Broke It Off

390 55 11
                                    

Jakarta, 30 Januari 2014
07.15 PM

Mingyu menghela napas pelan menatap wanita di seberangnya yang kini menolak untuk balas menatapnya. Ya, itu adalah Casa. Malam ini, Mingyu memutuskan untuk bertemu dengan Casa setelah ia kembali sampai ke Jakarta dari Bandung beberapa hari yang lalu.

Mingyu ingin bicara setidaknya tentang hubungan mereka yang dinilai masih menggantung itu. Selama KKN, Mingyu memiliki lumayan banyak waktu untuk berpikir dan hal tersebut menggiringnya untuk mengadakan pertemuan ini.    

"Lo mau pesen apa? It's on me." Ucap Mingyu yang dibalas dengan tatapan sengit dari Casa.

"Langsung to the point aja, lo ngajak ketemu gue mau ngomongin apa?" Mingyu tersenyum tipis.

"Hubungan kita... yang masih gantung. Gue rasa lebih baik kita putus aja. Gue minta maaf kalo selama ini gak pernah jadi pacar yang baik buat lo. Maaf, untuk semuanya. Jujur, gue sadar selama ini gue cuma manfaatin lo doang untuk nutupin semuanya. Lo boleh marah, pukul gue, siram gue, atau apa pun. Gue minta maaf... gue gak berharap lo akan maafin gue juga sih. Tapi ini tulus dari hati gue, gue minta maaf, Sa." Casa mendengus kasar.

"Jadi yang selama ini gue curigain bener kan? Tentang lo sama Wonwoo lo itu?" Mingyu menaikkan sebelah alisnya.

"Gue nggak bisa jawab. Intinya, bukan salah lo. Tapi salah gue, gue yang sedari awal niat buat manfaatin lo disaat lo dateng ke hidup gue saat itu."

"Cih, brengsek. Tanpa lo jawab pun gue udah tau. Tau lo begini pada akhirnya juga gue gak akan mau dulu ngejar lo minta nomor lo dan deketin lo duluan. Cih, najis tau gak. Gue emang tolol aja dari kemaren masih pengen nahan lo. Tapi setelah break ini, ternyata emang paling bener putus aja. Gue bahkan nyesel pernah suka sama lo dan jadi goblok karena percaya lo bisa jadi punya gue sepenuhnya. Ada lagi yang mau lo omongin? Najis gue lama-lama ngobrol sama sampah kayak lo. Orang kayak lo sama Wonwoo tuh cuma sampah masyarakat. Gak layak hidu—"

Brak!

Ucapan Casa sontak terhenti ketika Mingyu dengan tiba-tiba menggebrak meja dengan sangat kencang. Lelaki itu kemudian menatap Casa dengan tajam tanpa mempedulikan sekitar yang kini tengah menatap ke arah mereka.

"Lo boleh ngatain gue sesuka hati lo. Tapi nggak untuk Wonwoo. Lo nggak tau apa-apa soal dia. Kalo sampe sekali lagi gue denger lo ngatain Wonwoo atau ada sekalipun omongan kita hari ini tersebar keluar, gue nggak akan segan untuk ngancurin lo, Sa."

Casa mengernyit. Melihat Mingyu yang berbicara seperti itu terhadap wanita membuat respect-nya hilang begitu saja. Nyatanya, Mingyu tidak berbeda dari laki-laki pada umumnya. Merasa dirinya tinggi dan merendahkan wanita.

Seharusnya, Casa yang marah. Semua ini pada mulanya adalah kesalahan Mingyu bukan salahnya. Toh di awal Casa memberanikan diri untuk mendekati Mingyu karena ia benar-benar tertarik pada lelaki itu. Turns out perasaan tulusnya malah dimanfaatkan oleh lelaki egois itu.

Cih, bajingan.

"Apa? Lo ngancem gue? Gue nyesel sumpah pernah pacaran sama lo. Ternyata lo nggak ada bedanya sama cowo bajingan di luar sana yang bisanya cuma ngerendahin cewe. Cih, oke kita putus. Gue gak akan pernah mau dan sudi buat ketemu lo lagi. Cowo egois kayak lo nggak akan pernah bisa punya pasangan. Gue harap Wonwoo ngeliat dan sadar akan hal itu kalo lo tuh gak lebih baik daripada cowo bajingan dan egois. I feel sorry for Wonwoo kalo ternyata setelah kita putus lo berdua jadian. Haha, fuck you."

Miss The Party | Meanie✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang