Chapter 14

0 0 0
                                    

Pagi yang sibuk di toko barang antik milik ayah Yeon Seok. Rak-rak kayu tua penuh dengan barang-barang bernilai sejarah, sementara Dae Jung dengan teliti menata sebuah patung porselen di jendela toko. Sinar matahari menerobos kaca jendela, membuat patung itu berkilauan. Hari ini, seperti biasa, Dae Jung menjaga toko sementara Yeon Seok bekerja, dan Ryo pergi ke pasar untuk belanja.

Di belakang toko, lonceng kecil berdering ketika pintu terbuka. Dae Jung menengok, mengira itu mungkin pelanggan biasa atau sekadar angin yang mendorong pintu. Tapi yang dia lihat adalah Ryo, terengah-engah, wajahnya berkeringat, dengan ekspresi campuran antara kegelisahan dan ketidakpastian.

"Dae Jung," kata Ryo, suaranya hampir berbisik meski ada urgensi di matanya. "Ada yang harus kubicarakan denganmu, sesuatu yang penting..."

Namun, sebelum Ryo bisa melanjutkan, bel pintu depan berdering lagi. Seorang wanita tua, Mrs. Lee, tetangga mereka yang tinggal beberapa rumah dari toko, melangkah masuk. Dia terlihat anggun, meski usianya tampak di wajahnya yang keriput, dan dia mengenakan mantel tebal meski cuaca tidak terlalu dingin. Tatapannya langsung tertuju pada Dae Jung.

“Maaf mengganggu,” kata Mrs. Lee dengan suara lembut namun tegas, sambil melihat sekeliling toko dengan kagum. “Apakah kau Dae Jung?”

Dae Jung tersenyum hangat, merasa akrab dengan Mrs. Lee yang sering dia temui di sekitar lingkungannya. "Ya, saya Dae Jung. Ada yang bisa saya bantu, Mrs. Lee?"

Mrs. Lee menghela napas panjang, seolah lega menemukan orang yang dicarinya. "Keran air di dapurku tiba-tiba tersumbat lagi. Bisakah kamu membantuku memperbaikinya seperti dulu?"

Dae Jung tersenyum lebar. "Tentu saja, Mrs. Lee. Aku akan segera datang membantu setelah selesai di sini."

Mrs. Lee mengangguk dengan senyum tulus, lalu berjalan ke ruang belakang toko untuk menunggu Dae Jung. Ryo melihat mereka dengan senyum kecil, merasa hangat melihat interaksi akrab antara Dae Jung dan tetangga mereka.

Dae Jung mengalihkan pandangannya kembali ke Ryo, yang masih menunggu dengan ekspresi penasaran. "Apa yang ingin kamu bicarakan, Ryo?" tanyanya dengan penuh perhatian.

Ryo menatap Dae Jung dengan serius. "Ini tentang sesuatu yang..." Dia terhenti sejenak, memilih kata-katanya dengan hati-hati. "Sesuatu yang penting. Tapi sepertinya tidak tepat jika kita bicarakan di sini. Mungkin nanti setelah semua selesai?"

Dae Jung mengangguk, memahami bahwa Ryo punya alasan untuk menunggu momen yang tepat. "Tentu, kita bisa bicarakan nanti. Sekarang, apa kamu mau menemaniku sebentar ke rumah Mrs. Lee? Aku perlu mengambil beberapa alat untuk memperbaiki keran airnya."

Ryo mengangguk cepat, terkejut namun juga tertarik dengan tawaran tersebut. Mereka meninggalkan toko bersama-sama, dengan langkah yang ringan meski hati Ryo berdebar lebih cepat.

Di rumah Mrs. Lee, mereka disambut hangat. Mrs. Lee mengarahkan mereka ke dapur, di mana keran air yang tersumbat menunggu perbaikan.

Dae Jung dengan cermat memperbaiki keran air yang tersumbat di dapur Mrs. Lee, sementara Ryo memperhatikan dengan penuh minat. Mrs. Lee duduk di meja makan dengan senyum bahagia. "Kalian berdua benar-benar membuat hari saya menjadi lebih baik," ucapnya dengan tulus.

Dae Jung tersenyum lembut. "Ini hal kecil yang bisa kami lakukan untuk tetangga terbaik kami, Mrs. Lee."

Ryo mengangguk setuju. "Kami senang bisa membantu, Bu Lee."

Setelah selesai dengan perbaikan keran air, Dae Jung menata kembali alat-alatnya. "Terima kasih sudah memanggilku, Mrs. Lee. Jika ada yang lain yang perlu diperbaiki, jangan ragu untuk menghubungi saya."

Destiny's Stage: The Epic Saga of Five StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang