15

41 8 36
                                    

PERINGATAN: CERITA INI HANYA DAPAT DINIKMATI UNTUK USIA 17 TAHUN KE ATAS. BEBERAPA ALUR, KATA-KATA KASAR DAN TIDAK PANTAS AKAN HADIR DI CERITA INI. DIHARAPKAN PEMBACA BISA BIJAK DALAM MENERIMA INFORMASI.

CERITA INI HANYA FIKSI BELAKA.

Jangan lupa untuk follow, vote, komen, dan simpan book ini di perpustakaan favorit kalian yaaw❤️❤️❤️💙💙💙

Jangan lupa untuk follow, vote, komen, dan simpan book ini di perpustakaan favorit kalian yaaw❤️❤️❤️💙💙💙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

15
||• PERDEBATAN •||
.

.

.

"Sa-sayang? Kenapa? Kok....kamu keliatan marah?" dengan keberanian yang dikumpulkan, Maya akhirnya memutuskan untuk bertanya lagi. 

"Siapa....siapa laki-laki itu, hm? Kenapa dia keluar dari rumah kamu? Habis ngapain kalian berduaan di dalam rumah?" Zayyan langsung menimpa Maya dengan sejuta pertanyaan yang mengintimidasi. Suaranya tampak ketus menahan geram, kedua tangannya terkepal erat menahan amarah. 

Maya terkejut, terdiam untuk beberapa saat. Ternyata sedari tadi Zayyan masih mengawasi dirinya ya? Padahal Maya mengira bahwa Zayyan sudah pergi setelah mengantarkan dirinya pulang ke rumah. Kalau sudah seperti ini akan sulit bagi Maya untuk meredam api cemburu yang menyeruak masuk ke dalam jiwa Zayyan. Selain overprotektif, Zayyan juga sangat cemburuan. 

"Loh, kamu kok....sebentar sayang, ini semua salah paham. Dia tuh cuma temanku aja." Maya berusaha untuk memberikan penjelasan, namun lagi-lagi ucapannya langsung dipotong telak oleh Zayyan. 

"Jangan bohong kamu! Pantas kemarin kamu larang-larang aku nginep di sini, susah diajak ke rumahku. Ternyata kamu punya hubungan sama laki-laki lain!" 

"Aduh, kamu ini salah paham tau. Aku nggak ada hubungan apa-apa sama Rudi, aku cuma nolongin dia aja. Apa salahnya kalau dia nginep di sini?" 

Karena terlampau panik dan bingung, Maya mengucapkan kata-kata yang seharusnya tidak diucapkan olehnya. Mengetahui kenyataan bahwa Rudi memang sempat menginap di dalam rumah Maya, itu membuatkan amarah Zayyan semakin melambung tinggi. 

"Rudi? Kamu ngebolehin dia nginep di sini tapi aku nggak boleh? Oh, mulai berani selingkuh ya kamu." Zayyan mulai melangkah menghampiri Maya, masuk ke dalam rumah. 

Melihat kejadian itu, Maya refleks melangkah mundur sembari memutus jarak di antara keduanya. Detak jantung Maya meningkat drastis, terlebih lagi ketika dia bertatapan langsung dengan sorot mata elang milik Zayyan. Itu terlihat sangat menakutkan. Zayyan yang marah seperti ini benar-benar menyeramkan, aura yang dipancarkan olehnya entah mengapa terasa begitu asing. Maya sama sekali tak bisa mengenali Zayyan sekarang. 

"Eh, aku....aku nggak selingkuh. Kamu jangan marah dulu dong, aku cuma sayang sama kamu. Tolong, dengerin penjelasanku dulu." 

Zayyan sudah tak bisa mendengar suara Maya lagi, amarah yang memuncak itu benar-benar sempurna mengendalikan pikiran dan tubuhnya. Tangan kanan Zayyan perlahan terangkat, dia hendak menghunuskan sebuah tamparan kepada Maya. Itu sebagai peringatan darinya. Melihat gerak-gerik tersebut, Maya sudah bisa sedikit membaca apa yang akan terjadi seterusnya.

Malam yang Gemerlap [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang