Hello Readers...
Happy Reading
•
•
•Vana menunduk malu, ia sangat malu karena semua mata menuju ke arahnya, Vana memaki Alex dalam hati nya, jika bukan karena Alex mungkin ia tidak akan semalu ini.
'Maluu, lagian kenapa pake acara gendong segala sihh'
Vana sangat emosi mengingat setiap jalan menuju ke sini semua mata tertuju kearahnya karena ia yang digendong oleh Alex.
Membuat seluruh pasang mata tertuju kepada Vana dan Alex karena penasaran dengan tuannya yang tiba tiba menggendong putri tunggal nya.
Dan sampai detik ini Vana belum di bolehkan untuk turun dari gendongan Alex, padahal Vana sudah memohon untuk diturunkan sembari meyakinkan bahwa ia bisa berdiri sendiri, namun Alex tetap menggendong Vana dengan satu tangannya.
'Mau pulangg. Mon, Eli, Celi jemput akuuu. Maluu nyaa, dasar duda'
"Kita mau apa kesini? Ayah. " Tanya Vana ia sangat penasaran kenapa Alex membawanya ke tempat pelatihan kesatria elit.
Dan semua kesatrian elit kini berbaris rapi di hadapan nya dengan gagah, membuat Vana sedikit risih dengan tatapan penasaran para kesatria tersebut.
"Kau akan memilih pengawal pribadi, pilihlah sendiri. " Jawab Alex sembari menurunkan Vana dari gendongannya.
"Aku tau kaki mu tidak sakit dan kepala mu juga sudah tidak sakit. Jadi gunakan lah keduanya untuk mencari pengawal yang tepat. "
'Terus kalau lo udah tau kenapa gak dari awal turunin gueee' batin Vana greget ia sudah kepalang malu tadi dan sekarang Alex dengan enteng nya menurunkan nya tanpa beban, ia seolah olah memanfaatkan Alex padahal sebenarnya tidak.
Dengan langkah pelan Vana mengelilingi para kesatria, mata nya terus mengamati para kesatria itu untuk mencari pengawal yang memenuhi seluruh syarat nya.
Sebenarnya tidak banyak syarat Vana, pengawal nya hanya perlu tinggi, ahli berpedang, bisa sedikit sihir, rapi, wangi, bisa menjaga Vana dengan baik, bisa menjaga rahasia Vana, bisa di percaya, mengikuti semua keinginan Vana, bisa memberikan solusi yang tepat untuk masalah Vana kedepannya, tidak banyak bicara dan bisa datang saat Vana membutuhkan nya.
Hanya itu yang Vana butuhkan masalah warna kulit? Vana tidak memandang warna apa kulitnya yang penting bisa memenuhi semua syarat Vana.
Cukup lama Vana mengeliling semua kesatria itu yang jumlahnya ratusan, namun belum ada yang bisa Vana percaya.
Vana cukup lelah ia berhenti sejenak di belakang barisan para kesatria tersebut, tubuh Vana memang berhenti untuk istirahat namun mata nya tetap mengamati para kesatria tersebut dengan tajam.
Hingga mata Vana berhenti kepada seorang kesatria yang posisinya berdiri dua baris dari belakang dan berada di paling ujung kiri.
'Binggo!! Aku menemukan nya' dengan langkah yang cepat Vana segera berjalan ke arahnya.
Sekarang posisi Vana sudah berada tepat di samping kesatria tersebut, ia mengamati lebih tajam kepada kesatria tersebut, ia berjalan sedikit lebih dekat kepada kesatria tersebut dan binggo harum, rapi, tinggi, dan seperti nya tidak banyak bicara dan bisa dipercaya soal tentang meneliti dan mengamati serta mengetahui Vana adalah jagonya.
Dan keputusan Vana sudah bulat pengawal pribadinya jatuh kepada kesatrian tersebut.
"Ikuti aku. " Perintah Vana kepada kesatria tersebut.
"Baik Nona. " Dengan patuh kesatria tersebut mengikuti Vana dari belakang, hingga sampailah Vana di hadapan Alex beserta kesatria tadi di belakangnya.
"Kau memilihnya? " Tanya Alex, ia melirik kesatria tersebut dari sudut matanya.
"Ya, sudah kutentukan aku memilihnya. "
"Pilihan sangat bagus, ia adalah salah satu kesatria terbaik disini, bagus jika kau memilihnya. " Puji Alex kepada Vana.
"Aku bisa pergi sekrang kan? " Tanya Vana ia sangat lelah setelah mengelilingi semua kesatria hanya untuk mencari pengawal pribadi.
Namun Vana tidak menyesal ia cukup senang melihat seberapa besar kekuatan militer keluarga nya yang tidak perlu di khawatirkan.
'Aba - aba dulu kek, bikin kaget taii'
Untung nya Vana tidak berteriak jika ia sampai berteriak mungkin ia akan kembali memalukan dirinya lagi.
Dan sekarang Vana sudah kembali ke gendongan Alex, Vana tidak protes karena sekarang kakinya sedang lelah jadi ia akan diam saja di gendongan Alex, lagian jarak dari tempat pelatihan ke kamarnya sangat jauh dan itu membuat Vana semakin malas untuk jalan ke kamarnya sendiri.
Akhirnya Vana, Alex serta kesatria yang baru saja Vana pilih meninggal tempat pelatihan segera setelah mereka pergi seluruh kesatria di bubarkan
***
Sesampainya Vana dikamar ia segera masuk ke kamar mandi dan segera berendam untuk menghilangkan rasa lelahnya dan merilekskan dirinya.
Setelah acara mandi nya selesai Vana segera mewawancarai kesatria yang ia pilih tadi.
"Nama? " Tanya Vana.
"Nama saya Khyle Morgan. " Jawab Khyle.
'Khyle? Nama nya bagus' batin Vana memuji.
"Asal? " Vana kembali melayangkan pertanyaan.
"Kota Lorgen. " Khyl kembali menjawab pertanyaan Vana.
'Lorgen?, kota benua mana? Timur? Barat? atau Utara? ' batin Vana bertanya tanya namun ia tepis mungkin saja ia yang salah ingat.
Dan sesi wawancara Vana kepada narasumber Khyl akhirnya dinyatakan selesai saat Vana akan pergi makan malam, sesi wawancara tersebut di mulai pukul 17.34 dan selesai pukul 19.20
Semua pertanyaan yang bersarang di otak Vana semua Vana tanyakan walaupun itu pertanyaan yang tidak perlu di tanyakan lagi.
Bahkan pertanyaan yang terlintas juga Vana tanyakan kecuali pertanyaan yang bersifat privasi.
__________
Thank You For Reading My Wattpad Story
Maaf yah para pembaca kuu, aku baru up soalnya aku lupa kalau ternyata udah lewat 7 hari 🙂 🥲🙏🏻
MAKASIH UDAH BACA
BANTU VOTE DAN KOMEN YAHHarigatou
~ jumat 28 juni 2024
WOKE BYE BYE
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are A Disaster
Ficción históricaNote : bukan novel terjemahan, murni dari otak, pikiran, kepala dan haluan author sendiri. JANGAN PLAGIAT KALAU PLAGIAT GUE TEROR ________ Valenia seorang gadis pemegang sabuk hitam taekwondo, dan juga seorang mahasiswa akhir semester tiba tiba te...