Aster terdiam mengagumi gadis yang sedang tertidur di kursi pesawat, kecantikan fatal yang hampir terlalu tidak nyata untuk seorang manusia. Gadis itu kelihatan tidak nyaman, juga selimut yang sedikit tersingkap. Aster membungkuk untuk merapikan selimutnya, namun belum sampai menyentuh, tangan gadis itu segera mencekal tangannya.
Aster terdiam kikuk.
"Saya hanya ingin membenarkan selimut anda." Aster menjelaskan.
Gadis itu hanya mengerling malas lalu mengabaikannya, namun tak urung dia membenarkan letak selimutnya sendiri.
Aster berlalu dengan perasaan yang tak enak, baru beberapa langkah sebuah suara menghantikan langkahnya. "Terimakasih." Ucap gadis cantik itu.
Aster menoleh dengan senyum simpulnya kemudian mengangguk permisi berpamitan.
**
Setelah penerbangan panjang, tiba saat pesawat mendarat dan satu persatu penumpang mulai pergi. Sekali lagi Aster bertemu dengan gadis cantik itu, kali ini sang gadis mendatangi Aster yang tengah berdiri di samping pintu.
"Untukmu." Kata wanita itu, sembari memberikan sebuah buku pada Aster.
Aster mengambilnya dengan ragu, "Untuk apa?" tanyanya dengan ekspresi bingung.
Gadis itu tersenyum tipis lalu berkata "Saat kau putus asa, buku itu akan membawamu ke dunia baru."
"Ya?" Aster semakin bingung dibuatnya.
Gdis itu menyeringai misterius, "Kau akan tau nanti." Jawabnya yang membuat kerutan di kening Aster semakin dalam. "Ahh, iya. Daisy, kau harus mengingat nama itu" Lanjutnya, yang kemudian melangkah pergi.
Aster masih ingin meminta penjelasan dari pernyataan-pernyataan ambigu wanita itu, namun tepukan di bahunya menarik seluruh atensinya dari seluruh kebingungannya saat ini.
"Kau berbicara dengan siapa?" Tanya Aileen, teman pramugarinya.
"Tidak tahu."
"Apa itu?" Aileen menunjuk buku yang tengah dibawah oleh Aster.
"Hanya sebuah buku, bukan sesuatu yang penting."
"Lupakan soal itu, apa yang akan kau lakukan setelah penerbangan ini?" Tanya Aileen kemudian.
"Pulang kerumah, tidur maybe. Ahhh aku sangat lelah." Aster berkata malas, sambil menepuk-nepuk lemah tengkuknya berlalu meninggalkan Aileen.
"Sangat membosankan." Aileen memutar bola matanya,
**
Aster menyandarkan kepalanya pada kaca mobil, hiruk-pikuk jalanan membuatnya semakin lelah. Aster mengingat novel yang diberikan wanita cantik saat di dalam pesawat. Jadi Ia mengeluarkan novel itu dari dalam tasnya. Novel itu bersampul merah maroon dari kain beludru polos. Begitu misterius seperti pemiliknya.
Aster membuka halaman pertama novel itu, sebuah tulisan besar menunjukkan identitas novel itu. Sebuah judul bertuliskan 'Dear, Heart!' membuat Aster tertegun.
"Dear Heart?" Aster bergumam lirih.
Aster melanjutkan untuk membuka halaman selanjutnya, sebuah kalimat bercetak miring bertuliskan pada bagian tengah halaman.
Pada tiap kesedihan selalu terselip harapan dan saat kau putus asa aku akan membawamu pada satu kesempatan untuk Bahagia.
Aster mulai membaca isi dari novel tersebut bait demi bait menyita seluruh atensinya, Hingga sebuah goncangan keras menghantam mobil membuat Aster refleks memeluk novelnya. Aster masih belum mengetahui apa yang terjadi, namun mobil itu berputar beberapa kali sebelum dengan keras menabrak pembatas jalan dan berguling lalu terbalik.
Aster merasakan seluruh tubuhnya kesakitan, ia dapat mencium bau anyir darah yang melewati wajahnya. Pandangannya berpendar buram, tapi anehnya tangan Aster masih memeluk novel itu dengan erat. Aster bisa melihat beberapa orang yang mengampirinya sebelum kegelapan merenggut kesadaran dari dirinya.
**
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Daisy
RomanceHidup Aster itu sangat biasa, dia juga tidak berasal dari keluarga berada. Aster tidak punya banyak kelebihan tapi dia memiliki kegigihan. Tidak banyak hal yang dia inginkan namun dia selalu bahagia ketika terbang. Jadi ketika dia berhasil menggapai...