Dua hari kemudian ada agenda gala dinner 50th anniversary salah satu hotel di wilayah pusat kota. Adam berdiri di depan cermin dressing room, merapikan dasi kupu-kupunya. Evening suit hitam Wong Hang membalut tubuhnya dengan sempurna.
Tak lama Sara masuk ke sana mengenakan gaun sleeveless hitam panjang Stella McCartney menjuntai anggun, dan heels berwarna senada yang membuat kakinya terlihat lebih jenjang. Mengambil kotak makeup, ia menyapukan lipstik burgundy ke bibir.
Di sisi lain, Adam menekan sebuah tombol di dinding yang tampak polos. Suara lembut mekanis terdengar, dan tiba-tiba muncul laci rahasia berisi koleksi jam tangannya. Ada Grand Seiko yang ia beli ketika masih menjadi mahasiswa magang, saat ia harus memilih antara makan siang atau jam tangan—ya, jam tangan itu jelas menang. Kemudian Patek Philippe, hadiah dari klien asal Jepang yang katanya sahabat baik, meski Adam sendiri tidak ingat kapan terakhir kali berbicara dengannya. Rolex yang dibelinya untuk alasan yang bahkan ia sendiri lupa. Adam benar-benar lupa. Mungkin untuk kenang-kenangan? Padahal kemungkinan besar ia membelinya hanya karena bosan menunggu penerbangan di lounge. Dan Audemars Piguet dari papanya yang kemudian ia pilih.
Setelah melihat Sara selesai bersiap, Adam lantas mendekapnya perlahan dari belakang, "Kita kelihatan serasi bukan?" bisik pria itu. Manik mata mereka saling berpandangan di cermin. Sara mengangguk, tersipu.
"I've got something for you," Adam perlahan melepaskan pelukannya sebelum berjalan ke meja sudut ruangan. Mengeluarkan kotak merah persegi dari dalam paperbag. Kotak itu kemudian Adam buka, memperlihatkan kalung dan anting berlian yang berkilau.
Tunggu, berlian? Sara menyentuh kalung yang terasa dingin.
"Gorgeous," puji Adam tak mengalihkan pandangannya setelah ia memasangkan anting dan kalung ke Sara.
Sara menyentuh benda di lehernya, "For me?"
"Untuk siapa lagi?"
"Tapi aku—aku lihat kamu waktu itu di Tiffany sama sepupunya Debbi," Sara mencoba terdengar santai meskipun ia sudah memikirkan hal ini sejak hari itu.
Adam mengingat sejenak, sebelum kemudian menahan senyum, "Jealous?"
"Sok tahu."
"Waktu itu aku memang cari hadiah untuk kamu. Ada Tony juga. Sepupunya Debbi tiba-tiba aja di sana. Kamu nggak perlu cemburu."
"Aku nggak cemburu, cuma tanya."
"Ini alasan kamu jadi beda malam itu?"
Pertanyaan Adam mendadak membuat Sara berbalik. "Enggak lah," jawabnya sebelum merasa malu karena sedikit terlalu cepat untuk terdengar jujur.
Upaya Sara menyanggah selalu membuat perut Adam tergelitik, "Sekarang kamu bahaya juga kalau cemburu."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
A Sweeter Place
RomanceAdam Wisnuthama Wardana, General Manager salah satu hotel dan resor prestisius di Indonesia, The Eden. Dikenal sebagai pria charming pewaris imperium bisnis real estate dengan hobi melancong ke negeri orang. Bertemu banyak mata namun tak ada yang ia...