Bab 02.

1.3K 44 3
                                    

Matahari mulai mengusik wanita yang sedang tertidur lelap. Sinar matahari sudah masuk, karena tirai otomatis terbuka ketika pagi.

Wanita itu adalah Olive. Ia mengucek kedua matanya dan menguap.

"Hoam!"

Olive meraba nakas untuk mencari ponsel. Saat dapat, ia melihat layar tersebut dan tahu jika saat ini pukul setengah tujuh pagi.

Menaruh kembali ponselnya, Olive segera bangun untuk duduk.

Di menyenderkan tubuh nya pada headboard ranjang. Olive kembali mengingat kejadian kemarin di kampus, dan kejadian tadi malam.

"Semoga saja, dia tidak melihatku." Olive berharap demikian.

Tapi anehnya meskipun dia sudah mengetahui sifat jahat Nathan kepadanya, Olive tetap menyukai Pria itu. Rasa di dalam hatinya tak berkurang sedikitpun.

Drrrtt! Ddrrrt!

Ponsel miliknya bergetar.

Olive segera mengambilnya untuk melihat siapa yang menghubunginya.

Dan ternyata itu adalah sang Ibu, Giselle. Tanpa berlama-lama ia segera mengangkat panggilan Video tersebut.

"Morning, Mom!" sapanya.

"Morning, Dear ...." Giselle menjawab dengan senyuman manis.

"Ada apa Mommy menelfonku pagi, ini?" tanya Olive.

"Mommy merindukanmu. Harusnya besok Mommy dan Daddy kesana. Tapi Daddymu memiliki pertemuan dengan rekan bisnisnya," jelas Giselle dengan wajah sedihnya.

Wanita paruh baya itu masih sangat cantik dan awet muda. Meskipun memiliki dua anak, tidak ada yang berubah pada tubuhnya.

"Tidak apa, Mom ... lain kali kalian bisa kesini. Lagi pula kak Arion, disini bersamaku."

Giselle tersenyum melihat wajah cantik anaknya dari layar ponsel.

"Oke, sekarang ceritakan pada Mommy. Apa pria yang kau taksir sudah mendekatimu?" 

Giselle mengetahui jika sang Putri menyukai seseorang di kampusnya. Hanya saja, Olive tidak mengatakan pada siapa dia jatuh hati.

"Dia bahkan tidak mau melihat ke arahku, Mom."

"Kenapa?" tanya Giselle merasa tidak percaya.

"Look at me, Mom .... I'm a fat girl." Olive berkata sendu.

"Hey! Kau tidak gendut. Bodymu memang berbentuk Curvy. Dan itu sexy, Dear ...." Olive tidak setuju dengan pernyataam sang anak.

Olive menggelengkan kepalanya, ia sadar jika ia gendut. Jelek. Dan tidak menarik.

"Kau hanya perlu memperbaiki penampilanmu, Olive. Lepas kacamatamu dan behel gigimu. Kau akan terlihat cantik saat menggunakan dress. Buang semua baju kebesaranmu."

Olive berkata panjang lebar pada putri kesayangannya.
"You are a beautiful girl. Trust me," Lanjut Giselle.

"Okey, Mom. I trust you."

Giselle memutar bolamatanya malas. Putrinya ini begitu sulit jika di beri nasehat. Olive tidak pernah percaya diri.

"Aku harus segera bersiap-siap, Mom." Olive memilih untuk menyudahi perbincangan mereka.

"Yup, semoga harimu menyenangkan Dear. I love you."

"I love you, Mom and Dad."

Panggilan mereka terputus.

LOVE AND PASSION (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang