Chapter 21

147 18 0
                                    

Maaf atas keterlambatan updatenya....
Emakku sempet dirawat di rumah sakit dan karena itu otakku gabisa diajak kerja sama buat lanjutin ini.
Alhamdulillah beliau sudah membaik walau masih harus rawat jalan dan terapi.

Anyway
Happy reading~

Kegelapan telah menelan istana cahaya sepenuhnya, dan perlahan mulai menyebar dan melahap area lain di sekitarnya.

'Bagaimana semuanya jadi seperti ini?'

Tepukan lembut di bahu membuatnya menoleh, mendapati surai ungu yang menatapnya khawatir dan kemudian mendekat, merengkuhnya kedalam pelukan hangat pria itu.

"Jangan khawatir, mereka semua orang yang kuat. Mereka akan baik-baik saja" Ucap Reo, sang pria bersurai ungu tersebut.

Gadis yang berada dalam dekapannya mengangguk lemah dan bergumam "Ya"

'Srak srak'

Suara semak-semak yang bergerak membuat mereka langsung waspada dan memasang kuda-kuda bersiap untuk menyerang jikalau musuhlah yang muncul dari baliknya.

Warna putih adalah hal yang pertama mereka lihat, berjalan dari balik pepohonan dan semak-semak. Keduanya bernapas lega karena yang muncul adalah Nagi. Disusul dengan seseorang berkulit agak gelap dibelakangnya dan seseorang bernetra heterokrom yang mereka sempat tinggalkan sebelumnya. Mata (Name) melebar melihat kedua sosok tersebut dan langsung berlari memeluk keduanya erat dengan air mata yang mengalir di kedua pipinya. Kedua Adam tersebut tersenyum dan memeluk balik sang hawa. Nampak kelegaan di wajah mereka semua, termasuk Nagi dan Reo.

Shidou menggunakan sihir apinya untuk membakar beberapa potong kayu di perapian. Sebuah gubuk tua yang ditemukan oleh Nagi saat berkeliling memeriksa area hutan di atas gunung tempat mereka bersembunyi, menjadi tempat berlindung sementara. Setidaknya tempat ini bisa melindungi mereka dari dinginnya malam yang semakin mencekam.

Satu-satunya sosok hawa diantara mereka terus menempel pada Aiku, takut jika ia akan terpisah lagi dengan sosoknya. Kejadian sebelumnya seakan membekas dan menorehkan luka yang dalam untuknya.

"Jadi.... Bagaimana kalian bisa bersama dan lolos dengan selamat?" Tanya Reo penasaran.

"Ceritanya panjang" Jawab Aiku, kedua lengannya melingkar erat pada pinggang (Name) yang berada diatas pangkuannya. Bersandar pada dadanya.

"Persingkat" Balas Reo ketus, ia terlihat kesal dan agak tidak sabar.

Aiku tertawa dengan sok keren, Shidou memutar bola matanya malas. Ia hanya diam, malas meladeni yang lainnya dan memilih untuk tidur tak jauh dari Aiku dan (Name), tangannya terulur dan menggenggam tangan gadis itu erat.

"Jadi... Saat aku sedang terdesak, Shidou muncul dan menggunakan sihir cahaya. Namun versi miliknya tidak sekuat Isagi atau (Name) jadi serangannya hanya cukup untuk memberikan waktu kami untuk kabur" Ucap Aiku.

"Lalu, dimana Isagi dan Kaiser?" Tanya Reo, lagi.

"Jangan bertanya tentang para pengkhianat itu" Balas Shidou kesal, terlihat jelas bahwa ia sangat marah sekarang.

"Apa maksudmu?" Kali ini, bukan (Name) lah yang bertanya.

"Isagi dan Kaiser, aku memergoki mereka berdua di ruang bawah tanah sedang membangkitkan para iblis. Dan semua ritual yang selama ini dilakukan oleh (Name) bukan hanya untuk mengakhiri kesengsaraan di dunia ini, namun sekaligus untuk melepas segel para iblis yang sebelumnya disegel oleh saintess dan para raja sebelumnya memakai nyawa mereka" Jawab Shidou.

"Apa..... T-tidak mungkin. Isagi dan Kaiser adalah pengkhianatnya? Bohong kan?" (Name) menutup mulutnya dengan kedua tangan, menahan air mata yang berusaha membobol, mengalir dari matanya.

Reo dan Nagi, terlihat kekecewaan di wajah mereka, namun mereka memilih untuk diam. Berusaha mencerna informasi yang baru saja mereka dengar.

"Apa yang harus kita lakukan sekarang? Apa kalian punya rencana?" Tanya Reo.

"Satu-satunya cara yang harus kita lakukan adalah menerobos para iblis itu dan masuk ke ruang bawah tanah. Kita harus bertarung dan mengalahkan Isagi dan Kaiser. Kita harus membunuh orang yang memanggil kumpulan iblis itu untuk menghentikan pergerakan para iblis itu, lalu (Name) harus mengunci rapat kembali segelnya" Ucap Shidou.

"Tidak ada cara lain..... Mari kita, lakukan itu" Ucap Nagi.

Malam itu, tak ada satupun diantara mereka yang dapat tidur. Ketegangan mengisi suasana gubug kecil itu. Mereka terdiam, pikiran mereka dibayang-bayangi oleh bayangan dimana mereka harus membunuh dua orang yang telah menjadi bagian dari mereka. Perasaan mereka begitu campur aduk, meski kecewa adalah yang paling mendominasi.

To be continued~

Substitute Queen | Bluelock x readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang