21. Diakui

158 26 0
                                    

Bercanda adalah ketika dua orang atau lebih saling menggoda dan tertawa bersama. Namun kini banyak sekali orang yang tidak tau dengan baik apa yang pantas di sebut dengan candaan.

Ketika hanya ada satu pihak yang tertawa sementara pihak lain merasa tersakiti, itu bukan candaan. Itu adalah ejekan. Dan jika ejekan terus berkembang menjadi keinginan untuk mengintimidasi, itu namanya bullying.

Miyuki mengalaminya sejak pertama kali dia masuk dunia perkuliahan. Dia adalan gadis desa polos yang tidak tau apa-apa dan berpikir kalau semua orang itu baik. Dia menganggap ejekan itu adalah cara orang kota bercanda dengannya.

Awalnya dia baik-baik saja. Tapi lama kelamaan dia merasa sedikit tertekan. Dia di bedakan dan di intimidasi atas sesuatu yang tidak bisa di golongkan sebagai kesalahan.

Sex adalah gaya hidup anak kota. Sex bukanlah sebuah keharusan untuk manusia. Tapi karena belum pernah melakukannya Miyuki justru di ejek, di jauhi dan di intimidasi.

Hanya karena dia gadis polos yang masih perawan bukan berarti dia bisa di perlakukan seenaknya. Dia hanya masih perawan, dia bukan penjahat. Ini perlakuan yang sangat tidak adil.

"Hey...."

Setiap hari selalu ada saja yang menggodanya. Baik laki-laki maupun perempuan.

"Bayar aku, nanti aku mau menidurimu..."

Miyuki tidak tau kenapa orang-orang sangat mendewakan sex dan menganggap keperawanan adalah aib.

".. aku bisa memuaskanmu, aku sudah pengalaman sama perawan dungu sepertimu..."

Miyuki tau jika dia juga penasaran. Dia juga tertekan karena menganggap keperawanannya adalah aib. Tapi bukan berarti dia mau melakukannya dengan sembarang orang.

"Hey culun... beraninya ngacuhin aku.. " lelaki itu menarik lengan jaket Miyuki sampai gadis itu berhenti.

Dunia perkuliahan tak sama dengan dunia sekolah. Dulu Miyuki bisa dengan berani melawan pembully Renjun, tapi di kota orang-orang bahkan lebih buas dari binatang.

"Lepaskan." Miyuki berusaha acuh meski dia ingin sekali mencaci dan memaki.

"Culun aja sombong. Ga ada orang yang mau merawanin selain aku, ga usah sombong deh.. "

Miyuki tak ingin menjawabnya. Berkelahi hanya akan membuat dia menjadi pusat perhatian. Gadis itu menarik paksa jaketnya, mencoba lepas dari si brengsek tak bermoral di sampingnya namun lelaki itu tak ingin melepaskannya dengan mudah.

"Ck.. dasar cewek kampung, coba lihat... kalau tubuhmu bagus kamu ga usah bayar aku... Akan aku selamatkan reputasimu di kampus." Lelaki itu menarik kerah kemeja Miyuki dan berusaha membuka paksa kancingnya.

"Kurang ajar!! Lepas brengsek!! "Miyuki melangkah mundur dan memberontak, tapi lelaki itu tidak melepaskannya. Dia menarik paksa kemeja Miyuki hingga ksncing atasnya lepas.

"Ga usah sok cantik ya culun... Bukaa!!! "

"Lepas!!!" Teriakan Miyuki akhirnya membuat dia menjadi pusat perhatian di koridor. Tapi bukannya menolong, orang-orang di sekitarnya justru menyorakinya seolah membenarkan perilaku buruk lelaki di hadapannya.

Lelaki itu mendorong Miyuki hingga punggungnya membentur dinding. Pakaian Miyuki berantakan, beberapa kancingnya lepas dan terkoyak tapi gadis itu tetap bertahan memegang ujung kemejanya sambil berteriak.

"Dasar Cewek breng..."

Dukk~

Lelaki itu roboh terkena tendangan dari seseorang. Miyuki yang masih dalam mode waspada menatap orang baik yang telah menyelamatkannya.

The Legendary Virgin  | Huang Renjun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang