The Butterfly Effect - 016 : Rumah Sakit

173 19 4
                                    

Sabtu, 27 Januari 2024.


i'll get the money tonight.

you don't have to worry.

get well very soon.

Hongjoong tersenyum usai membaca pesan yang Emily tunjukan padanya, baru saja masuk, dan langsung dilaporkannya. Begitu Emily menarik kembali ponsel miliknya dan menyembunyikannya di balik selimut, Hongjoong pun menyentuh tangannya yang tak digunakan. Ada beberapa lebam di sana. Hongjoong hanya bersyukur, tak benar-benar parah walau ada pemeriksaan lebih lanjut, lantaran Jasper juga memukulinya di dada, selain di wajah.

Setidaknya, Emily sudah siuman.

Hongjoong membiarkan para alumni itu resah dengan pemikiran mereka, karena di sini, ada banyak pihak di sisinya. Jadi, tadi, Hongjoong hanya perlu sedikit mengadu pada Ketua 25, lalu meminta anaknya, yang merupakan tangan kanan Hongjoong, untuk sedikit membantunya, semua selesai.

Sejujurnya Hongjoong memiliki urusan lain nantinya dengan tangan kanan satunya lagi, alias Juyeon, tapi itu perkara lain.

Jujur saja, Hongjoong terkejut.

Laporan yang Taeyang berikan, bahwa Yohan dan Mark dalam pengejaran untuk Jasper--mungkin sudah mendapatkannya sekarang. Tapi di sini, ketika Hongjoong tiba setelah satu-dua hal yang harus dilakukannya sebagai pencegahan, rupanya Yunho sudah lebih dahulu tiba.

Emily menjelaskan hal padanya.

Biasanya, para budak tak sampai tahu, siapa ketua dari Lingkaran Dalam--demi menjaga ketua berada di posisi sangat aman. Hanya, Hongjoong, tak peduli. Sejak awal, Hongjoong sudah turun langsung ke lapangan.

"Ada hal lain untuk buat kamu merasa lebih baik?" tanya Hongjoong lembut. Seolah tadi tak sedang dalam keadaan tertekan karena kekasihnya tengah menuntut--dan itu wajar, perasaannya bisa divalidasi. Kecuali, tentang cara pandangnya terhadap Seonghwa. Kini Hongjoong telah meninggalkannya untuk tiba di sini, dan berharap tak akan menjadi masalah lanjutnya. Secara hati-hati, Hongjoong mengusap lengannya. Dalam kedatangannya, Hongjoong hanya membawa bunga dan juga tiga cup mousse. "Bagian mana saja yang sakit, hm? Aku pastikan anggota seangkatanmu akan mengurusmu dengan baik, ya? Sudah, tolong maafkan Jasper?"

Emily tampak sangat kesakitan--dan dia menunjukannya. Tak seperti ketika berhadapan dengan Yunho, Emily tahu bahwa di sini, pada Hongjoong, dia bisa berlindung. 

"Seperti yang telah dijelaskan di awal, Cantik. Semua ini harus dibungkam rapat." Hongjoong melanjutkannya dengan sangat tenang, seolah tengah bicara dengan orang yang dikasihinya. Hongjoong menyentuh helaian rambut dari sisi kepala Emily, dan melihat ada bekas darah kering yang tertinggal untuk dibersihkan. "Jasper akan kami urus di sini, tapi kamu tetap layani yang lain dengan baik, ya? Tak sekarang, Cantik. Dua atau tiga bulan tanpa ada yang sentuh kamu--jika nanti ada, langsung hubungi Kak Hongjoong, ya?"

"T-tapi benar... kamu akan bantu, Kak?"

"Iya." Hongjoong mengangguk, lalu menatapnya. "Berapa kamu minta dari Yunho?"

"S-seluruh yang... aku butuh."

Hongjoong diam sejenak, tapi tetap tersenyum. "Okay. Dua puluh tiga miliar, benar? Dengan uang itu, kamu ingin lepas dari lingkar prostitusi pamanmu sendiri? Seperti itu yang pernah kamu bilang pada Kak Hongjoong, hm?"

"Tapi Ibu bagaimana?" tanya Emily dalam rintihan. "P-Paman memang janji untuk... lepasin aku, kalau bisa bayar sebanyak itu, yang dia tahu aku gak akan pernah bisa. Karena selama ini, Paman yang pegang uang... dari mereka para orang di pemerintahan yang booking dan... aku hanya diberi 30%. Semua cuma karena... mendiang ayah nyaris bongkar... kasus korupsinya, sampai mati dibunuh..."

THE BUTTERFLY EFFECT: MISSED CALLS (OCTAGON SPIN-OFF : BOOK ONE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang