Lucy baru selesai interview.
Tenaganya seperti tersedot oleh HRD yang barusan ditemuinya. Semua hal dipertanyakan hingga Lucy mengenyit penuh keheranan. Memang kalau mau bekerja, urusan keluarga akan jadi tolak ukur dia bisa kerja apa tidak? Memangnya kalau hampir enam tahun bekerja di bidang yang sama itu sia-sia?
Lucy tidak sedikitpun paham yang HRD perusahaan tadi katakan dengan korelasi formasi yang dilamarnya. Semuanya muter-muter tidak jelas. Harusnya menanyakan kemampuan yang Lucy punya, tapi malah bertanya Lucy anak ke berapa.
Selama tiga puluh menit sesi interview, Lucy sangat menahan dirinya untuk tidak mengamuk sebab tidak suka dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Namun, HRD bernama Tendrius itu berhasil mengikis kesabaran Lucy dengan mulut kurang ajarnya.
Pada akhirnya Lucy gagal lolos interview kerja karena membanting meja.
Sangat heboh sampai membuat security menenangkan kedua belah pihak. Lucy merasa direndahkan. Pengalaman kerjanya tidak layak untuk dicaci maki padahal itu merupakan salah satu dari harga dirinya. Lantas salah kah jikalau Lucy belum menikah saat usianya sudah dewasa? Memang salah kalau Lucy tidak bisa berbahasa Korea padahal jelas-jelas perusahaan yang dilamarnya adalah perusahaan Indonesia?
Di mana letak kesalahan dia? Si Tendrius Tendrius itu saja yang sok mencari gara-gara padahal Lucy datang dengan sopan dan menunjukkan keprofesionalitasannya.
"Saya pastikan kamu nggak bakal dilirik perusahaan manapun. Sikap kamu yang bar-bar itu akan bikin kamu kesusahan cari kerja ke depannya," teriak Tendrius sambil menuding Lucy dengan geram. Orang itu ditahan oleh dua orang HRD yang tadi juga mewawancarai Lucy.
"Ya, silakan terserah Bapak saja. Penghinaan Bapak pada saya juga akan saya viralkan dengan detail. Kalau perlu sebut nama perusahaannya juga."
"KAMU NANTANGIN SAYA?"
Pada akhirnya Lucy diseret paksa untuk meninggalkan perusahaan. Dia mendecak ketika sadar kemejanya sobek karena melawan dua security bertubuh besar tadi.
Sialan.
Tidak ada kata lain yang Lucy lontarkan untuk mendeskripsikan kekesalannya.
Selepas momen menegangkan itu, hidup Lucy makin banyaj kesialan. Setiap kali melamar pekerjaan ke perusahaan-perusahaan besar, banyak yang menolak CVnya padahal Lucy memiliki banyak pengalaman. Kalau ingat omongan Tendrius hari itu, Lucy selalu mengumpat dengan kesal. HRD gila itu rupanya benar-benar membuat Lucy tidak bisa bekerja di perusahaan yang diinginkannya.
Sambil berujar Ya Tuhan Ya Tuhan, tangan Lucy masih terus bergerak mencari lowongan pekerjaan. Sudah dua bulan sejak kejadian itu, tapi tidak ada satupun lamaran yang lolos.
Lucy tetap berdiri pada pendiriannya. Tendrius layak untuk dia lawan ketika orang itu terlalu besar kepala dalam memuja dirinya sendiri. Lucy puas membuat orang itu naik pitam hingga mungkin setelahnya masuk UGD karena darah tinggi. Namun, Lucy tidak tahu jika gelutnya dengan HRD sinting itu adalah awal mula kehidupan menganggurnya yang panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romantic Sequence | YJ
Romansa[On-going] Jeha pernah bilang pada Lucy bahwa cewek itu tidak layak menjadi peran utama dalam kisah asmaranya, tapi Jeha menjilat ludahnya sendiri. Gara-gara kucing, mereka jadi meowlove satu sama lain. Tentu saja dengan bumbu dramatis yang sedikit...