Selesainya Adel mengobrol berdua dengan Muthe, Adel langsung saja beranjak menuju kelasnya. Sesampainya dikelas, Adel tidak melihat keberadaan teman-temannya. Alhasil ia langsung merogoh saku celananya dan mengetik beberapa pesan digrup JMT.
Karena tidak ada yang menarik, Adel pun memilih melamun menatap kearah luar jendela. Pandangannya terhenti kala ia melihat sosok yang dikenalinya tengah berjalan santai menuju ke arah kantor sekolah.
Adel tersenyum tipis memandang orang itu, sesekali ia juga menghela nafas karena otaknya harus bekerja lebih ekstra untuk memikirkan hal yang seharusnya tidak menjadi tanggungannya.
"WOI PERKEDEL!!" Adel kenal teriakan khas itu, ia hanya bisa menghela seraya menatap sahabatnya dengan malas.
"Si anjirr malah ninggalin, taik bet emang!!" Sarkas Olla yang dibalas hanya deheman oleh Adel.
"Lah bukannya tadi lo ama Muthe?? Tu anak mana?" Sahut Flora. Adel hanya menaikkan bahunya tidak tau. Jmt yang sedari tadi hanya mendapat jawaban yang ala kadarnya pun muak dengan temannya yang disebut-sebut kucing kalem itu.
Ingin rasanya mereka beramai-ramai menggedik kepala Adel hingga merah. Saat para JMT ingin duduk di bangku masing-masing, tiba-tiba Adel berdiri berjalan keluar kelas.
"WOI KAMPUNG LO MAU KEMANE!! JAMNYA BU SISKA MASIH ADA 2 JAM" Sudah bisa ditebak siapa yang berteriak.
"Gw mau ke kantor bu Feni, mo tidur! Kalo dicariin bilang aja kalo gw ada urusan penting!!" Ucapnya sambil melambaikan tangan tanpa berbalik sedikitpun.
"Si anjirr!!" Kompak JMT.
______
Disisilain ada seorang siswi tengah duduk manis seperti sedang menunggu seseorang.
"Udah lama kak??" Sahut seorang murid cowo berparas tampan bersama dengan 1 temannya yang tak kalah tampannya.
"Lumayan..." Jawab siswi itu dengan wajah datar.
"Jadi apa rencana kakak buat bikin Adel ingat sama traumanya lagi??"
Siswi itu pun tersenyum penuh arti, sambil menyilangkan tengan didepan dada. Murid cantik itu mulai menjelaskan rencana yang sudah ia susun begitu matang.
"Kalian tau kelemahan Adel waktu dia masih sering kumat sama traumanya??"
"Emm setau gw sih dulu trauma dia bakal kambuh pas dia ditindas sama orang atau kalau nggak cuma sekedar digertak dia udah nangis kejer. Tapi sekarang keknya udah ga mempan deh semenjak kenal Bu Ashel." Jelas siswa dengan pawakan wajah tampan dan hidung mancung.
"Bu Ashel?? Pemilik sekolah ini?" Kedua siswa itu mengangguk kompak.
"Hmm gw punya rencana lebih bagus!! Sini kalian!"
Kedua murid tampan itu pun kaget mendengar rencana kakak kelas yang ada dihadapan mereka itu.
"Gimana Ze? Ran??"
"Kak, kakak yakin sama rencana itu? Resikonya bisa ke nyawa kak!!" Panik Zean. "Sumpah kak jangan nekat!! Gw ga mau ikut, gw masih pengen tidur diatas kasur." Timpal Aran saudara kandung Zean.
Siswi itu pun berdecih menatap remeh dua murid itu. "Kalian lupa? Mama kalian itu meninggal karena ulah dari keluarga Aksara!!" Bentaknya yang membuat Zean dan Aran kangsung kicep seperti anak kelinci.
"Ditambah lagi, si bejat Cakra!! Papa kalian itu, dengan santainya datang kerumah gw minta duit buat mabok!! Hahhaaha bapak macam apa dia!?"
"Kan bapak gw bapak dia juga..." Gumam Aran.
"APA LO BILANG!!?"
"Eee engga kak, tadi ini Zean kentut baunya kek telur busuk hehe." Zean yang difitnah pun langsung mendelik kearah saudaranya itu.
"Cihh kalo papa kalian nggak milih buat nikahin tante Shani, mungkin gw masih mau nerima kalian buat balik tinggal bareng ama bang Aldo. Yaaa tapi keknya kalian udah terbiasa hidup miskin."
"Sebenarnya gw ga sudi buat ketemu lagi ama kalian yang penghianat!! Tapi gw masih ada rasa kasian sebagai kakak kandung kalian...sooo kalo kalian ga mau kerja sama ama gw, yaa jangan salahin gw sama kak Aldo kaloo...."
Zean dan Aran sontak langsung menatap wajah manusia didepan mereka itu, apa kalimat selanjutnya?.
"Kalian bakal hidup dikolong jembatan!! Ingat ya adik-adikku yang nakal, pikir kan baik-baik apa yang aku omongin tadi byeee...."
Sepeninggalan siswi cantik tadi, Zean dan Aran pun langsung pergi menuju tempat mereka buasa nongkrong. Belakang gudang sekolah! Tempat yang tidak terurus, banyak sekali puntung rokok bahkan terdapat banyak botol minuman keras disana. Tidak ada yang mengetahui tempat itu selain mereka dan anak berandalan lainnya.
"Ran! Sebenarnya apasih yang kakak-kakak lo rencanain!?" Tanya Zean dengan wajah kesalnya.
"Kakak gw? Kakak lo juga kali!! Ckk nyesel gw ikut papi buat tinggal serumah ama siapa? Shani? Yaa orang tua itu lah!!" Ucap Aran yang ikut kesal. Sepertinya urat kesopatan Aran udan putus jadi 7 bagian deh.
"Sumpah, gw kira waktu papi dapetin sahamnya keluarga aksara. Kita bakal bisa hidup foya-foya 7 turunan, ehh si anjir belum ada seminggu udah gelandangan kita!!"
"Kalo Papi ga keburu cerai waktu itu, kita mah masih bisa sandiwara biar dapet uang jajan!! Tapi bapak lo noh bego amat jadi orang!!" Sarkas Zean sambil menunjuk saudara kembarnya.
"Ehh kimak!! Dia bapak lo juga ye!!" Protes Aran. "Ckk serah lah, yang mesti dipikirin tu..kita ikut dalam rencana tu cewe apa cari aman!?"
"Pilihannya susah anjir! Cari aman tapi lu turu di kolong jembatan, atau ikut rencana itu tapi resikonya tidur dibalik jeruji??"
"ARRGGGHHH KELUARGA SIALANNN!!" Kompak mereka sambil mengacak rambut masing-masing.
______
Sesampainya dikantor, Adel langsung saja menuju ruangan atas nama Feni. Selain untuk tidur, sebenarnya alasan Adel menuju kantor hanyalah ingin melihat sosok yng tadi menjadi pusat matanya.
"Permisi...numpang tidur." Ucap Adel begitu sopan.
"Lohh Adel!??"
"Lohhh bu-bundaaa??" Seketika Adel mematung ditempat, sejak kapan ibunya ini ada disekolah? Dan ada keperluan apa beliau dikantor Feni?
"Bu-bunda ngapain disini?" Shani menatap tajam anaknya itu.
"Main catur gw dimari!! Punya anak otaknya rada-rada semua, tapi pinter cari duit."
"Ya serah bunda lah, kan bunda mau ketemu sahabat bunda. Emang cuma kau yang punya besti besti itu???" Cibirnya yang membuat Adel malas.
Ternyata semenjak Chika menceritakan tentang keluarga Feni merupakan orang yang menolong Adel waktu penculikan belasan tahun yang lalu, Shani dan Feni semakin akrab dan menjadi sahabat ibu-ibu sosialita.
Adel pun menuju sofa panjang yang ada diruangan Feni, ia merebahkan dirinya sambil bersedekap dada. Sangat sofun!!
"Del!! Kamu bolos kelas??" Dengan polosnya Adel mengangguk. "Dedel ngantuk bun pengen tidur disini." Jawabnya yang membuat Shani langsung cengo.
"Adel......!!!"
"AAA AAAARRKK BUNDA SAKIT BUNDAA...!!" Tiba-tiba Shani sudah berada tepat disamping Adel dan langsung menjewer kuping anaknya itu. Feni hanya bisa menggeleng sambil menonton drama siang hari dari anak dan ibu.
"Sejak kapan kamu suka bolos gini!? Sumpah ya del...mau jadi apa kamu kalo gini!!!!" Shani benar-benar geram dengan anak bunsunya itu, tapi se marah-marahnya Shani, Shani tidak seperti ibu ibu lain. Sebenarnya jeweran Shani tidak begitu sakit, cuma Adelnya aja yang terlaku dramatis.
"Lohhh tumben rame ini?? Lohh bunda? Itu kenapa Adelnya dijewerr??" Sahut wanita berjas putih dengan kacamata yang bertengger dikepalanya.
"KAK ACELLLLL HUAAA..." Pecah Adel sambil berlari memeluk Ashel.
___
Bilang aja kalo kangen gw!!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Second Mommy (DelShel)
Fiksi RemajaBer unsur fxg Adel adalah seorang anak manja yang ceria, penyayang dan jahil tapi semua itu berakhir setelah datangnya keluarga baru dihidupnya. Ditambah dia juga memiliki trauma akan masalalu dia yang bisa kambuh kapan saja. Ashel seorang pengusaha...