01

275 12 2
                                    

Happy reading

Boruto hendak berangkat ke sekolah ketika dia mendengar langkah kaki ayahnya, Naruto, mendekati kamarnya. Sebelum dia bisa berbalik, dia merasakan pelukan Naruto dari belakang, dan wajah Naruto menyentuh lehernya, menghirup aromanya dalam-dalam.

"A-ayah?" Boruto berkata dengan gugup.

Tanpa berkata apa-apa, Naruto hanya mengeratkan pelukannya. Tangannya turun ke pinggul Boruto, menahan boruto dengan kuat di tempatnya, menekan tubuh boruto ke dada bidannya. Dia terus mencium leher Boruto, menarik napas dalam-dalam, napasnya terasa panas di kulit Boruto.

"A-aku....A-aku harus pergi ke sekolah."

Naruto mundur sedikit, cengkeramannya di pinggul Boruto masih kuat. Dia memutar tubuh boruto agar menghadap kearahnya, menatap Boruto dengan tatapan posesif, ekspresinya tegas dan dingin seperti biasa.

"Tidak." Ucap Naruto dingin, nadanya tidak menyisakan ruang untuk berdebat.

"T-tapi..." Boruto berusaha membujuk ayahnya lagi.

Tangan Naruto bergerak dari pinggul Boruto ke dagu Boruto, mengangkat kepala Boruto ke atas sehingga boruto menatap langsung ke tatapan sedingin esnya.

"Aku bilang tidak. Kamu tidak akan kemana-mana." Ucapnya, suaranya rendah dan dominan.

Boruto menatap Naruto dengan sedikit ketakutan di matanya, lalu mengangguk patuh.

Cengkeraman Naruto di dagu Boruto sedikit melunak dan dia menyeringai puas. Dia mengambil satu langkah lebih dekat ke arah Boruto, menutup sedikit jarak yang tersisa di antara tubuh mereka, dadanya menempel erat ke tubuh boruto.

"Good boy." Bisiknya, napasnya terasa panas di telinga boruto, membuat tulang punggung Boruto merinding.

"M-mmhhh...." Mata boruto terpejam.

Naruto menyeringai di telinga Boruto, merasakan boruto menggigil di bawah cengkeramannya. Dia menggerakkan mulutnya ke leher Boruto, mencium dan menggigit kulit Boruto dengan lembut, cukup untuk membuat boruto merasakan kehadiran dan kendalinya terhadap dirinya.

"You're mine." Bisiknya, tangannya kembali turun ke pinggul Boruto, meremasnya dengan posesif.

"A-ayah..."

Naruto menyeringai, menyukai cara Boruto memanggilnya 'ayah'. Dia mundur sedikit sehingga dia bisa melihat wajah boruto, matanya mengamati wajah boruto. Dia menatap boruto dengan campuran hasrat dan kepemilikan di matanya.

Naruto memeluk Boruto, menariknya mendekat. Dia mengusap rambutnya perlahan, menahannya di dadanya.

"You're mine, y'hear?" Naruto berbisik lagi, cengkeramannya pada boruto kali ini sedikit lebih erat.

"And i don't like sharing what's mine...." Bisik Naruto dengan nada dinginnya.

"U-ummhh..." Boruto mengangguk patuh.

Seringai puas terlihat di bibir Naruto saat Boruto mengangguk patuh, Dia terus memeluknya. Tangannya menelusuri pola lembut di punggung Boruto, sentuhannya posesif dan menuntut.

"That's a good boy...my good boy..." gumamnya sambil mengecup pucuk kepala Boruto.

Naruto dengan mudah mengangkat Boruto kedalam gendongannya, membawanya menuju tempat tidur. Membaringkannya dengan lembut disana, merangkak di atasnya dan menjebaknya di bawah tubuhnya. Dia menatap boruto, matanya menjelajahi wajah dan tubuh Boruto, tatapannya posesif dan intens. Sementara Boruto hanya pasrah saat ayahnya melakukan itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Daddy's Control Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang