CHAPTER 64

777 92 11
                                    


***

Jakarta, malam hari pukul 20:00

Malam ini gracio sedang berada dikediaman keluarga natio. Gracio kesana karna tadi gita mangabarinya bahwa shani sedang sakit dan menyuruhnya untuk datang.

Gracio yang mendengar kabar bahwa shani sedang sakit, jelas ia sangat khawatir. Saat ini ia sedang berada dikamar shani, gracio terlihat sedang menyuapi shani.

Gracio sangat sabar menyuapi shani, bahkan gracio sempat kesal setelah mendengar bahwa shani jarang makan dan terlalu sibuk dengan kerjaanya.

Marsha dan jinan hanya melihat interaksi keduanya hingga tak lama marsha pun pergi dari sana dan diikuti oleh jinan.

Setelah marsha dan jinan pergi tak lama makanan shani pun habis. Gracio pun memberikan segelas air putih pada shani, kemudian ia ingin membereskan alat makan yang dipakai shani barusan.

Melihat gracio yang beranjak dari sana, shani pun bertanya padanya.

"Mau kemana?" Tanya shani.

"Beresin ini bentar.. ntar aku kesini lagi." Ujar gracio.

"Nanti aja.." suruh shani.

"Kenapa?" Tanya gracia.

"Ada yang ingin aku omongin sama kamu." Jelas shani.

Gracio pun menatap shani, terlihat wajah serius milik shani. Akhirnya gracio pun mengurungkan niatnya dan menuruti kenginan shani.

Gracio pun meletakan kembali alat makan shani dimeja kemudian ia duduk disamping shani. Keduanya saling diam sejenak hingga akhirnya shani mulai membuka suara.

"Apa kabar?" Tanya shani.

"Baik.. kenapa kamu nanya itu?" Ucap gracio.

"Karna sudah seminggu ini aku gk tau kabarmu.." ujar shani.

"Maaf.. aku sedang sibuk akhir akhir ini." Ucap gracio.

"Gpp."

Keduanya pun saling diam sejenak, shani dan gracio hanya saling tatap beberapa saat. Keduanya menata dalam antara satu sama lain, hingga akhirnya shani memutus tatapan itu dan mengalihkan pandanganya kedepan.

"Apa tidak ada cara untuk kita tetap bersama?"

"Jujur saja selama seminggu ini fikiranku tak bisa lepas darimu.. bahkan aku sudah mencoba mengalihkanya pada kerjaan dan hal lain.."

"Tapi tetap saja.. fikiranku akan terus tertuju padamu.. dan hal itu membuatku semakin kacau saat aku mengingat acara malam itu.."

Shani menjeda ucapanya, suaranya seakan tercekat. Shani seolah tak bisa melanjutkan ucapanya, dengan susah payah shani berusaha menahan air matanya namun itu semua percuma.

Air matanya mengalir begitu saja, hatinya terasa sakit saat ia mengingat acara lamaran yang berantakan malam itu.

Gracio yang melihat shani seperti itu, ia pun langsung mendekap shani dan membawanya kedalam pelukanya. Shani menumpahkan air matanya dipelukan gracio.

"Maaf.." ucap gracio pelan.

"Seharusnya aku lebih berjuang lagi.. tapi aku gk bisa melakukan itu.." lanjutnya.

"Kenapa? Apa kau juga tidak menginginkan kita bersama?" Tanya shani.

Gracio melepas pelukan shani, ia menatap wajah shani kemudian menyeka air mata yang mengalir membasahi wajah cantiknya itu.

Kalian Rumahku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang