Suara ledakan balon yang diakibatkan pertarungan keduanya benar-benar membuat fokus perhatian Boboiboy Halilintar terganggu, meskipun dari luar dia tidak banyak menunjukkan respon atau perubahan apapun, namun kenyataannya elemental petir itu kini tengah berada diambang batasnya.
Energinya seolah-olah terkuras sangat banyak, dan Halilintar tidak tahu alasannya, rasanya saat ini dia benar-benar sedang di desak untuk menjatuhkan lawannya secepat mungkin, sebelum dirinya sendirilah yang jatuh. "Berhenti berlari dan menghindar serangan ku!! Hadapi aku secara jantan pecundang!!" maki Boboiboy Halilintar yang saat ini di selimuti oleh rasa marah yang tidak tertahankan.
Dia merasa benar-benar lelah, mengapa Adudu menjadi secepat dan segesit ini? Apakah itu merupakan salah satu pengaruh yang disebabkan oleh 'sosok dibalik layar' tersebut? Rasanya pikiran Boboiboy Halilintar benar-benar dibuat buntu hanya dengan memikirkannya saja.
"Apa ini? Bukankah kau merupakan salah satu yang tercepat diantara elemen-elemen lainnya Halilintar? Mengapa kini kau terlihat selamat siput?" tanya Adudu nampak sangat jelas sedang memprovokasi Boboiboy Halilintar yang memang saat ini sedang di liputi emosinya sendiri.
Halilintar yang terus di provokasi kini telah mencapai batasnya, dia kini tidak lagi bisa menoleransi ataupun berusaha bersikap tenang atas setiap kata-kata yang di lontarkan oleh alien berkepala kotak itu. "Aku akan menghancurkan mu sampai menjadi abu" ucap Halilintar yang kini telah sepenuhnya mendominasi sisi Boboiboy langsung menyerang Adudu dengan segenap kekuatannya.
Namun mengejutkannya, Adudu nampak dengan mudah mengimbangi kecepatan Boboiboy Halilintar dan dengan mudah menghindari serangannya seolah-olah gerakannya terlihat sangat jelas. "Kau benar-benar" geram Boboiboy Halilintar mulai kembali beradu serangan dengan Adudu. Nampaknya pertarungan keduanya akan menjadi pertarungan yang panjang dan sengit.
Sedangkan itu, disaat yang bersamaan Boboibot dan Taufan yang saat ini sedang terlibat pertarungan sengit. Elemental angin itu menatap Boboibot yang kini berhasil mengcopy kekuatannya dengan tatapan sengit. "Dasar robot jelek sialan" geram Taufan dengan sepasang matanya yang saat ini tengah menatap Boboibot dengan tajam dan dingin.
Bagaimana penirunya justru terlihat jauh lebih kuat, dan menguasai kemampuannya benar-benar membuat kesabaran Taufan seolah-olah sedang di bakar oleh kobaran api. "Berhenti memamerkannya di depanku!!" teriak Taufan dengan sangat marah.
Bagaimana bisa tiruannya itu jauh lebih baik darinya? Rasanya Taufan benar-benar tidak bisa menerima kenyataan yang terpampang jelas di depan matanya saat ini. Kemarahan yang muncul karena tiruannya jauh lebih kuat dari dirinya, semata-mata bukan hanya berasal dari harga dirinya yang terluka tapi.. karna kenyataan jika dirinya, bisa digantikan sewaktu-waktu, jika dirinya bisa saja di lupakan untuk selama-lamanya.
Rasanya dadanya terasa sangat sesak, ada tangan tak kasat mata yang mencekik tenggorokannya, dan ribuan jarum seolah-olah ditusukkan pada jantungnya. Taufan tidak tahu, ini adalah perasaan baru yang dia rasakan, ini merupakan rasa sedih yang bercampur dengan kemarahan dan ketakutan. Bagaimana Taufan harus memanggil perasaan aneh ini? Dia benar-benar tidak mengerti.
"Aku tidak ingin digantikan oleh siapapun, aku.. aku tidak ingin itu terjadi.." batin Taufan sembari mereka dadanya sendiri berharap tindakan tersebut dapat mengurangi rasa sakit, dan rasa sesak di dadanya.
"Tidak, tuan Boboiboy tidak mungkin melakukannya. Lagipula tiruan selamanya adalah tiruan, tidak akan pernah sama dengan versi asli" batinnya sembari bergerak dengan lihai menghindari serangan yang nyaris saja mengenainya. "Baiklah. Mari kita lihat, apakah kau juga bisa melakukan ini atau tidak" ucap Taufan menatap peniru tuannya tersebut dengan tatapan tajam nan dingin.
Pusaran angin mulai terbentuk dengan sangat cepat di sekitar Taufan, namun tidak seperti biasanya angin-angin itu tidak bergerak mengelilinginya, atau berputar-putar di sekitarnya. Melainkan langsung memasuki dirinya secara terus menerus sebagai bentuk energi. "Aku benci melakukan ini, namun aku jauh lebih membenci dirimu" ucap Taufan tepat sebelum keberangkatannya benar-benar menghilang berbaur dengan sekitarnya dengan sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arah Angin
FanfictionSebagai bentuk dari sebuah kekuatan, sang elemental angin yang saat ini dikenal dengan nama Taufan tentunya tidak terikat dalam konsep kehidupan dan kematian, dia bukanlah mahluk hidup, dia tidak tercipta dengan emosi ataupun keinginan, dia hanyalah...