"Gua mau pindah" ucap Queen dengan nada yang lesu namun berhasil membuat ketiga temannya terkejut.
Saat ini mereka sedang berada di kantin untuk mengisi perut namun ucapan yang dilontarkan Queen barusan membuat nafsu makan mereka seketika menghilang setelah mendengarnya.
"Demi apa? Tiba-tiba banget lu mau pindah, ada apa?" tanya Naura yang kini menatap Queen dengan serius.
Queen yang dari tadi mengaduk makanannya menghentikan aktivitas lalu menghela napas kasar. "Liburan kita kemarin malah buat gua disuruh pindah ke sekolah si kembar."
"Apa ga bisa lu netap di sini aja?" Aqilla bertanya dengan raut wajah yang sedih.
"Semua kepindahan gua udah diurus, harusnya hari ini tapi gua belum pamitan sama kalian." Queen menatap satu persatu sahabatnya dengan ekspresi sedihnya.
"Kita ikut pindah boleh ga?" sebuah pertanyaan dari Naura membuat semua orang mengalihkan atensinya pada Naura.
Arla tersenyum mendengar pertanyaan yang dilontarkan Naura. "Kenapa ga kita berempat pindah ke sana juga, jadi kita tetep ketemu?"
"Kalian jangan aneh-aneh ya, kalau pindah harus beradaptasi lagi. Emang kalian mau?"
Semuanya mengangguk setuju pertanda setuju dengan apa yang dikatakan Queen, sungguh dia tidak pernah mengira jika mereka akan memilih mengikutinya pindah.
"Kalian harus bilang sama orang tua dulu lah, mana bisa asal pindah gitu aja," ucap Queen membuat semuanya kembali mengangguk dengan senyum yang mengambang.
"Lu kan pindahnya mulai hari ini ya, kenapa lu datang ke sini lagi? Kan bukan siswi sekolah ini lagi." Ucap Arla membuat Queen terdiam sejenak.
"Bener juga ya, gua kan bukan siswi sekolah ini lagi, ngapain gua kesini? Untung gurunya tadi ga nanya ya, tapi kan gua kesini buat pamitan sama kalian."
Queen menjadi bingung sendiri akibat pertanyaan yang dilontarkan Arla, mengapa dia hadir jika dia bukan salah satu bagian dari sekolah itu lagi? Kenapa dia baru menyadari semuanya sekarang?
Semakin memikirkannya membuat dirinya semakin bingung, dia tidak ingin memikirkan hal yang tidak terlalu penting baginya karena besok dia sudah berada di sekolah yang berbeda dan berpisah dari para sahabatnya.
"Pokoknya ga boleh ada yang ikut pindah, kita masih sering main meski ga satu sekolah lagi," ucap Queen agar sahabatanya itu mendengarkan perkataan dirinya.
"Gitu banget lu, padahal kita sukarela buat ikut pindah sama lu," celetuk Arla dengan wajah yang memelas.
"Lu tadi bilang nanya orang tua dulu, sekarang ga boleh. Gimana si lu?" kesal Naura, wajahnya terlihat ditekuk.
Queen memutar bola matanya malas. "Jangan sok kaya deh ya monyet."
"Emang kaya, mau apa lu?" ucap Naura dengan wajah yang sombong yang membuat semuanya terkekeh.
"Gua tau ini kenapa ga boleh ngikut kesana," celetuk Arla yang berhasil menarik perhatian ketiganya.
"Kenapa?" tanya Queen dengan raut wajah yang penasaran.
Arla tampak diam sebentar dan mengamati wajah ketiga sahabatanya sambil menahan tawa melihat raut wajah penasaran dari ketiganya. "mungkin dia udah punya temen baru, terus mau ngelupain kita," ucapnya.
Tangan queen spontan memukul kepala arla yang berbicara sembarangan, "Enak aja lu, ga mungkin gua ngelupain kalian gitu aja."
"Lu ada temen baru ya di sana?" tanya Naura pada Queen.
"Temen lama gua doang, ga ada yang lain." Jawab Queen dengan wajah malas menghadapi tuduhan dari sahabatanya.
"Kan, pasti langsung lupa sama kita. Kita ikut pindah aja ya?" Wajah Naura terlihat sangat berharap agar diperbolehkan ikut bersama Queen.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cold Brothers [ON GOING]
Teen Fiction[Follow sebelum baca] Jika orang bilang mempunyai kakak laki-laki itu enak maka bagaimana jika kalian mempunyai kakak laki-lakiyang sifatnya dingin semua bukan hanya 1 namun ada 3, namun sifat dingin hanya menjadi topeng bagi orang lain. Ini kisah t...