"Sayang, akhirnya kau bangun!" ucap Giselle antusias menyapa putrinya yang kini membuka mata.
Olive hanya diam melihat ke arah ibunya, yang ternyata sudah berada di sampingnya.
Sayup-sayup, ia mengingat kembali malam petaka saat bertemu dengan seorang monster, yang bernama Nathan.
Olive mengingat bagaimana kejadian mengenaskan itu menimpanya. Masih teringat jelas sakitnya tamparan Nathan, dan gigitan nya saat dia membobol keperawanan nya malam tadi.
Mengingat hal itu, air matanya kembali menetes. Hatinya hancur, mentalnya pun ikut hancur.
"Ada Mommy disini, hmm ...." Giselle menghapus air mata putrinya.
Tidak tahan dengan sesak di dadanya, akhirnya Olive terisak dan menangis. "Hiks ... Mom ...."
"Menangislah, menangislah Dear ... ada Mommy disini." Giselle menggenggam tangan putrinya dan memberi kecupan di telapak tangan Olive.
"Sakit, Mom ...." Lirih Olive di sela isakan pilunya.
Giselle ikut merasakan apa yang dirasakan oleh sang putri. Ia pun ikut meneteskan airmata, menangis bersama dengan Olive.
Ibu mana yang tidak sakit melihat putri satu satunya yang ia miliki di perlakukan seperti ini?
Apalagi di sakiti oleh anak dari mantannya di masalalu. Ia kembali mengingat lukanya dulu, saat bersama dengan Alvin. Begitu sulit melepaskan pria yang begitu di cintainya kala itu.
Namun beruntungnya Giselle di pertemukan dengan Jerry. Yang kini menjadi suami dan ayah dari kedua anaknya.
Giselle berharap, semoga Olive di pertemukan dengan pria yang baik dan mencintainya sepenuh hati, tanpa melewati masa masa sulit terlebih dahulu.
***
Nathan terduduk di lantai kamar, dengan menyenderkan tubuhnya pada ranjang. Dari semalam pria itu belum tidur, dan masih menggunakan pakaian yang sama.
Luka pada wajahnya belum di obati, hingga darah yang keluar kini mengering dengan sendirinya.
Nathan mengingat semua apa yang sudah ia lakukan terhadap Olive. Gadis yang selama ini menyukainya, semalam ia perlakukan layaknya seorang binatang.
Nathan menyadari jika dirinya tidak pantas di sebut manusia. Teringat jelas isakan Olive malam tadi yang ia kira adalah Selena.
Kemarin malam setelah kepergian Olive, ia sempat merasa bersalah karena menghina wanita itu dengan sangat kelewatan.
Merasa kepalanya pusing, Nathan minum alkohol di dalam kamar hotel cukup banyak, dengan kadar yang tinggi.
Nathan mengingat bagaimana sialannya Selena bercumbu dengan pria lain. Ia tidak mengira jika wanita itu berani selingkuh di belakangnya.
Nathan memutuskan untuk pulang ke rumah, disaat kesadarannya masih cukup.
Tapi, saat di pertengahan jalan, ia mengingat wajah Olive yang menangis sebab perkataannya. Merasa bersalah, Nathan pun memutar mobilnya kearah apartemen Olive untuk meminta maaf.
Sayangnya saat ia sampai, kesadarannya mulai menipis. Alkohol sudah menguasai seluruh jalan fikiran otaknya. Hingga ia berakhir mengira jika Olive ada Selena, wanita yang membuatnya emosi malam tadi.
Nathan menundukkan kepalanya. Ia melihat ada bercak darah pada celana levis yang ia kenakan tepat pada daerah resleting.
Pria itu tau jika itu adalah darah keperawanan milik Olive yang ia renggut dengan paksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE AND PASSION (21+)
RomanceCERITA INI MENGANDUNG UNSUR ADEGAN DEWASA, KEKERASAN, DAN KATA-KATA KOTOR‼️ BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN🫵🏻 *** Kisah antara Nathan- pria sempurna memiliki segalanya, dan Olive- gadis cupu dengan kawat gigi serta kacamata besarnya. "Kau Gadis cupu...