SUASANA BARU

14 2 0
                                    

Hallo reader....

Maaf banget lama tidak update....

Terimakasih untuk kesetiaannya menanti kisah ini,

Semoga masih menunggu kisah berikutnya dari harka dan zilia ya...

Selamat membaca semuanya

*****

Didalam mobil harka tak henti-hentinya mamandangi zilia, sementara zilia tak hentinya memandang keindahan jalan.

"CK, stop baby, berhenti melihat keluar, pandangi saja wajah tampan Ku ini". Ucap harka kesal.

Zilia yang mendengar perkataan harka langsung menolehkan pandangannya kearah pria itu.

"Aku sudah bosan melihat wajahmu hubby. Mulai dari bangun tidur, saat sarapan, saat siang, saat ingin tidur, sampai balik ke pagi lagi. Yang kupandang hanya wajah hubby, aku ingin pandangan yang baru". Balas zilia dengan lancar tanpa dosa.

"What!, katakan sekali lagi, kau bosan melihat wajahku? Heyyy nona, diluar sana banyak yang menginginkan ketampanan dan kekuasaan ku ini. Berani sekali mulutmu itu". Geram harka dengan jawaban istri kecilnya itu.

"Ya ampun, mulutku ini semakin menjadi-jadi. Mati sudah aku".

Zilia menutup mulutnya dengan kedua tangan sambil membelalakkan mata.

Harka tentu tahu bahwa yang dikatakan zilia itu adalah kebenaran yang dirasakanya. Karena memang tiap menit harka selalu menunjukan wajahnya meskipun saat dirinya sibuk bekerja. Iya selalu menyuruh pak dito untuk memberikan smartphone nya pada zilia, karena harka belum mengizinkan zilia untuk memegang telepon genggam.

"Kemari kau baby". Harka memanggil zilia dengan komando jari telunjuknya.

Zilia menggeser bokongnya lebih mendekati harka.

"Pejamkan matamu baby" perintah harka.

Zilia menuruti perintah harka, takut jika melawan ia akan tamat didalam mobil ini.

"Ctak..."

"AWWW.....".

Zilia memekik sambil memegangi keningnya. Iya membuka mata dan menatap sinis harka yang sudah menyelentik keningnya dengan keras.

Zili menggeser tubuhnya menjauhi harka sambil tangan kanan masih mengusap keningnya yang merah. Namun dengan sigap harka merangkul pinggangnya dan menarik tubuh kecil itu kepangkuan menghadap dirinya.

"Masih berani mengatakan bosan terhadapku?".

Zilia menggelengkan kepala dengan tangan yang masih mengusap keningnya. Mulutnya dimajukanya menandakan dirinya sangat kesal terhadap pria dihadapannya.

"Masih mau berpaling dariku?".

Zilia kembali menggeleng dengan ekspresi dan gerakan yang sama.

"Kemarilah". Harka membungkus tubuh zilia dengan tubuh tubuhnya, ia menarik wajah zilia dan mengecup bibir peach itu.

"Sakit?". Tanya harka sambil mengusap kening zilia.

"Sakitlah, bagaimana tidak sakit, lihat sampai berdenyut kening ku". Sambil memajukan keningnya menunjukan tanda yang diberi harka.

" Tapi, denyut dikeningmu tidak sedenyut miliku sekarang baby, ahhh dia ingin menyantap miliknya".

Harka memandang zilia dengan penuh makna. Sementara wanita itu tidak paham apa yang di maksud, sampai ia merasakan sesuatu yang menonjol dibawah bokongnya. Zilia membelalakkan mata, paham maksud perkataan harka. Secepat kilat ia bangkit dari paha harka dan meringsut kesudut kursi mobil.

"Hubby, kita sedang dimobi". Ucap zilia takut.

"I Know baby, kita buat suasana percintaan baru". Harka meringsut maju mendekati zilia dengan tatapan buasnya.

"Hubby, stop kita sedang dijalan sssst..".

Desir Zilia saat harka mulai mengecup leher dan meremas dua gunung kembar miliknya.

"Ahhhh....".

Harka mulai melucuti pakaian atas zilia, menariknya kebawah dan menghisap salah satu gunung itu.

Ahh hubby, stop. Ada Hans didepan.

Mendengar perkataan zilia dirinya dengan cepat menutupi tubuh atas zilia dan memeluk wanitanya itu.

"Hans, kau mau mati ya!". Harka melihat Hans dengan tatapan membunuhnya.

"Saya tidak melihat apapun tuan muda, lanjutkan saja aktivitas tuan. Saya tidak akan berani mengganggu tuan". Ucap Hans dengan santainya, padahal hatinya sudah berdegup kencang karena mendengar suara-suara dari belakang. Ya, walaupun Hans bisa mengalihkan untuk tidak melihat, namun untuk suara tidak bisa di alihkan.

" Awas kau Han, kupotong gajimu 3 bulan kedepan!". Ketus harka.

"Maaf tuan muda, tapi apa kesalahan saya?". Ucap Hans mempertanyakan pemotongan gajinya, namun wajahnya masih datar.

"Kesalahanmu karena mengganggu kesenanganku saat ini!". Jawab harka

" Maaf tuan muda, tapi jika saya tidak ada, maka tuan muda tidak akan ada punya kesempatan seperti tadi, karena tangan tuan akan mengendalikan mobil ini. Balas Hans dengan tusukan kalimat.

"Kau benar-benar mau mati ya Hans." Terimakasih harka kesal.

"Maafkan saya tuan muda". Ucap Hans sambil menundukkan kepalanya, ia menahan tawanya agar benar-benar tidak mati.

"Sialan kau Hans". Ketus harka.

Harka kembali menatap zilia, dilihatnya wanita itu tampak malu dengan apa yang terjadi beberapa menit lalu.

"Baby, kita lanjutkan?". Ucap harka mulai menarik kembali atasan zilia.

"No hubby, stop!". Zilia menyilangkan tangan menutupi dadanya.

"Ada Hans hubby, kau tidak punya malu apa ya?"

"Hans tidak akan berani melihat kesenangan kita hubby, lagian mobil ini akan tetap berjalan, jalanan tampaknya sedang sunyi. Lihatlah, alam menyetujui percintaan kita disini".

Harka menyeringai, menatap penuh nafsu zilia. Tanpa aba-aba ia melucuti baju zilia, dan mendorongnya ke sandaran kursi. Iya menaiki tubuh zilia menikmati gunung kepemilikan.

"Ahhhh... Hubby....ssttt"

"Permainan kita mulai baby". Bisik harka ditelinga zilia, kemudian menjilat telinga itu.

Hans memalingkan kaca spion didepan, dia menancapkan earphone ditelinga kanan kiri, menghidupkan musik dari smartphone dan mengencangkan musik mobil.

"Hahhhhh...... Tuan muda benar-benar sudah gila! Gila dan bodoh!". Hans memaki harka yang berbuat tak senonoh secara live.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hanya Ingin HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang