"Kalian gila, mana Arka suruh dia kesini" bentakan seorang Saga menggelar dirumah besar itu
"Papa, maafkan Yesy hiks.."
"Apa kalian tidak berpikir sebelum melakukan dosa itu" ucap Saga frustasi
"Papa sabar, kita bicarakan baik baik ya, kasihan Yesy kalau dibentak seperti itu" ucap Sela menenangkan sang suami
"Ma jangan belain dia terus, lihatlah anak perempuanmu telah menyakiti dan mempermalukan kita, mau taruh mana muka papa dihadapan keluarga besar bahkan direkan bisnis papa nanti"
"Papa, kami saling mencintai" lirih Yesy
"Cinta apa yang kau bicarakan Yesyla Sagaratama, kau tega membuat sakit hati papa mama mu hah? apa kau tidak berpikir bagaimana malu yang akan kami tanggung atas tindakan bodohmu itu?"
"Papa, Yesy sangat menyesal maafkan Yesy papa"
"Kau menutupi kehamilanmu selama delapan bulan Yesy, bagaimana nasib kandunganmu apakah dia mendapat nutrisi yang baik, bahkan papa dengar dari mama belakangan ini kau melakukan diet, papa sudah sangat gagal mendidikmu Yesy" ucap Saga, ia tak habis pikir dengan tindakan putrinya yang tega menutupi kehamilannya itu selama delapan bulan
"Papa Yesy harus bagaimana sekarang" lirih Yesy, ya dia sudah tidak tahu harus melakukan apa sekarang, semua sudah terlambat
"Kau masih menanyakannya pada papamu ini hiks.. kemana kesadaranmu selama delapan bulan? kalau sejak awal papa mengetahui semua pasti sudah papa nikahkan kalian dan dapat menutupi usia kehamilanmu yang sudah ada sebelum pernikahan terjadi, tetapi sekarang sudah terlambat nak kita sudah tidak dapat menutupi usia kehamilanmu dengan pernikahan" runtuh sudah pertahanannya ia terduduk lemah dilantai kamar sang anak,
Ketika Saga dan Sela ingin mengajak Yesy jalan jalan ke mall pagi ini, mereka justru dikagetkan dengan keadaan perut Yesy yang menonjol dibalik baju tidur yang putri mereka kenakan. Saat ini sangat hancur hati Saga sebagai seorang ayah, anak perempuan yang ia banggakan hamil diluar nikah dan ia baru mengetahui ketika kandungan putrinya berusia delapan bulan, Yesy memang tinggal sendiri diluar kota, ia tinggal di apartemen dekat dengan kampus tempat ia mengajar, dan ketika dirumah Yesy memang sangat rapi menyembunyikan kehamilannya.
Yesy ceroboh karena ketika dikamar ia melepas korset yang selalu ia gunakan alhasil perut besarnya akan terlihat dibalik baju yang ia kenakan, dan ya pagi ini tepat diusia kehamilannya yang kedelapan, Tuhan menunjukkan fakta ini pada keluarga Sagara.
Sela langsung memeluk sang anak, untuk menenangkannya, ia tak mau Yesy dan bayinya kenapa napa.
"Nanti setelah adikmu pulang dari kampus, kita ke rumah Arka" setelah mengatakannya Saga bergegas menuju kamarnya yang berada disebrang kamar sang anak, dan langsung menutup pintunya
"Brakkk"
"Mama maafkan Yesy" lirih Yesy dipelukkan sang mama. Saat ini tempat paling aman untuknya adalah pelukan sang ibu
"Nak mama sudah memafkanmu, bagaimana dengan kandunganmu apakah semua baik baik saja?"
"Yesy merasakan tendangannya semalem ma, tapi Yesy tidak tahu pasti bagaimana keadaan dia didalam, terakhir Yesy cek ketika kandungannya lima bulan"
Sela kaget mendengar kejujuran dari sang anak "Nak apa kamu tak tahu jika kandungan harus dicek secara rutin, bagaimana jika ada apa apa dengan kandunganmu, kemana Arka? apakah dia tidak mau menemanimu?"
"Arka selalu mengajak Yesy ma, tapi Yesy sangat takut untuk periksa kandungan. Yesy takut akan ada yang mengetahui kehamilan ini, Yesy hikss.. sangat takut mama"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Pengganti Kakak
Teen Fiction"Mari kita menikah" "HAH?" "Arsy ini rumah sakit" bagaimana tidak teriak, ia terkejud dengan ucapan itu, meski dia mengucapkan dengan nada dinginnya tapi kalimat yang dilontarkan Arka cukup membuat Arsy terkejut "Kakak becanda deh" "Saya serius"...