8 Agustus 2023
Hari semakin sore, matahari mulai menutupi dirinya dengan awan. Cahaya terangnya mulai redup, namun tak ada cahaya jingga yang menjadi ciri khas dari sore hari. Semilir angin kesana-kemari menggoyangkan rerumputan dan pohon, membuat bunga sakura yang bermekaran akhirnya terpisah dari rantingnya, dan terjun kebawah dengan ayunan-ayunannya yang lamban.
Seungcheol berjalan santai sembari membawa keranjang anyaman ditangannya. Didalamnya, ada buah persik besar berwarna pink cerah yang sangat memanjakan mata. Seungcheol langsung mengambilnya dari pohon. Ia berusaha memilih buah yang besar, cantik dan manis agar Jeonghan merasa senang. Tak lupa juga ia mencucinya dengan bersih.
Pria berkemeja hitam itu terdiam begitu ia melihat pria yang sangat dicintainya tengah tertidur lelap direrumputan. Dari kejauhan, pria itu seperti seorang peri yang tengah tertidur. Membuat siapapun yang lewat sangat enggan untuk membangunkannya.
Seperti sebuah lukisan cantik, yang dilukis dengan tangan ahli menggunakan pewarna pastel, dia terlihat begitu sempurna dan indah. Sebuah karya yang tidak dapat dideskripsikan keindahannya hanya dengan sebuah lisan.
Seungcheol mendekatinya dan terpesona dengan wajah cantik yang tengah tertidur itu. Ia meletakkan keranjangnya disamping dan berniat untuk membangunkan Jeonghan.
Namun keindahannya itu membuat Seungcheol linglung. Bibirnya sedikit terbuka karena kekagumannya. Dia terus menatap Jeonghan tanpa mengedipkan mata, seolah-olah angin sepoi-sepoi yang lewat didepan matanya berhenti.
Pria itu duduk tepat disamping kepala Jeonghan yang tengah berbaring. Lengannya ia tumpu dan dengan perlahan Seungcheol menempelkan bibirnya dengan bibir ranum dibawahnya.
Rasa halus dan kenyal kini ia rasakan. Dinginnya bibir itu menyeruak masuk kedalam tubuhnya. Membuat jantung itu berdetak dengan kencang, membuat tubuhnya bergetar, membuat perasaan aneh dan keinginan yang lebih.
Bisa ia rasakan nafas lembut Jeonghan di pipinya, membuat bulu kuduknya seketika berdiri.
Seungcheol dengan tenang merasakan setiap inci dari bibir manis Jeonghan. Merasakan dengan khusyuk agar ia bisa merasakan lebih dari setiap incinya, agar ia tidak lupa dengan rasanya.
Keinginan didalam tubuhnya semakin memberontak, ia menginginkan sesuatu yang lebih intens dari ini. Dan dengan pelan Seungcheol berniat untuk melumat bibir Jeonghan, sekedar untuk menyicipinya. Namun sebuah kenangan buruk membuatnya sadar akan perbuatannya dan dengan cepat melepaskan pautan itu.
"Karena kau, Jeonghan menjadi buta!"
"Jika saja aku tau bahwa kejadian ini akan terjadi padanya, maka aku akan dengan sangat tegas menolak mu!"
"Kau menghancurkan masa depannya!"
"Choi Seungcheol! Kesalahanmu benar-benar tidak bisa dimaafkan!"
"Bukankah kau berjanji kepadaku, bahwa kau akan menjaga Jeonghan untuk selamanya?! Lalu mengapa kejadian ini menimpa dia?! Betapa tidak becusnya dirimu!"
"Tinggalkan Jeonghan sekarang! Dia tidak membutuhkan pria sepertimu!"
"Seungcheol, dimana kau?"
"Kenapa sangat gelap disini?"
"Seungcheol, apa kau disana?"
"Katakan padaku Choi Seungcheol! Apa kau disana?!"
"Seungcheol, apa aku buta?"
"Apa kau akan meninggalkan ku?"
"Tetaplah disini. Jangan tinggalkan aku. Kumohon, jangan tinggalkan aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐤𝐮 𝐀𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐌𝐚𝐭𝐚𝐦𝐮 || 𝐉𝐞𝐨𝐧𝐠𝐜𝐡𝐞𝐨𝐥
Short StoryJika saja kejadian itu tidak ada, mungkin sekarang Jeonghan masih bisa menikmati pemandangan indah ini. Jika saja saat itu dia tidak meminta Jeonghan untuk menepati janji temu, kemungkinan besar Jeonghan masih bisa melihat sekarang. Demi dirimu, bah...