Angkasa&Naraya tentang mereka yang mengajarkan arti hidup yang sebenarnya.
***
Langit gelap bulan dan bintang mulai menyapa di malam hari malam yang terlihat indah bagi sebagian orang yang menikmati keindahan dan ketenangannya seperti sekarang seorang gadis cantik terlihat nyaman duduk seorang diri ditaman itu.Naraya Valetta namanya~seorang gadis cantik dengan mata indah dan sifat ceria dan sedikit pendiam nya,gadis dengan tinggi 167 cm, gadis yang selalu menjadi juara kelas dan dengan berbagai prestasi di bidang akademik dan selalu mewakili sekolah untuk olimpiade dan selalu mengharumkan nama sekolah dengan kemenangan. Gadis yang cukup populer disekolah nya dan dia juga menjabat sebagai sekertaris osis. Terlahir dari keluarga kaya membuatnya terlihat memilki hidup yang sempurna bagi orang-orang.
"NARA!"
Merasa dipanggil membuat Nara menoleh dan tersenyum ketika melihat ketiga sahabatnya berjalan mendekat kearah dirinya.
"Lama banget" Nara memasang wajah kesal
Vania mendengus "nungguin ini ni si micin lama banget" tunjuknya kepada seorang gadis cantik dengan poni rata yang menambah kesan lucu dan cantik digadis itu.
"Biasa lah cewe cantik harus dandan lama biar dilirik cogan"Arin menjawab dengan mengibaskan rambutnya.
"CK sialan lo "seorang gadis cantik yang berada dibelakang Arin berdecak kesal ketika kibasan rambut Arin mengenai dirinya yang sedang anteng diam.
"Duh Shel maaf lagian ni si Vania yang ngatain gue lama" ucap Arin
Shelin mengangguk malas dan memilih duduk di samping Nara.
"Eh main truth or dare yok"ajak Shelin tiba-tiba membuat ketiga sahabatnya menoleh ke arah dirinya.
"Boleh deh"jawab Nara tidak buruk juga menurutnya
Vania langsung berlalu pergi untuk mengambil botol untuk bermain truth or dare.
Nara mengambil tikar yang sengaja mereka bawa karena ingin menikmati angin malam bersama di taman dan membentangkan nya hingga Vania kembali dengan sebuah botol di tangannya.
"Oke siap ya gue mulai"ucap Arin setelah mendapatkan anggukan dari ketiga sahabatnya.
Botol mulai diputar hingga berhenti di Vania.
"Truth or dare? Tanya Arin
"Truth."
Arin tersenyum mencurigakan. "Beneran lo kan yang kemarin pesen seblak tapi ngga bayar di mang Jaja?
Vania mengangguk lemah membuat ketiga sahabatnya tertawa apalagi Arin yang paling heboh sambil menepuk pundak Nara.
"Wah parah Lo Van kayak orang miskin aja" Shelin berucap masih dengan sisa tawanya
"Biasalah Vania kan si mau gratisan" Nara mengejek
"NARA NYEBELIN!". Pekik Vania
"Kenyataan nya gitu"celetuk Arin menistakan Vania
Sehari saja tidak membuat salah satu dari mereka sengsara mungkin tidak akan seru,setiap circle persahabatan berbeda-beda bukan kalau circle satu ini lucu tiada hari tanpa mempermalukan teman mereka atau bahkan saling menistakan adalah hal yang menyenangkan bagi mereka namun itulah keunikan mereka.
"Udah cukup yok lanjut" ucap Shelin setelah puas tertawa.
Kembali pada permainan. Sialnya kini nasib buruk tengah menimpa Nara si cantik berambut hitam kecoklatan pemeran utama dikisah gila ini.
"YASH! KENA LO RA!" Shelin bersorak heboh. Nara menekuk wajah. Entah hal gila apa yang akan dia terima sekarang.
"Truth or dare?"*
Pertanyaan itu keluar dari bibir mungil Shelin, membuat Nara mengerenyitkan dahi berpikir. Salah mengucap kata bisa menyebabkan bencana. "Truth aja deh."
"ih dare aja." Balas Shelin
"Gamau gue pilih truth aja. Sekarang kalian mau gue jujur tentang apa?" Nara tak ingin memperpanjang.
"Ih dare aja tadi kan Vania udah pilih truth." Ucap Shelin masi berusaha membujuk.
Hal itu berhasil membuat Nara kesal dia mencium bau-bau mencurigakan dari ketiga temannya. "Ngga, gue mau truth aja." Nara masi bersekukuh.
"Oke, dare. "
Ucapan dengan nada paksaan itu berhasil membuat Nara melototkan matanya, "apa-apaan Arin, gue tetep mau truth ya!"
" Ayolah Ra dare aja ya, biar seru"ucap Shelin masi berusaha membujuk Nara.
Mendengus keras Nara tiba-tiba merasa begitu kesal teman-teman nya ini benar-benar! ,Pokonya dia harus ekstra sabar. "Yaudah, apaan dare nya? Pasrahnya.
"Dare nya apaan Rin?" Tanya Shelin menoleh ke Arin
Arin yang mengerti tersenyum miring, membuat Nara menjadi was-was. Gadis dengan poni rata itu pasti memiliki rencana yang—ah, entahlah.
Dare nya——" Arin mengantung ucapannya, menatap dengan senyum setan ke Nara. Lo harus nembak kak Angkasa, Angkasa Dirgavero. Ketua Avelio generasi 12."
WHAT THE HELL?!
Mata Nara membola sempurna. Tak percaya dengan ucapan Arin, God, dam it!, Angkasa Dirgavero. Tidak Nara tidak ingin berurusan dengan laki-laki itu,
Angkasa Dirgavero—laki laki tampan ketua Avelio generasi 12, laki-laki yang yang digilai seluruh wanita disekolah, laki-laki dingin dan kejam yang tak suka diganggu juga berandalan sekolah itu.
"Ayolah Ra cuma tantangan." Ucap Vania
"What?, Apa katanya cuma tantangan? "Nara menggeleng tak percaya dengan ucapan Vania.
Angkasa laki-laki tampan itu tidak suka di ganggu, apalagi sikap dinginnya, bahkan sebanyak 1218 perempuan yang menyatakan cinta padanya namun berakhir hanya mendapatkan cacian, makian dan penolakan darinya.
Haruskah Nara menjadi yang ke 1219 gadis yang ingin menjadikan Angkasa pacarnya didepan umum, bagaimana jika dirinya mendapat penolakan juga? Ah tidak lebih berbahaya ika yang dia dapat adalah tanda terima.
Oh great, disinilah kisahnya di mulai!
***
KAMU SEDANG MEMBACA
AKNARA-Angkasa & Naraya
Teen FictionMenjadi pacar dadakan seorang ketua geng motor terkenal senang? tidak itu malah bagai mimpi buruk bagi Nara apalagi Angkasa adalah laki-laki yang dingin, pemaksa dan seperti anak setan yang minim ekspresi,namun Angkasa itu begitu menawan tidak perna...