itu aku memilihnya." MarkNo MarkRen TYPO BERTEBARAN!!!!