Sudah lebih dari sepuluh menit mobil yang membawanya ke pusat kota dan kembali lagi ke Hertfordshire tiba di pekarangan depan Mansion. Setiap dua menit sekali, Cody, supir Damien yang menemani dirinya seharian ini terus menerus menanyakan kapan ia akan keluar dari dalam mobil. Dan setiap dua menit sekali itu juga Valerie berbohong dengan mengatakan bahwa sebentar lagi ia akan keluar.
Valerie begitu gugup untuk bertemu Ryke di dalam sana, di satu ruangan dan di satu atap dengan Damien.
Tetapi karena kini ia ingin sekali membuang air kecil dan tidak dapat menahannya lebih lama lagi, jadi ia terpaksa untuk masuk ke dalam. Sekarang juga.
Valerie membuka pintu besar itu dengan perlahan begitupun juga saat menutupnya, agar tidak terdengar bahwa ia sudah kembali.
"Valerie, apakah itu kau?" Teriakan Stella itu berasal dari ruang tengah.
Usahanya gagal. Kini Damien dan Stella sudah tahu bahwa ia sudah kembali. Ia yakin pasti sebentar lagi, dalam hitungan detik, Stella akan kembali berseru.
"Valerie, aku ada di ruang tengah! Kemarilah sebentar!" seru Stella yang sesuai dengan perkiraannya.
Valerie mengumpat dalam hatinya sambil ia melangkahkan kaki menuju ruang tengah untuk menghampiri Stella. Dan Damien.
Dan Ryke.
Atau mungkin tidak.
Saat ia sudah menginjakkan kakinya di ruang tengah, yang ia dapati hanyalah Stella dan juga Damien yang sedang menonton The Nutcracker and the Four Realms bersama sambil diselimuti dengan selimut tipis.
Valerie tidak dapat melihat keberadaan Ryke disini, di tempat yang seharusnya pria itu berada, sebagai penjaga Stella. Atau jika memang pria itu ada, seharusnya ia dapat melihatnya sedang berjaga di pintu utama.
Aneh. Pikir Valerie, seharusnya Ryke sudah sampai dari dua jam yang lalu di tempat ini, tetapi kenapa ia belum melihat batang hidungnya?
"Greyson belum pulang?" tanya Damien sedetik setelah ia mendengar suara langkah Valerie menginjakkan lantai kayu ruang tengah tersebut.
"Mungkin ia baru kembali besok pagi. Ia sedang merayakan ulang tahun Paula di Jacuzzi," jawab Valerie.
"Paula yang mana?" tanya Damien lagi. "Dan mengapa ia tidak membawa Steve dengannya?"
"Damien, adikmu itu sudah besar, tidak perlu lagi dalam pengawasan Steve. Kau juga sudah mengajarinya bela diri, bukan? Tidak ada lagi yang perlu kau khawatirkan," ucap Stella dengan lembut kepada Damien.
"Ya, Sayang," jawab Damien pada Stella lalu pria itu mencium puncak kepala Stella sebelum ia mengalihkan pandangannya lagi pada Valerie. "Jadi, siapa Paula, Val?"
"Paula Roberts? Pacarnya? Kau tidak tahu?"
Setelah diingat-ingat kembali oleh Damien, barulah ia mengingat nama itu. Adiknya pernah menceritakan perempuan itu padanya beberapa bulan yang lalu. Tetapi seingatnya, adiknya itu menceritakan betapa mengganggunya perempuan itu.
"Oh, yang model itu ya? Aku lupa adikku pernah menceritakannya padaku," kata Damien. "Perempuan yang mengharapkan sebuah status darinya, kan?"
Valerie mengangguk sambil mengambil tempat di sandaran tangan pinggiran sofa untuknya duduk. "Tetapi aku rasa Paula tulus pada Greyson. Itu yang terpenting."
"Aku lebih mengkhawatirkan adikku sendiri, Val. Apakah ia benar-benar tulus pada perempuan itu atau hanya terpaksa. Kau tahu Greyson seperti apa," tambahnya. "He is a massive people pleaser."
Yang dikatakan Damien ada benarnya juga dan ia cukup terkesan dengan kekhawatiran pria itu terhadap Paula yang kemungkinan besar akan tersakiti hatinya jika Greyson tidak serius dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Irresistible Sight | Irresistible Series #2
Romance[ 18+ ] TOLONG BIJAK DALAM MEMBACA YA! IRRESISTIBLE SERIES #2 Valerie-Ann. Memiliki hak istimewa yang diterimanya sejak lahir ke dunia dari rahim seorang Aktris papan atas tidak membuat hidupnya berjalan mulus. As a Nepo Baby, memang membuatnya memi...