14. Menenangkan diri

60 5 0
                                    

Alicia terbangun dari mimpi buruknya, Jantung Alicia langsung berdebar kencang, seolah ingin melompat keluar dari dadanya. Nafasnya tersengal-sengal, bagaikan ikan yang baru saja diangkat dari air. Keringat dingin membasahi seluruh tubuhnya, seperti ia baru saja diguyur oleh Hujan.

Rasa takut menyelimuti Alicia serta rasa cemas melanda pikirannya. Mimpi buruk itu masih terasa begitu nyata, bagaikan baru saja terjadi beberapa detik yang lalu.

Di Ruangan yang Sedikit gelap gulita, dan hanya Sedikit cahaya yang masuk. Keheningan yang mencekam menyelimuti kamarnya, tak ada suara lain selain suara Nafasnya Yang tersengal-sengal.

Kesedihan mendalam menyelimuti hati alicia, Rasanya seperti baru saja ditinggal oleh orang yang ia sayangi. Air mata mengalir tanpa henti dari matanya.

Sejenak ia melirik kearah jam yang berada dinakas, Jam Menunjukkan pukul Lima pagi, masih terlalu dini untuknya bangun.

Mungkin para pelayan sudah mulai bekerja, tapi belum membangunkannya. Alicia ingin sekali Memanggil Lily sekarang dan memeluknya untuk Menghilangkan kesedihan dihatinya.

Alicia meringkuk di kasurnya, menangis tanpa henti memikirnya mimpi yang ia alami semalam. Ia sungguh tak ingin Hal itu terjadi.

Tiba-tiba terdengar suara pintu kamarnya yang terbuka, saat Alicia Mendongakkan kepalanya, ia melihat Lily yang berdiri disana.

" Astaga nona, apa yang terjadi pada Nona." Ujar Lily sambil berlari panik Kearah Alicia karena melihatnya menangis, langsung saja Alicia memeluk Tubuhnya dan Menangis kencang Dipelukkannya.

" Ja..ngan ting..galkan aku Lily.." ujar Alicia sambil menangis, ingatan tentang kematian Lily dan Edward Terus Menghantuinya.

" Tenang saja nona, saya tidak akan kemana-mana. Apakah nona baru saja Bermimpi buruk ?." Lily pun melepaskan pelukannya dari Alicia di tatapnya Alicia sambil tersenyum, dan kemudian diusapnya air mata dari mata nona kesayangannya itu.

Sekarang Alicia dapat sedikit tenang, ia Mengusap sisa air matanya.

" Jika nona sudah tenang, ayo sekarang Mandi, saya Sudah Siapkan air panas mungkin saja itu bisa menenangkan nona." Ujar Lily sambil tersenyum, Alicia menganggukkan kepalanya dan Segera menuju Ke Kamar mandi.

Tapi sebelum ia Benar-benar Masuk kedalam sana, ia terhenti sejenak Ketika Lily mengatakan sesuatu kepadanya." Tenang saja nona, Mimpi buruk itu tidak akan pernah terjadi Lagi." Ujar Lily dengan sedikit penekanan Diakhir kata-katanya dan kemudian ia pergi menyiapkan Gaun untuk Alicia.

Alicia menghabiskan waktu sangat lama untuk mandi, itu semua karena ia masih Teringat Dengan mimpinya yang kemarin, dan bahkan Ia Harus Dipanggil Oleh Lily untuk keluar dari kamar mandi.

Sebenarnya para bangsawan pada umumnya akan dibantu untuk Aktivitas mandi mereka, tetapi semenjak Yuna memasuki Tubuh Alicia, ia tidak melakukan karena merasa malu.

Bahkan saat makan bersama keluarganya, Alicia tampak tak bersemangat dan tak berselera untuk makan, Ia yang telah berusaha membangun Citra baik di Depan keluarganya, membuat Mereka bingung dengan Perubahan Alicia.

" Putriku Alicia, apakah kau tak apa-apa?." Tanya sang ayah.

Alicia menggeleng kepalanya " aku baik- baik saja Ayah."

" Jika kau ada masalah cerita saja pada ibumu." Ujar Ibu tirinya sambil menggenggam tangannya dan Alicia hanya tersenyum.

" Eum.. bagaimana kalau kita minum teh ditaman setelah ini." Ide Lucy yang mencoba menghibur.

Alicia lagi-lagi tersenyum " Baiklah." Alicia tak mengerti mengapa ia yang dahulu sangat membenci keluarganya, padahal ibu dan adik tirinya sangat baik kepadanya.

*****

Sinar mentari pagi yang cerah dengan lembut menerangi taman Marques yang indah, Sorot cahaya hangatnya menyinari tanaman hijau bunga-bunga yang ada disana. Setelah sarapan dengan keluarganya, Alicia memutuskan untuk Meminum teh bersama adik tirinya untuk menenangkan diri.

Ditaman yang indah itu, terdengar suara Burung yang berkicau dan Suara Daun yang bergemerisik terkena angin. Alicia dan adiknya duduk di kursi Rotan yang Nyaman dibawah sebuah pohon yang rindang.

Secangkir teh yang mengepul Berada di tangan mereka berdua, teh yang berbeda rasa dan aroma itu berputar-putar di sekitar Indra penciuman mereka.

Ahh memang ini enaknya Minum teh.

Sesaat sebelum meminum teh kesukaannya, Alicia menghirup aromanya yang sangat harum bagaikan Parfum itu, dan saat indra pengecapnya menyentuh tetesan pertama dari teh chamomile, rasa manis yang pas dan kehangatan teh itu menari-nari di lidahnya.

Pandangannya tertuju pada taman yang berada di depan mereka, terdapat berbagai Jenis bunga yang cantik. Tetapi bunga yang paling banyak adalah bunga tulip yang merupakan bunga kesukaan marchioness terdahulu aka ibu Alicia.

Aroma manis dari bunga yang ada ditaman Memikat kupu-kupu untuk Hinggap disana, membuat taman semakin cantik dengan Warna sayap mereka yang berkilauan dibawah sinar matahari pagi.

Ok stop mengagumi taman Marquesnya...

" Apakah sekarang Perasaan kakak sudah mulai membaik ?." Tanya Lucy membuka pembicaraan.

Alicia tersenyum senang." Iya terimakasih." Melihat Alicia tersenyum, Lucy pun juga ikut mengembangkan senyumnya.

" Oh iya, aku lupa kalau ada Kelas tata Krama hari ini." Ujar Lucy sambil menunjukkan ekspresi paniknya yang terlihat lucu dimana Alicia.

" Kalau begitu kembali lah terlebih dahulu, nanti Lady Jane lama menunggumu." Lucy pun menganggukkan kepalanya dan ia pun segera pamit untuk menjalani kelasnya, sebenarnya ia tak enak meninggalkan Alicia apalagi dia yang mengajaknya kesini tapi ia tak bisa meninggalkan kewajibannya.

Apalagi kalau ia ingin menjadi pewaris Marques.

Sekarang kesendirian Lagi-lagi menemani Alicia, disekitar hanya terdengar suara kicauan burung dan Semilir angin yang menemaninya.

Alicia mulai membuka bukunya, entah mengapa ia masih penasaran dengan Sejarah dari dunia ini dan tanpa sadar ia terus mempelajarinya.

" Nona sedang apa." Mata Alicia langsung membulat, ia kenal betul Pemilik suara ini, dan ia sangat ingin bertemu dengannya hari ini.

Alicia mendongakkan kepalanya, terlihat Edward Menatapnya dengan senyuman manis mengembangkan di wajahnya.

" Edward..." Ujar Alicia sambil berlari ke pelukan Edward, bahkan ia tak peduli dengan buku yang sebelumnya ia pegang jatuh ke tanah.

Tentu saja Edward Bingung dengan Alicia, ia juga merasa sangat Tersipu karena Tiba-tiba di peluk Oleh Alicia.

Alicia sendiri tak memperdulikannya, ia saat ini hanya ingin memeluk Edward, apalagi setelah melihat Kilas balik dari masa depan melalui mimpinya.

Karena sadar akan posisinya, Edward hendak Melepaskan Pelukan mereka tapi Alicia langsung melarangnya." Sebentar lagi, biarkan seperti ini sebentar lagi." Ujar Alicia didalam pelukan Edward yang membuat Edward hanya bisa pasrah.

Tanpa mereka sadari seseorang sedang diam - diam menatap mereka sambil menunjukkan senyum yang tak dapat diartikan. Mungkin Seperti senyuman jahat ?.


I restarted my life as a villain's assistantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang