Dua orang lelaki yang sedang berdiri diatas rooftop sembari menatap sekolah mereka dari atas, yang biasanya mereka berdua canda tawa kini keduanya menjadi sunyi karena saling diam, sebelum yang lebih pendek berdehem guna mencairkan suasana.
"Lo kenapa ngehindar dari gue?" Ucapnya, yang ditanya hanya berdiam saja dengan tatapan kosong tertuju ke langit.
"PLAK"
Geplakan nyaring mendarat di bahu yang lebih tinggi membuat sang empu yang memiliki bahu tersebut mengaduh, "malah melamun, gue tanya loh!" Ucap Alvey, pelaku yang menggeplak bahu orang yang di sampingnya itu.
"Sorry, lo tadi bilang apa?" Jawab Aldev sembari mengusap bahunya yang masih terasa panas karena geplakan dari Alvey yang bukan main.
Alvey dan Aldev adalah dua orang yang sangat dekat sekali, banyak yang mengira bahwa mereka berdua adalah pasangan, namun mereka hanyalah teman walau kadang sangat mencurigakan dan membuat orang lain beranggapan salah paham.
"Lupain aja" ucap Alvey yang terlihat sudah kesal itu, dia pun melirik Aldev yang tidak merespon apapun yang membuatnya semakin kesal.
Ditariknya badan Aldev untuk menatapnya, ukuran tinggi badan mereka berdua memang tidak jauh namun Alvey terlihat sangat kecil di depan Aldev, hingga kedua tangan Alvey menangkup pipi Aldev agar menatapnya.
"Jawab gue dengan jujur! Kita ini sebenernya apa? Lo anggap gue teman doang kah? Apa partner sex? Gak mungkin lo gak jatuh cinta karena udah sering sex sama gue, dan sekarang? Kenapa lo malah ngejauhin gue??" Ucap Alvey yang membuat Aldev hanya bisa menundukkan kepalanya tidak berani menatap Alvey, dan perlahan tangan Alvey yang berada di pipinya ia lepaskan dari pipinya.
"Sorry... Mungkin hubungan gak jelas kita sampai sini saja" ucap Aldev sembari menundukkan kepalanya. Alvey lemas mendengarnya.
"Enteng banget lo ngomongnya! Kalau gue hamil, apa iya lo tetep ninggalin gue?" Ucapan Alvey sontak membuat Aldev menatapnya dengan tatapan terkejut.
"Lo hamil?" Tanya Aldev, Alvey yang sudah kesal pun semakin kesal dibuatnya. "Enggakk itu miisalnya, kan lo sering keluar dari dalem" jawabnya sembari memalingkan wajahnya dari Aldev.
Aldev pun diam kembali, "bahkan lo gatau hari ini hari apa" ucap Alvey kembali, Aldev menatap Alvey bingung yang membuat Alvey ingin menjambak rambutnya hingga botak.
"Hari apa?" Tanya Aldev, belum sempat Alvey memberi tahu, sebuah bel masuk berbunyi membuat Aldev langsung lari ngacir pergi meninggalkan Alvey yang masih berdiri di rooftop, "udah masuk nih, gue balik kelas dulu ya, ada ulangan psikologi" ucapnya sebelum pergi.
~~~~~~~~
Malam harinya, rumah Alvey dipenuhi oleh balon yang menempel di sekitar halaman belakang rumahnya, dan juga di depannya sudah ada kue besar dengan banyak lilin diatasnya, memakai baju rapi berwarna merah muda membuatnya semakin cantik dan tampan menjadi satu.
"Selamat ulang tahun ya" ucap salah satu orang sembari memberikan kado ke Alvey dan diterimanya dengan senang hati.
"Terima kasih ya" jawabnya, lalu meletakkan kado tersebut di tempat tumpukan kado yang lainnya, sangat banyak mengingat dirinya sangat famous di sekolahnya.
"Baiklah sudah datang semua ini tamu undangannya? Mari langsung saja kita mulai acaranya" ucap MC yang memandu acara ulang tahun Alvey.
"Dia belum dateng?" Bisik Yasa tepat di telinga Alvey yang langsung menghembuskan nafasnya dengan kasar, "gak dateng kali" jawabnya dengan penuh putus asa.
Sedari tadi pandangan Alvey selalu saja melihat pintu masuk tamu undangan, di dalam hatinya dia berharap orang yang ia nantikan datang di acara ulang tahunnya, siapa lagi kalau bukan Aldev?
Tiup lilin, potong kue, berdoa hingga penutupan sudah dilewati, namun sosok Aldev yang sedari tadi ia tunggu tidak juga datang ke acara ulang tahunnya, bahkan sudah banyak tamu undangan yang pulang dari rumahnya pun Aldev juga belum datang hingga acara selesai.
"Selamat ulang tahun ya Alvey, btw Aldev tidak datang? Kalian ada masalah kah?" Tanya salah satu temannya, Alvey hanya menggelengkan kepalanya.
"Kita baik-baik aja kok, mungkin dia lagi sibuk jadi gak dateng" jawab Alvey, "makasih ya udah dateng, hati-hati pulangnya!" Tambahnya.
Hingga sudah tidak ada yang tersisa tamu undangan yang datang, bahkan kedua orang tuanya sudah kembali ke kamarnya, Alvey duduk menatap satu potong kue yang sengaja ia sisakan untuk Aldev, dia sangat yakin jika Aldev akan datang walau terlambat, namun jika sudah sangat terlambat begini, maka harapannya sudah sirna, Aldev benar-benar tidak datang di acara ulang tahunnya.
Hari ulang tahun yang harusnya dia senang, kini dia malah galau sembari menahan air matanya yang sedari tadi ia tahan waktu acara dimulai hingga selesai, belum juga sempat air matanya akan menetes sebuah kembang api dinyalakan di depan rumahnya, Alvey terkejut hingga air matanya tidak jadi jatuh untuk membasahi kedua pipinya.
"Alvey" panggil seseorang yang Alvey kenal itu suara siapa, dengan cepat dia menolehkan kepalanya ke belakang dan melihat sosok Aldev yang sudah membawa boneka panda dan juga buket bunga mawar dengan jas berwarna hitam di hadapannya.
"Selamat ulang tahun, maaf gue telat dateng" ucapnya.
"Acaranya udah selesai, percuma dateng, udah telat" jawab Alvey dengan ketus karena kesal, Aldev melirik sepotong kue yang ada di depan meja sebelum berkata, "ada satu potong kue tuh, buat gue kan?" Ucapnya.
"Geer lo! Ini punya gue" jawabnya yang masih ketus, Aldev pun mendekati Alvey sembari menyerahkan hadiah yang ia bawa ke hadapan Alvey, menatap wajah Alvey dengan lekat dia pun akhirnya berkata.
"Selamat ulang tahun cantik, maaf kalau akhir-akhir ini gue ngejauhin lo, itu sengaja hehe, tentunya gue gak akan pernah lupa hari ulang tahun lo kok, dan maaf kalau gue dateng telat banget, dan mungkin ini juga terlambat gue baru bilangnya" ucapnya berhenti sejenak sembari tetap menatap Alvey yang masih menatapnya dengan lekat.
"Gue suka sama lo, gue cinta sama lo, gue udah lama banget memendam perasaan ini selama ini saat bersama lo, gue belum berani nyatain perasaan gue karena takut lo bakal ilfeel, jadi sekarang gue rasa adalah waktu yang tepat"
"So, Will you be mine alvey virendra"
Alvey terkejut dengan ungkapan yang dikatakan oleh Aldev, dirinya barusan ditembak? Tolong katakan jika ini bukan mimpi! Jika mimpi pun dia tidak ingin bangun dari mimpinya.
"Tiba-tiba banget? Of course, i Will" ucapnya dengan cepat.
"CIEEE"
"CIEEEEE"
"CIEEE OFFICIAL"
"WADUH, PEJE DONG"
Dan ternyata banyak teman-temannya sedari tadi bersembunyi dan mengintip belum pulang menyaksikan adegan romantis yang dilakukan oleh Aldev dan Alvey. Alvey yang terkejut sekaligus malu itu pun langsung memeluk Aldev dan menenggelamkan wajahnya di dada bidang milik Aldev membuat semua temannya semakin berteriak histeris, Aldev hanya terkekeh pelan, lalu kedua tangannya mendongakkan kepala Alvey lalu bibirnya mengecup bibir Alvey sekilas membuat wajah Alvey semakin terlihat merah.
"Lucu banget sih... Sayang?" Ucap Aldev yang membuat Alvey memukul dadanya dengan wajah yang sangat merah.
"Hmmm, ayo sex?" Ucap Aldev tiba-tiba.
End