Bab 1 - lelah

13 0 0
                                    

—————–°•○●•°————°•○●•°——————

malam hari, waktu yang biasanya di pakai orang-orang untuk tidur. Berbeda dengan Alettha, ia baru pulang entah dari mana

"aku pulan-"

PLAK!!

sebuah tamparan keras mengenai pipi Alettha

"kenapa baru pulang? mau jadi apa kamu keluyuran malem malem? lonte?" ucap Rio, alias sang ayah

"ayah ga perlu tau" jawab Alettha seadanya

PLAK!

ya, tamparan itu berulang lagi mengenai pipi mulus Alettha

"ALETTHA SABIRU WIJAYANA!" teriak sang ayah
memanggil nama panjang Alettha

Alettha tak memedulikan ucapan ayah nya tadi, ia berjalan melewati Rio

ia melihat abang nya berdiri di depannya

"abis kemana?" tanya Bara, sang abang

"lo ga perlu tau" jawab Alettha singkat

"jadi lonte lo?" ucap sang abang

Alettha sedikit emosi dengan perkataan abang nya itu. Ia mencoba berdamai dengan suasana nya

ia menghiraukan ucapan abang nya itu, yang ada di pikiran Alettha kini hanyalah "istirahat" saja, ia tak mau bertengkar dengan semua nya.

Alettha melanjutkan jalannya untuk ke kamar milik nya.

———————°•○●°•○●°

Alettha membaringkan tubuh nya di kasur

"kenapa ya hidup ku ga kaya orang lain?, di sayang, di perlakukan layaknya anak"

ia bertanya tanya pada dunia

beberapa menit setelah itu, air mata nya turun membasahi pipi nya

"bun, aku boleh nyusul bunda ga? Alettha capek bun, ayah selingkuh sama wanita bajingan itu bun, Alettha ga suka.." ucap nya sambil menangis sesegukan

"ayah suka mukulin aku bun, padahal Alettha ga salah sama ayah, bunda tau kan? bunda liat kan di atas sana?, ayah cuma melampiaskan semua nya ke aku bun.."

"aku bukan pembunuh bunda.." ucap nya

———°•○●° flashback 10 tahun lalu °●○•°———

"bun, aku berenang yaa? di situu kok, ga jauhh" ucap Alettha memohon kepada sang ibunda

"tapi itu ombak nya lumayan gede loh, jangan jauh jauh ya? sana berenang" jawab sang ibunda membolehkan

"YEYY SIAPP BUNDAA!" ucap Alettha kegirangan

saat Alettha tengah berenang, ombak besar tiba tiba datang ke arah sang anak

"ALETTHA!!" teriak sang ibunda yang panik melihat anak nya tenggelam

sang ibunda berlali cepat mendekati anaknya. Tak pikir panjang, ia langsung melompat ke air pantai tersebut dan menyelamatkan sang anak

alhasil, sang ibunda lah yang terbawa ombak dan..menghilang entah kemana..

"bunda.." lirih Alettha pelan

"ISTRIKU" teriak Rio

"BUNDA!!" teriak Bara dan Ello juga, memanggil sang ibunda

disitulah, jasad bunda ku tak di temukan

aku tak pernah melihat bunda ku lagi..

———°•○●° flashback off °●○•°———

Alettha tersadar dari lamunannya, ia mengambil handphone miliknya di meja belajar nya

"jam 2.30.., tidur ga ya? tanggung juga tidur" ucap nya bingung

"gausah deh, tanggung bentar lagi pagi"

ia kembali membaringkan tubuhnya di atas kasur sambil memainkan handphone milik nya

ia memencet logo "tikt*k"" di layar handphone miliknya

05.02

"udah pagi aja mandi dulu ah"

ia berjalan keluar kamar lalu mengambil handuk miliknya untuk mandi

saat berjalan menuruni tangga, ia mendengar suara sendok dan garpu yang di gunakan untuk makan

menghiraukan suara itu, Alettha lanjut berjalan menuju kamar mandi

skip selesai mandi.

selesai dengan mandi nya, Alettha berjalan menuju meja makan, terdapat sang ayah dan 2 abang nya itu

urutan kursi meja makan
        Ello–Bara–Alettha
                   meja
                   –Rio–

back to Alettha and her family

ia berjalan menduduki kursi nya, saat akan mengambil nasi, terlihat wajah sang ayah yang seperti tak ada mood untuk makan lagi setelah melihat Alettha, Rio mendorong piring bekas makannya lalu pergi ke luar begitu saja

"lo ngapain ada di sini? ayah jadi ga mood makan gara-gara lo" ucap Rio

"tapi kan-"

"lo tuh perusak suasana tau ga? lo udah bikin ayah ga mood makan, dan lo yang bikin bunda meninggal, coba aja bunda ga nyelametin lo, pasti bunda masih ada, asal lo tau aja!" ucap Rio
yang membuat hati Alettha sakit seperti di tusuk pisau

Alettha meenggeprak meja makan, lalu mendorong kursi nya sampai terjatuh lalu pergi mengambil tas nya

"dasar pembunuh" ucap Rio, lagi lagi dan lagi

Alettha tak menghiraukan ucapan sang abang, ia lanjut berjalan membuka pintu keluar

di tengah tengah perjalanan ke sekolah, seseorang memanggil namanya

"Alettha!!"

sang pemilik nama menengok ke belakang, melihat siapa yang memanggil nya

"Kalea!! morning!" oh ternyata kalea.
Ia menyapa Kalea dengan senyuman lebar

"sini naik ke mobil, bareng aku aja let" ucap Kalea kepada ku mengajak untuk berangkat bersama

"ah, makasi ya Kal" ucap ku berterima kasih sambil membuka pintu mobil

"kok kamu jalan? ayah kamu kan ada, dia ga nganter?" tanya Kalea yang membuat Alettha bingung harus menjawab apa

"Eee, dia pagi pagi kerja, jadi ga bisa nganter deh" ucap ku bohong, kalau aku mengatakan yang sebenarnya, bisa bisa aku yang kena pukul ayah

Kalea hanya ber oh ria saja setelah mendapat jawaban dari sang teman

"btw kamu udah ngerjain pr ipa belom?" tanya Kalea

"eh, emang ada?" tanya ku balik ke Kalea

"iyaa, yang hall 135 sampe 137" jawab Kalea

"duh, aku belom lagi, kamu udah? kalo udh minjem dong" ucap ku. Ah aku memang pelupa kalau soal pr, hahaha

"udah kok, bentar aku ambil dulu" jawab Kalea sambil mencari buku mtk nya di tas

"eh, kok ga ada ya?" ucap Kalea panik, yang membuat Alettha panik juga

"lah, ketinggalan?" jawab ku

"IH IYAA" ucap Kalea panik setengah mati, sama dengan ku

sampai di sekolah, ya begitu deh, mereka dihukum guru

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

"Alettha dan nasib" || Alternatif universeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang