05

278 38 7
                                    

Bulan malam ini terlihat sangat indah dengan bintang-bintang yang menemaninya. Hinata kini sedang merenung menatap bulan malam ini, ia terdiam memikirkan kilasan masa lalu yang terjadi dulu. Alasan mengapa Naruto bisa sangat membencinya sekarang.

Flashback

Pagi ini Hinata harus segera bergegas menuju sekolahnya, dirinya tidak ingin telat lagi datang ke sekolah. Kemarin ia terlambat karena harus membawa Ibunya ke rumah sakit terlebih dahulu.

Dirinya kini menaiki bus yang dimana hari ini didalamnya sangatlah ramai sekali orang. Ia tidak terkejut karena Hinata sudahlah terbiasa menaiki bus. Banyak sekali anak sekolah yang mengenakan seragam yang sama seperti dirinya.

Sembari menatap jalanan pagi hari ini, tak terasa kini ia sudah sampai, Hinata pun turun dengan cepat dan berjalan menuju sekolahnya. Namun--
sepertinya ia sedikit terlambat karena ia dapat melihat Ketua OSIS dan beberapa anggotanya yang lain sedang berdiri di depan gerbang sekolahnya.

Hinata menarik napasnya dengan berat, semogga saja mereka tidak memarahi dirinya lagi. Ya, Hinata pernah di marahi oleh beberapa anggota OSIS yang berada disana.

"Cepatlah masuk kau terlambat."

"Jika tahu terlambat seharusnya datang lebih awal."

"Jadilah siswa yang teladan."

"Lihatlah apa yang kau pakai ini! Astaga apa maksud anting-anting ditelinga mu itu! Lepaskan!"

Mendengar para anggota OSIS memarahi para siswa karena mereka menggunakan berbagai aksesoris yang berlebihan saja membuat Hinata takut mendengarnya. Ia berjalan dengan pelan karena menunggu siswa yang berjalan didepannya untuk memasuki gerbang secara teratur.

"Kau terlambat lagi, Hinata." Ucap seorang pria dengan lembut.

Mendengar suara itu Hinata mendongak dan menatap pria disebelahnya itu yang sedang berdiri di depan gerbang. Dia adalah Naruto Uzumaki sang Ketua OSIS.

"Masuklah, kau sudah terlambat maka bergegaslah masuk." Perintah Naruto yang kemudian dibalas anggukan cepat Hinata.

Naruto nampak tersenyum simpul menatap kepergian gadis itu.

...

Bel istirahat kini terdengar nyaring, Hinata kini berjalan menelusuri koridor untuk menuju kantin seorang diri. Jika ditanya apakah dirinya mempunyai teman jawabannya adalah 'tidak' dirinya sama sekali tidak memiliki seorang teman.

Entah mengapa para penghuni sekolah ini bahkan teman sekelasnya saja tidak ingin berteman dengannya. Hanya ada dua pria yang mau berdekatan dengan dirinya yaitu Toneri dan juga Naruto.


Ia dan Toneri sudah dekat semenjak masa perkenalan sekolah dimulai, pria itu sangatlah baik kepadanya. Dia banyak sekali membantu Hinata.

Sedangkan Naruto ia mengenal pria itu ketika dirinya sedang berada di kantin seorang diri di bangku paling pojok, dan pria itu meminta izin kepadanya untuk duduk disebelahnya.

Naruto adalah pria yang sama baiknya seperti Toneri, entahlah sejak mengenal pria itu Hinata menjadi--- menyukainya.

Kantin kali ini terlihat sangat penuh dengan para siswa, Hinata pun memutuskan untuk duduk di bangku paling pojok. Dirinya kemudian membuka kotak bekal makanannya, Ibunya lah yang membuat ini semua untuk dirinya.

Namun ketika ia sedang menikmati makannya seseorang datang menghampirinya dan juga minta izin untuk duduk di sebelahnya.

"Bolehkah aku duduk disini?" Hinata menoleh kearah pria itu, tapi sebelum mengizinkannya Hinata menatap bangku kantin yang memang terlihat penuh. Hanya disinilah bangku yang tersisa.

This Pain [NARUHINA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang