Di sebuah desa kecil yang tersembunyi di balik perbukitan hijau, terdapat sebuah rumah tua yang menyimpan banyak misteri. Pada suatu hari, ada seorang anak yang datang ke rumah tua itu. Anak itu bernama Bima, seorang bocah yang selalu penasaran dengan segala hal. Dengan langkah ragu-ragu, ia mendekati pintu depan rumah tua itu, yang sudah lapuk dimakan usia. Ketika Bima mengetuk pintu, suara berderit yang menyeramkan mengiringi setiap ketukan. Ia merasa jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya.
Namun, rasa ingin tahunya mengalahkan rasa takutnya. Pintu itu perlahan terbuka, memperlihatkan sebuah ruangan yang gelap dan berdebu. Bima melangkah masuk, matanya mencoba menyesuaikan diri dengan kegelapan. Di dalam, ia melihat bayangan-bayangan aneh dan mendengar suara-suara yang seakan memanggil namanya. Ketika Bima sedang mencari tahu ada apa dibalik kegelapan itu. Kemudian tiba tiba Bima mendengar suara langkah kaki yang mendekatinya. Bima melihat ada bayangan besar yang mendekatinya. Dan itu adalah pemilik rumah tua, yang berpenampilan menyeramkan dan pakaiannya kumuh. Bima terdiam sejenak, mencoba menenangkan dirinya meskipun rasa takut semakin menyelimuti. Pemilik rumah tua itu, seorang pria tua dengan rambut putih acak-acakan dan wajah penuh keriput, menatap Bima dengan tajam.
"Apa yang kamu lakukan di sini, Nak?" tanya pria tua itu dengan suara serak dan dalam.
Bima menggigit bibirnya, berusaha mencari kata-kata yang tepat. "Saya... saya hanya penasaran, Pak. Saya sering mendengar cerita tentang rumah ini. Saya tidak bermaksud mengganggu," jawab Bima gugup.
Pria tua itu mengangguk perlahan. "Banyak yang penasaran, tapi sedikit yang berani masuk. Kamu berbeda," katanya sambil tersenyum tipis, membuat wajahnya yang menyeramkan tampak sedikit lebih ramah.
Dengan gerakan tangan yang lambat, pria tua itu menyuruh Bima duduk di kursi tua yang ada di sudut ruangan. "Saya akan menceritakan kepadamu kisah rumah ini, tapi kamu harus berjanji untuk tidak memberitahukan siapa pun," katanya.
Bima mengangguk dengan antusias. Pria tua itu kemudian mulai bercerita tentang masa lalunya, tentang bagaimana rumah itu dulunya adalah tempat berkumpulnya para petualang dari berbagai penjuru dunia. Setiap sudut rumah menyimpan rahasia dan petualangan yang tak terhitung banyaknya.
Seiring berjalannya cerita, Bima merasa ketakutannya perlahan menghilang, digantikan oleh rasa kagum dan penasaran yang lebih besar. Rumah tua itu, yang awalnya tampak menakutkan, kini berubah menjadi tempat yang penuh dengan cerita dan keajaiban yang menunggu untuk diungkap. Setelah pria tua itu selesai menceritakan kisah rumah tua itu, kemudian pria tua itu memperkenalkan dirinya. Namaku memu, ucap pria tua itu kepada Bima. Kemudian Bima menjawab "Ah jadi namamu memu... Sepertinya itu hanya nama panggilanmu. Jadi siapa nama aslimu?" Setelah Bima melontarkan pertanyaan itu, pria tua itu menghajar Bima tepat di wajahnya sambil menjawab pertanyaan Bima tadi "Benar sekali anak kecil, Memu adalah nama panggilanku, karena nama lengkapku adalah Memukulmu" Kisah berakhir dengan Bima yang tidak sadarkan diri di dalam rumah tua yang membuatnya penasaran.