Ketika aku menyadari bahwa menjadi dewasa itu tidak selalu menyenangkan, rasanya ingin mengeluh tapi tak punya solusi. Mungkinkah aku harus menyerah pada masa dewasa ini? Tapi, terlalu dosa jika aku mati dalam rasa putus asa. Tak seorangpun tau rasanya sesakit apa memendam trauma sendirian. Aku membenci diriku sendiri dan aku sangat kesepian. Tak ada yang lebih menyakitkan daripada mengusap air mata sendiri tanpa tau penyebab tangisan itu. Aku menyadari tak ada orang yang benar-benar peduli terhadap apa yang terjadi padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengapa? Dunia tak adil
Non-FictionSeberapa besar menjadi dewasa mengubahmu? Apakah perubahan itu melewati hari tanpa merasakan kehilangan?