29. Look Back To The Past, Jason!

52 11 5
                                    


🎧 PLAYLIST
'All For Us'
By : Labrinth, Zendaya

"Mereka akan membawa dan mengurung Pangeran Hilmar di Penjara Kerajaan siang ini." ucap Justin.

Saat ini perasaan Steve campur aduk. Dia sangat marah karena kakaknya adalah pembunuh yang mereka cari-cari selama ini, juga sangat sedih karena Rietta sedang terkena pengaruh sihir ilmu hitam yang membuatnya tak sadarkan diri selamanya.

"Lebih baik kau lihat dia untuk yang terakhir kalinya, Pangeran Steve... Dia sedang terluka, saat ini dia tengah berada di ruang rawat Kerajaan."

Dengan cepat, Steve langsung berlari menuju tempat dimana Hilmar berada. Jika dia bertemu dengan kakaknya yang satu itu, ingin sekali rasanya dia memukulnya sekuat tenaganya. Steve membuka pintu ruang rawat tanpa menyentuhnya. la terlalu marah, sampai ia tak sadar menggunakan sihirnya. "Kau tak perlu ke Penjara kerajaan ini, aku yang akan membunuhmu sendiri!" teriak Steve dengan tangannya bergerak kearah gelas berisi air putih yang ada disebelah ranjang dimana Hilmar tengah berbaring lemas.

'PRANG'

Tiba-tiba saja gelas itu meledak karena sihir yang digunakan Steve. Pecahan dan isinya berserakan di lantai. Seketika bayangan berwarna merah keluar dari gelas yang sudah meledak itu. "Steve!" seru Agatha sembari menahan tangan Steve agar tak menggunakan sihir lagi.

Steve masih memberontak, "Lepaskan aku, Agatha, dia tak pantas hidup setelah membuat kami sengsara, aku harus membunuhnya---"

'PLAK'

Kehabisan kesabarannya, Agatha pun menampar pipi Steve untuk menenangkannya. Steve masih terdiam, kembali menatap sang kakak yang tengah memejamkan matanya. Lagi-lagi ia merasa bingung, ia kasihan pada sang kakak, namun disisi lain ia sangat amat marah pada sang kakak. Agatha pun menarik lengan Steve dan membawanya keluar dari ruang rawat.

"Kau harus menenangkan dirimu, Steve..." kata Zack yang sedari tadi menunggu diluar ruangan dengan Justin, Sebastian, dan Violet. Steve pun mengepalkan jarinya dengan sangat amat kuat lalu ia meninju dinding yang ada didekatnya dengan tangannya.

'BUAGH'

Kini terlihat darah segar yang mulai mengucur dari tangannya, tapi steve tak terlihat kesakitan, hanya amarah yang ada padanya saat ini.

"Steve..." ucap lembut Agatha. Merasa tak tega pada Steve.

"Dia adalah kakakku, Agatha, aku selalu mempercayainya dan sekarang dia telah mengkhianati kami semua ..." ucap Steve dengan suaranya yang bergetar seraya ia menutup wajahnya dengan tangannya. Semua orang disana langsung terdiam, merasa lebih emosional. Agatha pun melangkah mendekati Steve lalu memeluknya dengan erat.

"Tak apa ... Kami ada disini untukmu, Steve..." kata Agatha.

***

"Kumohon! Keluarkan aku dari sini!" teriak Rietta yang terus berusaha untuk membuka papan kayu yang sudah terpaku kuat di setiap pintu dan jendela seluruh kerajaan.

Tak kunjung berhasil, Rietta mulai merasa lelah, ia lalu melihat sekitarnya, tak ada siapapun di Ambue Yvora, tak ada roh, tak ada ketiga kakaknya, hanya dirinya seorang.

"Aku takut ... Kak Hilmar, Kak Jason, Kak Steve... Aku merindukan kalian ..." gumamnya.

Rietta melihat ke tangannya dan menyadari kalau tanda kutukannya telah menghilang. "Apa sekarang aku bisa menggunakan sihirku?" batinnya sembari mulai berjalan menjauh dari pintu lalu mengangkat kedua tangannya. la memfokuskan matanya ke arah papan kayu yang menutupi pintu itu, berusaha untuk menghancurkannya dengan sihirnya. "Ayolah ..." gumamnya.

THE CURSE OF LUMINERA | ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang