18 : Aku Bukan Gadis Baik

234 28 2
                                    

Aneka makanan lezat telah terhidang di meja, dan beberapa botol minuman menjadi pelengkapnya. Ini bahkan lebih mewah dari makanan yang teman-temannya makan di pesta tadi.

Jia menyantap makanan yang disukainya dengan senang hati, sedang para lelaki, mengobrol santai seperti biasa.

"Makanlah yang banyak, kau pasti butuh mengisi tenaga." Jeno memberikan sepotong daging untuknya.

Jia tersenyum padanya. "Gomawoyo,"

"Eung," Jeno hanya mengangguk saja dengan senyumnya.

Jeno berhasil membuat teman-temannya menganga terkejut. Jisung hampir saja menjatuhkan sumpit di tangannya.

"Hyung, kau serius?"

"Mwo?"

"Apa kalian akan berkencan?" tanya Mark dengan pandangan curiga.

"Kita sud——"

"Hahahaha!" Jia memotong kalimat Jeno dengan tawa konyol.

"Ada apa?" Haechan menatapnya dengan kerutan dahi.

"Ani~" Jia menggeleng dengan raut datar.

"Kita, apa?" Jisung rasa pendengaranmya tidak salah. Jelas-jelas Jeno akan mengatakan sesuatu tadi.

"Tidak ada apa-apa." balas Jeno dengan raut meredup.

Jia melirik pada Jeno seraya menggigit sumpit di tangannya. Rasa bersalah padanya semakin besar. Jika hubungan ini di teruskan, ia khawatir akan lebih menyakitinya.

"Cepat makan." Jia terlonjak kaget karena senggolan Haechan di lengannya.

"Ah~" tetap saja ia tidak bisa makan dengan tenang.

Semuanya lantas mendengak begitu Jia berdiri.

"Mau apa?" tanya Haechan heran.

"Aku... Ingin membeli es krim dan permen."

"Ya, gigimu bisa sakit jika makan itu bersamaan." sambar Haechan.

"Baiklah. Es krim saja saja."

"Jangan lama-lama." Haechan mengijinkan.

"Enggg..." Jia menggigit bibirnya.

Haechan kembali mendengak menatapnya. "Ada apa?"

"Aku ingin Jeno Oppa, menemaniku." katanya cepat. Membuat kedua mata Haechan melebar karena terkejut.

"Apa——" Haechan belum selesai memprotes ketika Jia sudah menarik Jeno pergi dari sana.

"Oppa, ayo." tentu saja, Jeno dengan senang hati mengikutinya.

Mark dan Jisung tertawa melihatnya.

"Kemungkinan teman kita akan mengakhiri status single nya." kekeh Mark.

"Itu bagus." Jisung setuju.

Haechan ingin menyusulnya, tetapi ia urungkan. Ia pikir dirinya terlalu egois jika melakukan itu.

Meskipun mencoba tenang, tetap saja Haechan tidak bisa santai seperti biasanya. Rasanya seperti ada api yang menyala-nyala di dadanya.

"Tidak boleh." potong Haechan.

Jisung dan Mark kompak menoleh pada Haechan.

"Wae? Bukannya kau senang sebagai kakak?" Mark menatapnya heran.

"Jangan temanku."

"Aigoo, hyung. Kau sangat kejam. Jika mereka saling menyukai, tidak masalah kan?" tukas Jisung.

POISON [LEE HAECHAN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang