PROLOG

16 2 10
                                    

Pagi yang cerah, tapi tidak untuk dua keluarga ini...

Mereka terlalu sibuk, bahkan untuk membalas sapaan sinar mentaripun mereka tak sempat. Salah satunya adalah aku. Seorang perempuan remaja yang sedang kebingungan mengenakan hijabnya. Hijab itu memang aneh sekali, hingga kakakku membutuku mengenakannya. Aku tersenyum kearah kakak perempuanku satu satunya, tapi balasanya adalah tatap sendu, takut, nan khawatir. walaupun bibirnya berusaha menyungging senyum.

 "Ini acara pernikahan, seharusnya kakak bahagia" ucapku, sembari mendongak, membiarkan kakak memasang jarum di hijab aneh ini. kakak tertawa getir tetiba saja mendekapku erat. 

"Maaf Hamza , kakak takut, sungguh takut" ucapnya, nyata sekali bahwa ia membendung air matanya.

Aneh bukan? ini adalah pernikahan, kenapa semuanya terlihat takut dan khawatir?

Perkenalkan namaku Chamza Allais kalian bisa memanggilku Hamza ataupun Chaca, umurku empat belas tahun,  dan karena suatu alasan aku akan menikah hari ini.

<><><><><><><><><>

Seorang laki laki menyisir rambutnya, sejenak merapikan songkok hitam-nya, membenahi dirinya didepan kaca, hingga pintu kamarnya terbuka. 

"Alif" namanya dipanggil oleh seseorang yang ia panggil abah, membuat lelaki bernama Alif itu mendongak.

 "Kau yakin nak?" abah bertanya memastikan.

  Alif tersenyum mendengarnya "iya abah" jawabnya tanpa ragu. 

Abahnya tersenyum "sungguh maafkan abah Alif tapi abah bangga dengan mu".

Perkenalkan namanya Alif, umurnya lima belas tahun, dan karena suatu alasan ia akan menikah hari ini.

Alif HamzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang