🍑🍑🍑
Karin benci kecanggungan tetapi dia juga memiliki rasa gengsi yang tinggi. Seperti apa kata dua orang tadi yang akan menjaga Karin sementara setelah laki-laki bernama Devan itu merasa tenang akan pikirannya.
Karin masih terbayang-bayang kejadian tadi, dia tidak menyangka hari pertama kembalinya dia di Indonesia mendapatkan kejadian seperti itu, sangat mengerikan. Karin tidak ingin itu terulang kembali, sudah cukup sekali seumur hidup dia merasakan nya.
"Apa yang terjadi dengan laki-laki itu? M.. Maksudku D.. Devan??" tanya Karin gugup kepada Nadia.
Nadia menoleh dan bernapas panjang. "Devan, dia sebenarnya tidak seperti itu tetapi karena pengaruh buruk keluarganya membuatnya terjerumus ke jurang paling bahaya dan jadilah seperti itu, apa kau takut?" jawab Nadia menjelaskan.
Karin mengangguk kecil. "Aku kaget karena dia berada didepan rumahku.. Tetapi, aku sepertinya pernah bertemunya sebelumnya saya di bandara tapi entah apakah itu benar-benar dia atau orang lain" ucap Karin.
Nadia menoleh memandang Zayn yang juga menatapnya, Nadia yakin jika orang yang dimaksud Karin di bandara itu sebenarnya adalah Devan. "Sepertinya kau sudah bertemu Devan secara dua kali, dan sepertinya.." Nadia menghentikan ucapannya saat dia menoleh ke arah Zayn.
Zayn mengangguk paham lalu menatap pada Karin yang masih menunduk memikirkan sesuatu. "Kau harus jaga dirimu baik-baik, jangan keluar dari rumahmu sebelum kami mengatakan jika Devan masih berkeliaran. Aku takut, Laki-laki itu memiliki ketertarikan tinggi padamu" jelas Zayn panjang lebar.
Karin mendongak menatap Zayn bingung, ketertarikan apa?
"M.. Maksudmu?" bingung Karin.
"Aku juga tidak yakin tetapi hatiku terus meyakinkan ku jika Devan akan terus mengganggumu sampai dia mendapatkan kau" jelas Zayn menatap serius Karin.
Karin mengerutkan keningnya. "Oh ayolah! Aku baru saja kembali ke negaraku setelah bekerja! Dan apa yang aku dapat? Apa aku akan menjadi seorang pengangguran hanya karena laki-laki itu?" Karin merasa masa depannya tak akan selamat dan terancam akan hadirnya Devan dalam dunianya.
Zayn dan Nadia saling tatap. "Tenang saja, akan aku pastikan Devan tidak akan pernah mengusik kehidupan mu lagi. Aku janji itu" ucap Zayn.
"Ya itu benar, kami akan usaha kan. Dan, siapa namamu?" tanya Nadia.
"Karin" jawab Karin dengan lesu.
"Apa kalian akan yakin jika aku akan tetap selamat selama aku masih disini? Dia tau dimana aku berada, dan bisa jadi dia akan kesini suatu saat dan membunuh-"
"Tidak! Dia tidak akan membunuhmu, aku berjanji aku akan mengurungnya kembali dan kau akan tetap aman disini" potong Zayn dengan cepat.
Karin menatap Zayn tidak yakin, dia masih memiliki keraguan akan hal itu. Bagaimana jika Devan benar-benar akan mengganggunya lagi?
Setelah berjam-jam berada dirumah Karin, kedua orang itu akhirnya pamit pergi dan pulang karena hari akan malam dan Karin juga ingin beristirahat. Besok dia akan memulai hari pertamanya disini.
"Terimakasih sudah ingin menjagaku, aku merasa baik sekarang" ucap karin tersenyum pada kedua orang itu. Nadia dan Zayn sama-sama mengangguk dan mulai berjalan ke mobil mereka.
Karin masih setia menunggu, dia mengantar dua orang itu sampai di mobil mereka. Lalu mobil mereka mulai berjalan, saat mobil hitam itu hilang dari pandangan Karin gadis itu pun kembali masuk kedalam.
CEKLEK
Karin mengunci pintunya dan mematikan lampu lantai bawah, walaupun masih jam delapan malam tetapi Karin sudah sangat lelah dan mengantuk. Gadis itu pun masuk kedalam kamarnya dan berbaring di atas ranjangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐄𝐕𝐈𝐋'𝐒 𝐎𝐁𝐒𝐄𝐒𝐒𝐈𝐎𝐍
Teen FictionDevan, laki-laki gila akan cinta pada pandangan pertamanya dengan Karin adalah sebuah takdir yang laki-laki itu syukuri. Tetapi tidak pada Karin yang justru mencari cara agar keluar dari hidup dan pergi sejauh-jauhnya dari Devan. Tapi tidak semudah...