Bab 06

14 5 2
                                    

Suatu malam, Liam datang ke kediaman keluarga Adiguna dengan penuh persiapan. Ia membawa sebuah kotak besar berisi gaun mewah dan sepasang high heels yang berkilau, serta seorang MUAㅡMake-Up Artistㅡ profesional yang siap merias Seanna. Liam ingin memastikan Seanna tampil sempurna untuk pesta ulang tahun temannya.

Di ruang tengah, Dimas menyambut kedatangan Liam dengan senyum lebar. "Liam, senang sekali kamu bisa datang."

Liam membalas dengan anggukan hormat. "Terima kasih, Pak Dimas. Aku ingin mengajak Seanna ke acara ulang tahun temanku, aku juga membawakan gaun untuknya dan berharap Seanna akan menyukainya."

Dimas mengangguk setuju. "Dia pasti menyukainya. Silakan duduk, kita bisa berbincang sambil menunggu Seanna bersiap."

Liam duduk di sofa yang nyaman, MUA langsung menuju kamar Seanna dengan diantarkan oleh pembantu di rumah itu untuk mulai merias. Sementara itu, Liam dan Dimas berbicara tentang bisnis di ruang tengah.

"Bagaimana perkembangan perusahaan, Pak Dimas?" tanya Liam dengan nada serius. "Apakah suntikan dana dariku sudah memberikan dampak yang diharapkan?"

Dimas mengangguk, wajahnya tampak puas. "Ya, Liam. Terima kasih banyak. Dana itu sangat membantu kami untuk keluar dari krisis. Kami sudah mulai melihat peningkatan dalam beberapa aspek operasional. Saya yakin, dengan dukungan berkelanjutan, perusahaan ini bisa kembali berjaya."

Liam tersenyum tipis, senang mendengar kabar baik itu. "Bagus sekali. Aku akan terus memantau perkembangan perusahaan, dan jika ada kebutuhan tambahan, jangan ragu untuk memberi tahuku."

Mereka terus berbincang tentang rencana-rencana bisnis ke depan, hingga akhirnya terdengar suara langkah kaki mendekat. Seanna muncul dari kamar dengan gaun mewah yang anggun dan make-up yang sempurna. Liam menoleh dan terpesona oleh penampilannya.

"Wow, Seanna," kata Liam dengan nada kagum. "Kamu terlihat luar biasa malam ini."

Seanna tersenyum, namun ada ketidaknyamanan yang jelas terlihat di matanya. Senyum itu terasa dipaksakan. "Terima kasih, Liam," jawabnya dingin.

Dimas, yang memperhatikan interaksi mereka, langsung berbicara. "Seanna, kamu harus bersenang-senang malam ini. Jangan kecewakan Liam."

Seanna mengangguk patuh, meski hatinya terasa berat. "Ya, Pa."

Liam mendekat dan meraih tangan Seanna dengan lembut. "Ayo, kita pergi. Pesta sudah menunggu."

Seanna mengangguk dan mengikuti Liam keluar rumah. Di dalam mobil mewah Liam, suasana terasa canggung. Liam mencoba mencairkan suasana dengan mengobrol ringan, tetapi Seanna hanya menjawab seperlunya.

Setibanya di pesta, semua mata tertuju pada mereka. Seanna yang anggun dengan gaun mewah dan Liam yang tampan dalam setelan formal menjadi pusat perhatian. Teman-teman Liam menyambut mereka dengan antusias.

"Seanna, kamu benar-benar mempesona malam ini," ujar salah satu teman Liam.

Seanna hanya tersenyum tipis dan mengucapkan terima kasih, masih berusaha menyembunyikan perasaannya yang sebenarnya. Liam, menyadari ketegangan di antara mereka, berusaha membuat Seanna merasa nyaman sepanjang malam. Namun, di dalam hatinya, Seanna merasa semakin terjebak dalam permainan ini, terpaksa mengikuti keinginan Liam demi menyelamatkan perusahaan keluarganya.

Pesta berlangsung meriah, tetapi bagi Seanna, malam itu terasa panjang dan melelahkan. Ia hanya bisa berharap bahwa semua ini akan segera berakhir, dan ia bisa kembali ke kehidupannya yang tenang, meski tahu bahwa harapan itu mungkin tidak akan segera terwujud.

***

Di dalam vila yang megah, musik DJ berdentum keras, membuat lantai bergetar. Cahaya lampu disko berkedip-kedip, menciptakan suasana pesta yang meriah. Seanna berdiri di sudut ruangan, mengamati suasana dengan mata waspada. Deretan minuman beralkohol berjajar di meja, dan remaja-remaja seusianya terlibat dalam pergaulan bebas tanpa ada pengawasan orang dewasa.

Jerat Cinta si Cowok Red FlagTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang