Sangat Disayangkan

418 2 1
                                    

Kisah ini menceritakan tentang Roxxane dengan versi bad ending. Roxxane ditinggalkan kedua orang tuanya meninggal dunia ketika kecil. Dirinya juga mengalami masalah keuangan sehingga harus menerima untuk dijadikan budak untuk membayar semua hutangnya.
"Sesuai kesepakatan, karena kamu tak bisa membayar hutangmu. Kamu adalah budakku sekarang. Namun sebelum aku menjualmu dengan harga lebih mahal, kamu wajib melayaniku Roxxane!" Ucap pedagang budak.
"Tentu tuan Alan, aku akan melayanimu sebagai tuanku" ucap Roxxane.
"Sekarang, aku ingin lihat tubuhmu" perintah Alan.
"Baik" Roxxane buka seluruh pakaiannya dan menunjukkan tubuh montoknya kepada Alan.
"Kamu punya bekal yang baiknuntuk menjadi budak seks Roxxane" ucap Alan.
"Terima kasih tuan atas pujiannya" balasnya.
"Kesini Roxxane, layani aku" perintah Alan langsung melucuti celananya.

Roxxane hanya bisa menurut, efek kalung budak membuatnya tak bisa melawan perintah tuannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Roxxane hanya bisa menurut, efek kalung budak membuatnya tak bisa melawan perintah tuannya. Dalam hatinya Roxxane sangat sedih dijadikan budak, namun yang terlihat diluar Roxxane menyukainya.
"Coba kamu beri aku handjobmu Roxxane" perintahnya lagi.
"Baik tuan" ucap Roxxane dengan agak ragu menyentuh penis Alan.
"Gimana? Kamu suka kontolku?" Tanya Alan ketika Roxxane mulai memberikan handjobnya.
"Keras, besar, berurat, aku suka tuanku" ucapnya sambil mengocok penis Alan.
Roxxane mulai lancar memberikan kocokannya, dengan hobby nya yang mempelajari seks lewat buku dari kecil, membuatnya sedikit mahir dalam melayani pria.
"Crottttttttttttt crottt crottttt" sperma Alan menyembur memenuhi tangan Roxxane.
"Wahhh, hebat kamu Roxxane. Sayang jika kamu dijual" ucap Alan menelusuri pipinya.
"Makasih tuan" jawab Roxxane takjub dengan semburan sperma yang pertama kali dia lihat.
"Tok tok tok" ketukan pintu terdengar dari arah depan.
"Aduh, siapa itu lah. Ganggu lagi enak enak gini" ucap Alan langsung menyudahi layanan Roxxane. Sedangkan Roxxane juga segera memakai pakaiannya kembali.
"Permisi tuan, saya mau membeli budak" ucap michio dari baik pintu.
"Masuk lah, dan pilih saja" balas Alan.
Michio masuk dan langsung memilih budak melalui gambar yang Alan berikan. Alan memiliki berbagai tipe budak, seperti budak petarung, budak pembantu, sampai budak seks seperti Roxxane.
"Roxxane! Beri tamuku minuman!" Perintah Alan kepada Roxxane.
Dengan membawa minuman teh panas, Roxxane menemui Alan dan michio.
"Ini tuan, minumannya" ucap Roxxane.
"Apa dia juga budakmu?" Tanya michio.
"Tentu, dia budak spesialis seks" jawab Alan.
"Kalo gitu aku mau dia" balas michio.
"Untuk Roxxane, saya memberi harga agak mahal" jawab Alan.
"Berapun akan ku beri!" Balasnya lagi.
"1000 keping emas, itu harganya" jawab Alan.
"Hah? Itu seharga sebuah desa kecil. Kenapa semahal itu?" Tanya michio.
"Itu harga yang ku mau, kalo kamu tak sanggup, kamu bisa membatalkannya dan membeli yang lain" jawab Alan.
"Tolong beri aku waktu, aku akan berusaha mencari uangnya" ucap michio.
"10 hari, tidak lebih. Jika telat aku akan menjualnya ke orang lain" jawab Alan.
Michio sangat putus asa karena hanya diberi waktu 10 hari sedangkan uangnya hanya ada 50 keping emas. Sambil memandang Roxxane michio pergi dengan perasaan sedih karena tak bisa membeli Roxxane.
"Gak jadi nih?!" Tanya Alan melihat michio langsung pergi setelah diberi waktu hanya 10 hari untuk mengumpulkan uang 1000 keping emas.
"Maaf tuan, aku tak sanggup" ucapnya langsung pergi.
"Ya elah, gampang banget menyerahnya" ucap Alan.
Roxxane menyayangkan keputusan michio yang tak mau berjuang untuk mendapatkannya.
"Roxxane, kita lanjutkan yang sebelumnya nanti malam. Aku mau lihat budak budakku" ucap Alan.
"Baik tuan" balas Roxxane.
Malam harinya Roxxane mendatangi Alan ke kamarnya.
"Kamu sudah datang Roxxane" ucap Alan mempersilakannya masuk.
"Saya sudah siap tuan" ucap Roxxane mulai melucuti pakaiannya.
"Memang sangat disayangkan untuk menjual mu Roxxane, setidaknya biarkan aku menghamili mu beberapa kali" ucapnya langsung menghampirinya dan meremas salah satu payudaranya.
"Emmmhh" desah Roxxane diremas dengan keras.
"Keenakan ya?" Tanya Alan, kali ini meremas kedua payudaya nya.
"Yaa, enakk tuan" desahnya.
"Lebih enak lagi kalo pake ini Roxxane" ucap Alan membimbing Roxxane untuk mengelus penisnya.
"Tentu tuanku" ucap Roxxane melanjutkan mengelus penis Alan.
Alan kemudian mengangkat salah satu kaki Roxxane, kemudian dengan kasar memasukkan penisnya ke vagina Roxxane.
"Seret banget, sampe meleset gini" ucap Alan gagal memasukkan penisnya karena meleset.
"Jlebbbbbb" setelah beberapa kali meleset, Alan akhirnya bisa menancapkan penisnya vagina Roxxane dengan tepat. Walaupun hanya sebagian kepala penisnya saja.
"Roxxane, rasakan ini!!" Teriak Alan memaksa penisnya memasuki vagina perawan Roxxane.
"Aagghhh!!" Teriak Roxxane mendapati dirinya berdarah dibagian selangkangannya.
"Sakitt tuannya!" Teriaknya lagi.
"Sedikit lagi sayang" balasnya.
"Jlebbbbbbbbb!" Penis Alan sempurna masuk kevagina Roxxane. Perasaan bangga ada pada diri Alan akhirnya bisa merawani Roxxane.
"Akhirnya aku bisa memperawanimu Roxxane, gak rugi aku menjadikanmu budak" ucap Alan.
"Makasih tuan" ucap Roxxane, namun dalam hatinya masih ada rasa penyesalan dalam dirinya. Andaikan dia bisa melunasi utang orang tuanya, dia tak harus bernasib seperti itu. Tetesan air matanya tak terasa mengalir darinya.
"Kamu kenapa? Ini kewajibanmu Roxxane" ucap Alan.
"Ya tuan, itu adalah kewajibanku" balas Roxxane menyeka air matanya dan berusaha tersenyum.
Alan melanjutkan dengan menggenjot vaginanya dengan kasar, Roxxane hanya bisa bertahan dengan perlakuan Alan itu.
"Sangat disayangkan kalo tubuhmu ini kunikmati sendiri. Banyak pria yang ingin merasakan tubuh sepertimu Roxxane. Maka dari itu, mulai besok kamu akan menjadi pelacur demi aku. Tenang saja, aku akan memberimu banyak pelanggan setiap harinya" jelas Alan.
"Jika itu kemauanmu, akan kulakukan tuan" jawab Roxxane.
Alan malam itu terus menerus melakukan seks dengan berbagai posisi. Posisi kesukaan Alan adalah doggy style. Dengan menarik kedua tangan Roxxane, dia menggenjot Roxxane dari belakang.
"Crottttttttttttt crottt crottttt crottttttttttttt crottt" spermanya kini mengisi rahim Roxxane dengan derasnya.
"Tubuhmu memang luar biasa, kamu memang lebih cocok menjadi budak seks. Aku tak salah memilihmu" jelas Alan.
"Makasih tuan!" Roxxane juga merasakan kepuasan dengan perlakuan Alan. Baginya sekarang menjalani hidup sebagai budak seks Alan bukankah hal yang buruk.
"Gimana? Kamu mau ku jual?" Tanya Alan.
"Jangan! Aku mau menjadi budak seks mu saja tuan. Perlakukan aku semaumu" balas Roxxane bersujud memohon untuk tidak dijual.

BAD END ROXXANETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang