lima mas

5.4K 241 4
                                    

-votmen syang
Gavin - jeno kecil umur 3 tahun
Gita - giselle

••
Setelah kejadian kemarin terpergok oleh gavin anak semata wayangnya juan, sekarang gavin terus menerus main ke kantornya juan.

"Tante antel mau ketemu mama na." Gavin menjinjitkan kakinya di meja sekretaris juan.

"Ayo sini." Sekretaris juan sudah tau mama na yang gavin maksud itu nala, sekretaris juan pun menggandeng tangan kecil gavin lalu memasuki lift.

Sekretaris juan dan gavin pun keluar dari lift setelah sampai di lantai kerja nya nala, terlihat nala yang sedang duduk sebelahan dengan hara.

"Mama!" Gavin langsung menghampiri nala, nala menatap kaget gavin yang sudah ada di hadapannya.

"Gavin sama siapa kesini?" Nala menatap gavin dengan khawatir, takut gavin sendirian menghampiri dirinya.

"Sama tante gita, tu." Gavin menunjuk gita yang sedang tersenyum.

"Mama, gavin mau disini sama mama ya?" Nala pun mengangguk lalu menaikan gavin ke pangkuannya.

"Gavin sama saya, terimakasih sudah mengantarnya." Gita pun tersenyum lalu menganngguk dan berpamit pergi dari sana.

"Wah wah ada apa nih sama pak bos." Hara tersengum mencurigai nala yang hanya menatapnya datar.

"Kepo." Hara menatap nala dengan wajah yang sebal.

"Heuu awas nanti kalo mau nikah undang gue ya?" Nala menggeplak dahi hara.

"Jauhin pikiran yang terlalu jauh." Nala memang sangat suka mengerjai hara walaupun hara lebih tua dari nala.

"Ya habis anaknya aja udah mama-mama aja ke lo, ga curiga gimana gue." Hara mencolek pipi gavin yang gembil, gavin pun menengok ke arah hara lalu tersenyum manis sampai matanya ikut tersenyum.

"Aaaa imut banget kamu." Hara gemes sendiri ngeliat gavin.

"Makasii aunty." Gavin kembali menatap ipad nya yang ia bawa tadi.

"Aunty? tapi kan gue laki, tapi laki juga gue punya mem-" Nala langsung membekap mulut hara yang cucas-cocos keceplosan nya.

"Ada anak kecil." Hara pun hanya mengangguk saja, lalu nala pun menyuruh hara kembali melanjutkan pekerjaannya.


°°
Juan sedari tadi tidak mendengar suara gavin jadi merasa aneh, kemana anaknya pergi, juan pun berjalan ke luar ruangannya lalu menghampiri gita.

"Kemana gavin?" Gita kaget karna tadi fokus dengan pekerjaannya.

"Oh ada di lantai bawah pak, di tempat kerja nala." Juan mengerutkan alisnya, lalu pergi dari sana lalu memasuki lift.

Casey yang ada di dalam lift tersenyum senang karna se lift dengan juan, juan hanya diam dengan ekspresi datarnya, memasukan kedua tangannya ke dalam kedua saku celananya.

"Selamat siang pak, mau makan siang ya?" Juan hanya mengangguk saja tetap dengan ekspresi datar nya.

"Mau makan siang bersama pak?" Casey mendekatkan dada nya ke arah juan, iman juan di uji disini.

Juan mengeraskan rahangnya sembari menutup matanya, mengingat-ingat nala agar ia tidak menjadi bajingan lagi.

"Nala juan, nala!" Juan menatap casey dengan datar.

"Tidak, tolong menjauh dari saya, tidak sopan." Casey tertohok dengan perkataan juan, casey pun sedikit menjauh dari juan dengan wajah cemberut.

Juan pun sampai di lantai tempat kerja nala, terlihat nala yang sedang memeluk gavin di pangkuannya yang sedang tertidur, nala masih terus mengetik di komputernya.

Para karyawan pun membungkuk dan menyapa juan, juan hanya mengangguk saja, nala tidak menyadari adanya juan ia masih terus fokus ke komputernya.

"Sudah, ayo makan siang." Nala kaget juan menumpukan satu lengannya di meja kerjanya menatap nala dengan lembut.

"Ah pak, selamat siang." Nala sedikit membungkuk sembari duduk karna sulit untuk bangkit dari duduknya ada gavin yang tertidur.

Casey yang ada di belakang juan menatap nala dengan kesal dan merasa cemburu, casey pun menghentakan kakinya pergi dari sana.

"Bisa-bisanya dia dekat dengan pak juan dan anaknya, bajingan." Orang-orang menatap casey aneh yang terus menggerutu.

"Sini gavin nya, ayo makan siang bersama." Hara tersenyum menatap juan dan nala jadi hara yang salting sama sikapnya juan ke nala.

Nala hendak memberikan gavin pada juan, tapi gavin malah semakin erat memeluk nala dan sedikit merengek.

"Sudah tidak usah, biar saya saja, nanti gavin nangis." Nala pun menatap juan, juan hanya mengangguk saja dan membantu nala untuk berdiri dari kursinya.

"Aku duluan ya hara, makan siangnya." Nala menatap hara, hara menatap nala dengan wajah yang menggoda nala, nala hanya cuek saja.

"Ya sok aja, semangat pdkt nya." Hara tersenyum tertahan, juan yang mendengar itu tersenyum tipis.

"Terimakasih hara." Hara kaget tapi hara mengangguk dan menyemangati juan yang mau pdkt sama nala.

Setelah juan dan nala pergi dari sana, para karyawan dan lain-lainnya membicarakan hal yang baru saja terjadi, kantor jadi ricuh dengan gosip nala yang dekat dengan CEO baru.




see you the next chapter

MAS DUDA•NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang