02. Hello Jepang!!

244 31 1
                                    

Hari ini akhirnya tiba. Seperti biasa aku bangun jam 3 pagi lalu wudhu dan sholat Sunnah 2 rakaat, setelah itu pemanasan dan lari mengelilingi kompleks perumahan 3 kali dan latihan basic lainnya.

Memasuki waktu subuh, aku bergegas mandi sekaligus berwudhu untuk siap-siap sholat subuh lalu berangkat ke bandara. Penerbanganku hari ini jam 6 pagi. Oh, dan tentu tidak perlu terlalu terburu-buru. Soalnya kota ku ini untungnya sangat jarang macet.. kecuali jika ada kecelakaan mendadak sih.

"HANA! CEPATLAH BERSIAP! ATAU KAU AKAN KETINGGALAN PESAWAT!" teriak kakekku dari arah ruang tengah. Yah, beliau ini emang selalu harus tepat waktu-mungkin lebih tepatnya tiba 30 menit dari waktu yang ditentukan- jadinya kebiasaan ini menurun padaku. Kalian tidak tahu saja terkadang saat aku punya janji dengan temanku, aku harus menunggu mereka kurang lebih sejam. Kenapa? Karena selain aku yang datang lebih awal, mereka itu ngaret parah!

"IYA KEK, INI TINGGAL MAKE KAOS KAKI!" balasku yang juga teriak pada kakek. Segera saja aku keluar setelah memakai kaos kaki, untuk barang-barang ku sendiri sudah ku simpan di bagasi dari semalam jadi aku yakin tidak ada yang kelupaan. Mengambil handphone dan ransel yang berada di ruang tamu, aku dan kakek-kakek bersikeras mengantarku sih-akhirnya berangkat menuju bandara.

Setelah check in, aku lalu salim pada kakek, "kek, Hana berangkat ya.. kakek baik-baik disini, jangan minum kopi terlalu sering! Kakek kebanyakan begadang akhir-akhir ini karena minum kopi."

Kakek hanya mendengus kesal, "bocah nakal ini... Kau kira aku tidak bisa menjaga diri sendiri, huh?! Sudah! Cepat masuk sana! Ingat, baca do'a saat pesawatnya sudah berangkat." Nahkan, sifat malu-malu kucing nya muncul lagi, dasar kakek.

Aku terkekeh lalu mengangguk, "baik kek! Kalau begitu Hana pergi. Assalamualaikum." Setelah salim aku berjalan menuju kabin pesawat, tak lupa menoleh melihat kakek sambil melambaikan tangan.

"Waalaikum salam." Kakek tersenyum lembut sambil membalas lambaian tanganku.

---

Ugh.. akhirnya aku sampai di Tokyo setelah menempuh perjalanan 16 jam lebih. Lekas saja aku mengambil barang-barang ku lalu berjalan keluar dari bandara.

"HANA-SAN!" Eh, sepertinya ada yang memanggil ku. Aku menoleh kekanan dan ke kiri mencari sumber suara tersebut dan menemukan seorang wanita dengan baju kasual sedang melambai padaku. Mungkin itu teman ayah, kalau tidak salah namanya... Riku? Ah, bodo amatlah.. aku sebaiknya menghampirinya saja.

(Note: mulai dari sini Hana akan berkomunikasi menggunakan bahasa Jepang.)

"Umm.. Riku-san, benar?" Tanyaku, aku takut jadi salah orang..

Dia mengangguk lembut, "benar, Aku Riku. Ayahmu memintaku untuk mengantar mu ke terminal bus, Hana-san."

Aku tersenyum lalu mengangguk, "begitu rupanya.. ano, Riku-san tidak perlu menggunakan suffix padaku. Panggil saja aku Hana."

Mbak Riku terkekeh, umm.. apa yang lucu?

"Oh, pasti terasa aneh ya nama mu dipanggil dengan suffix. Kau harus mulai terbiasa, Hana. Kedepannya beberapa orang akan memanggilmu menggunakan suffix, Hana." Begitukah? Sigh... Aku hanya memberi mbak Riku senyuman canggung.

Mbak Riku hanya tersenyum lalu membantuku membawa koperku menuju mobilnya, "kau pasti lelah, kan? Apalagi ini sudah larut, sebaiknya kau bermalam apartemen ku saja dulu. Besok pagi aku akan mengantarmu ke terminal bus."

Benar juga yang dikatakan mbak Riku. Apalagi waktu sudah menunjukkan jam 00.30 waktu jepang. Wah, aku sepertinya merepotkan mbak Riku nih.. jadi nggak enak.

"Maaf merepotkan, Riku-san. Padahal sudah tengah malam begini tapi Riku-san harus repot menjemputku di bandara."

"Tidak masalah, lagipula aku tidak ingin ayahmu mengomeliku ditelpon saat tahu anak gadisnya bermalam diluar.. sudah, sudah.. ayo pulang dulu ke apartemen ku."

Aku mengangguk lalu masuk ke mobil mengikuti mbak Riku. Tidak memakan waktu lama, kami akhirnya tiba di apartemen mbak Riku. Ternyata tidak begitu jauh dari bandara.. syukurlah.

"Kau bisa tidur disini, Hana. Panggil aku jika ada apa-apa, oke?" Mbak Riku menunjukkan sebuah kamar yang sepertinya kamar tamu. Aku mengangguk, lalu menunduk pada mbak Riku sebagai tanda terima kasih.

"Terimakasih, Riku-san. Dan maaf aku merepotkan mu."

Mbak Riku hanya menggeleng santai lalu menepuk kepalaku, "tidak perlu kaku begitu, Hana. Anggap saja ini sebagai rumah sendiri, oke? Selamat malam."

Aku lalu menegakkan kepalaku, "selamat malam, Riku-san."

---

Wah, aku benar-benar lelah setelah perjalanan panjang kemarin..

Aku menoleh ke jendela kamar dan melihat langit mulai terang, tunggu! Terang?! Memang sekarang jam berapa?! Aku belum sholat subuh!

Aku segera melihat jam dan coba tebak sekarang jam berapa? Jam 06.30! Lekas saja aku bangun dan menuju kamar mandi mengambil wudhu lalu melaksanakan shalat subuh. Aku sudah memastikan arah kiblat dari headphone ku lewat aplikasi pengingat sholat.

Setelah itu, aku segera mandi dan bersiap-siap untuk pergi ke terminal bus. Memakai sweater coksu dan celana kulot hitam dengan dipadukan jilbab pashmina selaras dengan celanaku, tak lupa sepatu sneaker coklat. Akhirnya aku dan mbak Riku menuju terminal, tapi sebelum itu kami singgah sebentar disalah satu kedai kopi membeli dua cup kopi dan dua roti sandwich sebagai sarapan.

"Hati-hati dijalan, ya. Oh aku lupa," mbak Riku lalu merogoh tasnya dan memberiku secarik kertas.

"Ambillah, ini adalah alamat rumah ayahmu di kota makoci. Katanya ayah dan mama mu tidak sempat menjemputmu karena mereka ada rapat mendadak." Aku lantas menerima secarik kertas tersebut dan membacanya, jln. Xxxxx no. 9? Yah jika pun tersesat aku tinggal bertanya dengan orang sekitar.

"Makasih banyak, Riku-san! Kuharap kita bertemu lagi." Mbak Riku tersenyum lalu memelukku.

"Tentu.. jika kau datang ke Tokyo, jangan sungkan untuk berkunjung ke apartemen ku, oke?" Aku mengangguk lalu membalas pelukannya.

Setelah berpamitan, aku akhirnya memasuki bus dan berangkat menuju kota makoci. Yah, mari mengatur alarm deh.. aku ingin tidur dulu, maklum saja aku baru tidur jam setengah satu semalam, jadi sekarang aku masih mengantuk.

Aku mulai bersandar dikursiku sembari mencari posisi yang nyaman, setelah itu membaca do'a sebelum tidur lalu menutup mataku.

---

AUOOOOO...

Sontak saja aku terbangun akibat alarmku. Mana aku memakai headset lagi. Huhu, poor both my ears..

Aku langsung mematikan alarm sekaligus melihat jam.. sepertinya kota makoci sudah dekat, huh? Aku penasaran.. kota seperti apa itu..

Sembari menunggu bus sampai ke kota tujuanku, aku mengambil Al-Qur'an kecil yang berada dalam ranselku dan membaca surah Yasin.

Tepat setelah aku selesai membaca surah Yasin, bus perlahan berhenti.. sepertinya sudah sampai di kota makoci nih. Setelah menyimpan Al-Qur'an ku, aku turun dari bus lalu mengambil barang-barang ku dan membuka maps untuk melihat lokasi rumah ayah.

Oh, tidak terlalu jauh dari sini rupanya... Hanya sekitar 600 meter, aku jalan saja deh.. hitung-hitung, olahraga.

To be continue...

Napa Ku Masuk Furin?! |||windbreaker ( by NIISATORU) x hijab!readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang