"GISTARA BANGUNNN"
"KAMU GAK SEKOLAH HAH?"
"BUMI SUDAH DATANG NIH"
"CEPETAN BANGUN ATAU BUNDA SURUH BUMI NINGGALIN KAMU"Teriakan wanita paruh baya terdengar nyaring di kediamanan Elevanka. Daisy selaku pelaku utamanya yang merupakan ibu dari Gistara terlihat sangat lelah meneriakkan putri sulungnya yang jam segini belum kunjung bangun. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 06:30, dan Bumi sudah menunggu Gistara sedari tadi.
Sekarang Daisy sedang sibuk membantu putra bungsunya mengerjakan PR yang baru diberitahukannya pagi ini. Tentu saja Daisy marah anak-anaknya sungguh nakal dan susah di atur. Terlebih suaminya sedang kerja di luar kota sehingga semua pekerjaan harus dilakukannya sendiri.
"Nak Bumi, tolong bangunin Gistara ya! Kalau gak mau bangun siram saja pakai air biar kapok." Pinta Daisy yang masih sibuk membantu Alpha mengerjakan tugasnya.
"Adekmu yang satu ini juga sudah mulai nakal meniru kakaknya." Lanjut Daisy sambil menatap tajam Alpha yang sedari tadi terdiam merasa bersalah karena lupa mengerjakan tugasnya semalam.
"Baik Bunda."
Dengan senang hati Bumi berjalan ke lantai atas menuju kamar Gistara. Tentu hal yang menyenangkan membuat gadis itu kesal pagi-pagi begini.
Keluarga Gistara dan Bumi sudah sangat dekat sejak lama. Itu sebabnya
Bumi dan Gistara sudah sahabatan sejak balita. Keluarga Gistara sudah mengganggap Bumi keluarga begitu juga sebaliknya. Itu sebabnya Daisy tidak canggung menyuruh Bumi membangunkan Gistara karena setiap hari mereka selalu bermain bersama, baik di rumah Gistara maupun di rumah Bumi.Bumi juga memanggil Daisy dengan panggilan Bunda sama seperti Gistara dan Alpha karena Daisy sudah menganggapnya sebagai putra. Terlebih ibunya Bumi sudah meninggal sejak ia lahir dan ayahnya memutuskan untuk tidak menikah lagi.
Meski Bumi tidak punya ibu namun ia tidak kekurangan kasih sayang sedikitpun karena Daisy sudah memberikannya.Ceklek..
Bumi membuka pintu kamar Gistara dan terlihatlah sosok yang harus di bangunkan.
Gadis itu membungkus dirinya rapat-rapat dengan selimut. Sepertinya dia sangat kedinginan. Bumi tersenyum miring.Dengan sekuat tenaga Bumi menarik selimut dari tubuh Gistara.
"Aaaaaa bundaaa dinginn." Gistara langsung meringkuk kedinginan sedangkan Bumi tertawa cekikikan melihat tingkah Gistara.
"Hey, anak nakal cepetan bangun!" Bumi menggoyangkan tubuh Gistara yang masih meringkuk di kasur.
"Gamau, dingin Bumiii Lo pergi aja sekolah sanaa." Gistara masih tidak mau beranjak dari tempat tidur.
"Oh, yaudah kalo Lo gamau bangun kata bunda disiram aja pakai air, biar basah kasurnya sekalian. Terus nanti malem Lo tidur di lantai deh."
"Ihhh Bumi nyebelinn!"
Mau tidak mau Gistara beranjak dari tempat tidur langsung menuju kamar mandi. Bumi hanya menggeleng melihat tingkah Gistara yang tidak pernah berubah sejak dulu yaitu malas bangun pagi.
Sembari menunggu Gistara selesai mandi, Bumi mempersiapkan seragam, sepatu dan mengecek buku yang akan di bawa Gistara ke sekolah. Setiap hari inilah tugas Bumi makanya selalu datang pagi ke rumah sahabatnya itu. Memang dari dulu Bumi selalu mengurus Gistara dan mengajarinya banyak hal. Terutama melindungi Gistara. Bersama selalu kurang lebih 17 tahun membuat Bumi sudah tahu segalanya tentang Gistara. Begitu juga kasih sayangnya sudah teramat besar pada perempuan yang paling dia sayangi itu.
Mereka sudah siap dan segera berangkat ke sekolah.
"Bunda kami berangkat dulu ya!" Bumi menyalim tangan bunda yang di ikuti oleh Gistara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serein Whispers
Teen FictionBagaimana rasanya melihat sahabat yang selama ini sangat sayang dan perhatian kepadamu kini mencintai gadis lain dan kamu tidak boleh protes akan hal itu? ~Bumi kini mengalihkan seluruh perhatiannya pada senja dan tak lagi menghiraukan suara dan mel...