01

13.5K 957 31
                                    

Airis Lebiola seorang anak laki-laki berusia 6 tahun yang menjalani kehidupan bahagia bersama orang tuanya.

Airis terlahir dari keluarga bangsawan Lebiola yang tergolong sebagai bangsawan kelas menengah, Airis hidup seperti anak-anak pada umumnya yang memang senang bermain.

Airis kecil sangat manis dan memang menjadi kesayangan kedua orang tua dan satu pengasuhnya. Semua terasa indah tanpa ada masalah hingga suatu malam, keributan terdengar dari luar kamar Airis.

Anak kecil berparas manis ini mengucek pelan matanya karena jam memang menunjukkan pukul 11 malam, Airis menarik boneka kelinci keluar bersamanya dari kamar.

Dengan rasa kantuk yang amat sangat luar biasa, Airis membuka pintu kamar.

"Mama ?" Panggilnya tapi tak ada jawaban, Airis melihat kearah depan mencoba memfokuskan pandangan matanya yang blur.

Samar-samar dia bisa mendengar beberapa orang bicara tapi tidak jelas hingga akhirnya dia mencoba berjalan tapi kakinya terasa menginjak genangan air.

"Apa ini ?" Kata Airis dengan suara lucu khas anak-anaknya, dia melihat kakinya dan betapa terkejutnya Airis saat dia melihat genangan itu berwarna merah.

"Ah.. " Airis melihat kembali ke depan tapi seseorang tiba-tiba menghalangi pandangan mata Airis.

"Halo Airis" sapanya dengan senyuman manis, wajahnya terlihat sangat rupawan.

"Ha-halo.. " sapa Airis balik, pikiran anak-anak Airis belum bisa memproses sesuatu secepat orang dewasa.

"Kamu mau ini ?" Pria ini menyodorkan satu permen pada Airis.

"Hm !" Airis terlihat bersemangat mengambil permen itu lalu memasukkannya ke dalam mulut.

"Apa itu boneka mu ?" Tanyanya.

"Mm.. Mr.Bunny !" Jawab Airis.

"Ah, nama yang bagus.. kamu sayang padanya ?"

"Iya !" Airis tersenyum karena dia merasa senang ada yang menanyakan bonekanya.

"Kamu tau, aku punya banyak boneka di rumah.. kamu mau ikut ?" Tanya orang ini.

"Um.. banyak ?" Tanya Airis balik.

"Ya, sangat banyak.. kemari lah" orang ini menyodorkan tangannya pada Airis.

Awalnya Airis ragu tapi saat orang ini menjanjikan permen, Airis langsung bersedia ikut. Pria ini mengendong Airis keluar dari rumah tersebut, sesaat Airis menoleh dan dari pintu yang hampir tertutup dia bisa melihat ibunya terbaring di lantai dengan tatapan kosong.

"Ma- " belum sempat Airis memanggil ibunya, pria ini lebih dulu bicara. Dia mengatakan kalau dia memiliki satu permen lagi di kantongnya untuk mengalihkan perhatian Airis.

Sebagai anak kecil, tentu Airis langsung mengambil permen itu dan melupakan apa yang barusan dia lihat.

Keduanya masuk ke dalam kereta lalu berjalan meninggalkan lokasi tersebut, Airis menatap wajah pria ini yang kemungkinan baru berusia 20 tahun.

Raut wajahnya terlihat hangat karena dia terus tersenyum pada Airis, kereta itu membawa Airis hingga 2 jam lamanya yang membuat Airis tertidur pulas terlebih ini sudah tengah malam.

.
.

12 Tahun Kemudian.

Kerajaan indah bernama Backhinland terkenal akan hasil lautnya juga perkebunan kelapa, pemandangan pulau ini pun menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung.

Tepat pada hari ini, kerajaan Backhinland akan merayakan ulang tahun raja mereka, semua bersiap karena akan ada pesta besar baik untuk rakyat maupun para bangsawan.

Tapi dari semua itu, masuk jauh ke dalam istana. Tiga orang pelayan berlarian di selasar istana mengejar seorang laki-laki muda yang menolak memakai jubahnya.

"Yang mulia!! Tolong pakai jubah Anda!" Teriak salah seorang pelayan.

"Tidak mau! Pundak ku terasa berat memakai jubah itu!" Tolaknya.

Mereka berempat terus berlarian hingga akhirnya langkah kaki laki-laki muda ini terhenti saat dia tidak sengaja menabrak seseorang.

"Uphh!"

Dia mendongakkan kepalanya melihat siapa yang sudah dia tabrak, senyum merekah langsung terlihat di bibirnya.

"Kak Lefan !!"

Pria bernama Kinsey Lefan Livingston ini menyandang berstatus raja dari kerajaan Backhinland, dia sudah menduduki tahta sejak berusia 18 tahun menggantikan pamannya yang sudah meninggal.

Lefan terpilih menjadi putra mahkota saat berusia 10 tahun karena pamannya tidak memiliki satu pun anak dari permaisuri maupun selirnya.

Saat dia berusia 20 tahun, Lefan mengangkat seorang anak yatim piatu yaitu laki-laki muda yang saat ini memeluknya.

Airis Lebiola atau yang kini berganti nama menjadi Airis Livingstone adalah adik angkat dari Lefan, Airis di selamatkan oleh Lefan saat terjadi penyerangan pada keluarga Lebiola yang mengakibatkan kedua orang tuanya, pelayan dan pengasuh keluarga Lebiola kehilangan nyawanya.

Jarak usia mereka berbeda 14 tahun dimana saat ini Airis berusia 18 tahun sedangkan Lefan berusia 32 tahun.

Airis memiliki tinggi badan 170cm sedangkan Lefan 188cm. Perbedaan tinggi badan ini membuat Airis terlihat kecil saat berada di dekat Lefan terlebih lagi tubuh Lefan tegap kekar karena dia berlatih ala militer hampir setiap hari untuk mengasah kemampuannya.

Sedangkan Airis tidak diijinkan masuk ke tempat latihan dan hanya diajarkan untuk merajut, merangkai bunga, belajar ilmu pengetahuan dan belajar tata krama saja.

Perbedaan ukuran tubuh ini kadang membuat beberapa orang gemas sendiri saat melihat adik kakak tiri ini bersama.

"Apa yang terjadi di sini Airis ?" Tanya Lefan dengan nada suara lembutnya seraya mengusap rambut Airis.

"Yang mulia Airis tidak ingin memakai jubahnya paduka !" Sahut salah seorang pelayan.

"Maafkan aku kak tapi jujur ku katakan, aku sangat tidak menyukai jubah kerajaan berat itu !" Protes Airis.

Lefan meminta jubah Airis pada pelayan yang langsung pelayan wanita itu berikan pada rajanya.

"Kemari, biar ku pasang untuk mu"

Raut wajah Airis berubah asam karena dia tidak bisa menolak Lefan, dengan hati-hati Lefan memasang jubah itu di pundak Airis.

"Sudah selesai, sekarang.. " Lefan menyodorkan lengannya untuk Airis gandeng.
" ..mari pergi ke perayaan ulang tahun ku dan berhenti memasang wajah cemberut mu itu adik ku sayang, aku tidak ingin rakyat melihat wajah seperti itu" Lefan mencubit pelan pipi Airis.

Airis tersenyum, dia mengandeng lengan Lefan sembari menyandarkan kepalanya di lengan Lefan.
"Hehe, ayo pergi ~" mereka berdua berjalan menuju kereta kuda.

Parade istana sangat di nantikan oleh rakyat, Airis dan Lefan melambaikan tangan saat melewati rakyat yang sudah menanti sejak tadi.

Walaupun Airis kehilangan kedua orangtuanya tapi kehidupannya bersama Lefan sangatlah sempurna karena Lefan sangat menyayangi Airis begitupun sebaliknya.

.
.

Bersambung ...

The King's Bride (BL18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang