"Tuhan jika kedepan nanti, aku tidak bersamanya. Maka jangan biarkan aku berharap lebih dengannya"
Tama PoV
Hari ini adalah hari Rabu, hari dimana aku menyambut kedatangan wanita sekaligus kekasihku yang sempat terpisah karena adanya kegiatan peratletan nya dia. Mengikuti ajang PopNas di Jakarta.
"Sayanggg" Teriak gadis yang telah lama tak ku dengar
Dia berlari, lalu memelukku. Tak peduli dengan sekitar, banyak teman temannya dan juga menggeletakkan barang bawaannya.
"Isya jangan lari, pelan aja" Teriakku sebelum dia memelukku.
Happ
Aku memeluknya, agak sedikit keras. Karena isya ini orang yang kalau excited akan petakilan.
"Gimana kabarmu sya, ciee atas perunggunya" ucapku menanyainya
"Baik, tapi GK baik pas main. Nih jadi dapet perunggu" Ucapnya agak lesu "dann, kamu jahat. Katanya mau nonton, tapi engga" lanjutnya agak lesu
Memang aku tidak menontonnya bertanding, karena aku sendiri disibukkan dengan beberapa event. Contoh saja lomba evakel, bnc dan sebagainya.
"Yaa maaf isya, aku kan sibuk. Nanti malem main deh yok, sesukamu. Atau mau ketemu bunda aja dirumah, biar dimasakin sama dia" Tawarku dan aku mencoba membujuk isya
"Main aja Yok, kalau dirumah ntar GK bisa bebas. Malu sama bunda" ucapnya sambil memamerkan deretan gigi dan terdapat satu gingsul.
"Okke, abis sholat isya nnt ku jemput dirumah. Sekalian izin sama ibu, ayah mu" ucapku "sekarang, pulang aja ya. Pasti capek kan" menurutku isya ini orangnya cukup hyper aktif, pasalnya dia tidak pernah lelah dengan kegiatan apapun. Palingan cuma ngeluh, itupun sambil dijalanin.
Kami Ini 11,12 lah. Bedanya kegiatanku lebih padat. Aku jika kelelahan langsung masuk RS. Beda dengan isya, entah daya tahan tubuh anak itu kuat sekali.
"Pulang aja ayy, aku capek. Pengen tidur, temenin aku dirumah ya. Kata ibu dirumah engga ada orang, takut hehehe" ucapnya. Dia memang penakut, cerita horor sedikit saja dia tak berani.
"Okke"
Kami pun pergi kerumah isya, rumah dengan luas 200m². Memang tidak terlalu luas, namun memiliki 3 lantai dengan lantai atasnya adalah loteng yang dijadikan kamar oleh isya. Rumahnya dia ini sangat menarik sekali, minimalis tapi elegan.
"Ayangg, nanti kita mau kemana?" Tanya isya
"Akumah ikut kamu aja"
"Hmm, kemana ya"
"Ke itu aja sya, di Bantul tu ada pasar malam. Mau kesana kah?"
"Beneran, wahh ayo kesana aja yang" ucapnya sangat excited sekali.
Skip akupun menemani Khaisya tidur, tidak dikamarnya. Isya tidur di sofa yang dapat menjadi kasur. Entah apa namanya. Tadinya kami tengah menonton film, namun isya tertidur.
Setelah ibunya sampai rumah, akupun memutuskan untuk pulang Kerumah. Tanpa membangunkannya.
Walaupun nanti akan ngambek, bocil satu ini. Tapi tak apalah, kasian juga.Setelah berpamitan, aku langsung pulang ke rumah.
Tama PoV End
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kita
Teen FictionIni kisah yang semoga menjadi nyata yang mencintai teman sekaligus anggota ku di lingkup Kelurahan. aku menyukainya, bahkan mengaguminya, mungkin aku suka padanya.