III | semakin jauh

66 7 0
                                    

'lain kali tidur dikamarmu sendiri, Sasuke'

Begitu isi sticky note berwarna biru yang ditempel dilaci atas dapur, Sasuke menemukannya saat hendak memasak sesuatu untuk dia makan. Tangan halus seputih susu itu menurunkan sticky note menyimpan kedalam saku celana, lantas Sasuke beralih melihat penutup makanan yang entah mengapa sudah bertengger rapih diatas meja. Sasuke mendekati meja, ia membuka dan melihat ada sepiring nasi dengan telur dadar juga sosis merah sudah siap untuk dimakan.

Ada sticky note lainnya.

"Aku tidak bisa masak, tapi setidaknya aku membantu mu makan. Aku tidak bisa memastikan kapan aku pulang, dan? Jangan menungguku lagi," monolog Sasuke membaca tulisan kanji milik Naruto.

Tanpa berpikir panjang, Sasuke mengambil sendok- ah bahkan segelas air putih sudah disiapkan.

"Bagaimana bisa Naruto menyiapkan ini semua, disaat dia hanya mempunyai satu lengan?"

Lima menit, hanya lima menit bagi Sasuke untuk menghabiskan makanan. Sebetulnya ini lumayan, Uzumaki itu ternyata bisa memasak. Yah, ketimbang asin, masakan Naruto bisa dibilang pas sih.

Sasuke beranjak dari dapur, kini dirinya tinggal sendiri karena Naruto sedang pergi- tidak tahu kemana. Sasuke ingin pergi juga tapi dia sendiri tidak tahu hendak kemana, cukup lama Uchiha ini berpikir sampai terdengar ketukan pintu dari depan, Sasuke beranjak untuk membukakan pintu. Ternyata itu guru Kakashi, Sasuke mempersilahkannya masuk ke dalam. Mereka berdua duduk disofa yang berbeda, Kakashi sofa tunggal sedangkan Sasuke sofa ganda.

Keduanya saling pandang baru setelah beberapa menit saling diam, Kakashi menyampaikan apa yang harus disampaikan. "Sasuke, ada masalah penting yang saat ini menyangkut nama mu,"

Sasuke sendiri sudah tau jawabannya, jadi dia hanya mengangguk mengerti. "Lalu apa hasil dari kesepakatan antar lima desa besar?" Tanyanya inti.

Kakashi tidak terkejut, tentu saja. Karena Sasuke selalu dapat menebak tepat seperti panah tajam yang melesat menuju titik merah bidikan!

"Kau memiliki dua opsi. Mempertanggung jawabkan semua yang sudah kau lakukan selama menjadi missing nin juga atas percobaan pembunuhan yang dituduh padamu dan menerima hasil kedua yang akan didiskusikan kembali oleh lima kage, atau- opsi kedua...." Kakashi menghela nafas sebelum melanjutkan ucapannya.

"Kau diberikan misi lain untuk menggugurkan semua dosa dosa mu itu,"

...

Tenggorokan Sasuke tercekat, mendengar pernyataan Kakashi entah mengapa membuat dirinya membeku dengan perasaan yang tabu. Misi lain? Artinya dia harus meninggalkan Konoha, lagi, bukan?

'kenapa rasa sakit ini datang lagi?'

Benar.

Sasuke bahkan merasa asing dengan dirinya sendiri sebab jantungnya yang berdetak lamban dan terasa layaknya dicubit menimbulkan sakit yang pelik. Kakashi sendiri mengetahui seberapa beratnya pilihan itu jatuh kepada Sasuke, namun dia sendiri tidak memiliki hak apapun untuk andil dalam hasil mufakat yang dilakukan lima pemimpin dari desa besar lain. Kakashi hanya bisa menyampaikan pendapatnya, menurut ia lebih baik Sasuke memilih opsi kedua dibandingkan yang pertama merupakan mufakat panas untuk membuat ajal menjemput klan Uchiha terakhir itu.

Sasuke mengangguk mengerti, sudah cukup seseorang mengorbankan sesuatu untuk dia.

Kini, Sasuke memilih untuk menyudahi kebodohan yang terus ia lakukan hingga sekarang.

'kak... Kau benar, sudah seharusnya aku memilih jalan yang benar. Sudah sepantasnya aku menerima karma ku, dan aku memilih untuk menebus semua dosa dosa yang telah aku lakukan. Demi klan, demi kakak dan demi.... Naru'

Benang Takdir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang