"Loh, kok masih pada berdiri di sini? Angit sayang, ini temen-temen barunya disuruh duduk dulu dong... Ke meja makan aja mau ya? Tante bikinin kalian minum sama ambilin kue."
Anak berkepala tempurung yang dipanggil 'Angit' itu main langsung pergi ke belakang meninggalkan Ryan, Andra dan Jul tanpa mengeluarkan satu patah kata pun pada mereka. Lagi-lagi ketiganya hanya bisa hah hoh hah hoh mencoba mencerna situasi saat ini.
"Emang siapa temen-temen barunya? Kita gitu jadi temennya? Diajak ngobrol aja engga weh." Kata Jul yang sudah ingin keluar saja dari rumah itu. Lebih baik dia bertemu Aya di luar dan diomeli habis-habisan ketimbang harus berada di situasi canggung seperti ini.
"Ga boleh gitu Jul, bisa jadi dia ga punya temen karna suatu alasan tertentu. Kita nih sebagai anak-anak baiknya Perum Nuansa Bening harus bisa mengayomi teman sebaya seperti dia, apalagi dia punya keterbatasan gitu. Ayo gaes, kita rangkul dia." Kata Ryan dengan nada dan ekspresi 'sok bijaknya', menepuk bahu Jul sebelum melangkahkan kakinya dengan santainya meyusul Angit dan Ibunya ke belakang. Berasa sudah di rumah sendiri, Yan?
"Keterbatasan ap, Ndra?" Tanya Jul bingung. Sementara Andra yang sama bingungnya juga hanya bisa geleng-geleng kepala sambil mengangkat kedua bahunya. Tak lama keduanya mengikuti langkah Ryan.
Si Angit Angit itu sudah duduk manis bersandar di kursinya dengan dua tangannya dikunci di bawah meja sementara Ibunya menyiapkan berbagai sajian kue dan minuman dingin untuk menyambut 'teman-teman baru' putranya tersebut. Ryan dan Andra sudah duluan mengambil tempat berhadapan dengan Angit. Sementara Jul yang seharusnya duduk saja di sebelah Angit, malah mengangkat kursi kosong di samping Angit dan menariknya ke deretan dua sahabatnya.
"Geser dulu ke situ Yan, sempit ku rasa!"
"Geser-geser, gue yang sempitlah ini Jul! kenapa ga duduk di samping dia aja sih?!" Balas Ryan sambil nengok ke arah Angit yang masih diam saja menatap mereka.
"Ih ga mauu!"
Benar-benar kayak bocah berantem sampai dorong-dorongan badan mana Ryan tetap kekeuh ga mau geser. Andra sampai memutar bola matanya malas, mengambil inisiatif untuk bergeser ke kanan agar Jul kebagian tempat di samping Ryan. Padahal meja panjang itu ya panjang (?) kan bisa aja Jul duduk di samping Andra kalau dia mau.
Mungkin karena sudah terbiasa, sudah template, Ryan yang harus selalu di tengah entah Andra atau Jul di kanan atau kirinya pokoknya Ryan itu di tengah. Cuma kalau masalah berantem ga pernah di tengah. Antara dua aja: kalau bukan Ryan biang keroknya, pasti Ryan yang jadi kompornya.
"Tante mau ke depan dulu yaa atur-aturin barang. Kalian ngobrol aja sambil makan dan minum. Dihabisin loh yaa~"
Setelahnya mereka bertiga ditinggal lagi dengan Angit yang sampai detik itu pun masih enggan buka mulut. Tidak mau bicara, tapi tangannya bergerak untuk mengambil kue dan menuangkan minuman ke gelas untuk dirinya sendiri. Sementara ketiga anak itu hanya bisa melihat, Andra bahkan sudah menelan liur karena sirup marjan yang sudah diberi es itu. Terlihat sangat segar.
KAMU SEDANG MEMBACA
• Cloud in the Sky ⋆。°✩ NoHyuck GS ⋆。°✩
FanfictionSky needs his Cloud with him ˚₊⊹ᰔ This is story of their youth: To find true love, To depend on what so called family, To grow stronger with bestfriends. ⋆.˚✮🎧✮˚.⋆ᥫ᭡.⋆˚࿔𝜗𝜚˚⋆⋆.˚🦋༘⋆ Written by misssbee 🐝 • NOHYUCK (feat. JAEMREN & JICHEN) • GE...