part 48 (end)

5.5K 293 0
                                    

Setelah acara makan malam itu. Jaeno memutuskan untuk belajar di kamarnya sedangkan Jaemin kecil memilih menonton tv bersama sang ibu.

Sang ayah masih ada di kamar, ia sedang mandi sekarang.

"Mama.."
Panggilan lirih dari Jaeno berhasil membuat Jeno menoleh kearah putra manisnya itu.

"Iya, sayang?"

"Apan Nana Homecoling?"
Tanyanya dengan mata bulat yang berujar polos. Jeno tersenyum lalu mengelus rambut sang anak.

"Mungkin seminggu lagi. Kenapa? Nana sudah tidak sabar?"

Nana mengangguk pelan. Membuat Jeno memekik gemas dan langsung menciumi pipi sang anak karena terlalu gemas.

"Boleh daddy bergabung?"
Jaemin tiba-tiba saja datang merusak kesenangan Jeno. Jeno menatap malas kearahnya. Sedangkan Nana tersenyum melihat sang ayah.

Jaemin mencium pipi sang anak lalu membawanya keatas pangkuannya.

"Addy, cebental agi Nana cekolah!"
Anak manis itu menatap sang ayah dengan wajah antusiasnya. Jaemin tersenyum lalu mengangguk.

"Seminggu lagi sayang, Nana yang sabar ya?"

Nana kembali mengangguk dan tersenyum tampan khas anak kecil. Sedangkan Jeno menatap teduh pemandangan yang ada di depannya saat ini.

























Jaeno masih fokus dengan pelajaran yang ada di depannya sampai tidak sadar dengan kehadiran sang ibu yang sudah memasuki kamarnya.

"Fokus banget, sih? Sampai mama nya datang dia juga gak sadar"
Kehadiran Jeno berhasil membuat anak manis itu sedikit terkejut.

"Mama.."
Ia tersenyum menatap sang ibu. Jeno juga ikut tersenyum lalu meletakan segelas susu hangat yang ia bawa tadi.

"Semangat ya, sayang!"
Ucap sang ibu yang kini mengelus rambut anak sulungnya. Jaeno mengangguk lalu kembali tersenyum.

"Sepertinya kamu juga sangat semangat bersekolah di tempat yang baru"
Ucap Jeno. Jaeno kembali mengangguk

"Nana juga terlihat semangat tadi. Dia menanyakan kapan dia akan homeschooling"
Ucap Jeno antusias. Jaeno menaikkan sebelah alisnya dengan sedikit kaget.

"Benarkah?"
Tanyanya tidak percaya. Jeno mengangguk semangat.

Jaeno tersenyum lembut lalu menggeleng pelan. Padahal tadi sang adik mengejeknya karena terlalu sering belajar. Ternyata ia juga sangat suka belajar sampai tidak sabar bersekolah.

"Yasudah, mama tinggal ya?"
Jeno mencium kening Jaeno dengan lembut lalu meninggalkan sang anak sendirian untuk kembali belajar. Jaeno tersenyum lalu menoleh kearah foto keluarga yang ada di atas meja belajarnya.

Jaeno merasa sangat bahagia bisa memiliki keluarga sebaik ini. Ia tidak menyangka bisa berada di keluarga ini. Mengingat ia yang hanya seorang anak terlantar yang di kutip di jalanan. Namun Jeno dan Jaemin bahkan adik kesayangnnya itu sangat menyayanginya.

Jaeno merasa sangat beryukur dan sangat merasa beruntung karena telah memiliki mereka di dalam hidupnya.

























Setelah waktunya untuk tidur. Jeno mengantar sang anak ke kamar sang kakak karena Nana ingin tidur dengan sang kakak malam ini.

Terlihat Jeno yang baru saja masuk kedalam kamarnya setelah menidurkan kedua anaknya. Jaemin tengah membaca beberapa laporan diujung tempat tidur mereka. Jeno yang melihat itu hanya diam dan memilih untuk langsung tidur menghiraukan sang suami yang kini menatap kearahnya.

Ia memunggungi sang suami dan berusaha memejamkan kedua matanya.

Jaemin yang melihat itu memilih menghela nafas. Ia menyingkirkan laptop yang ada dipangkuannya. Lalu segera mendekati Jeno yang tertidur jauh dari jangkauannya.

Lengan kekar itu tengah menyelimuti pinggang si manis yang masih berusaha untuk terpejam.
Ciuman hangat Jaemin berikan pada kening sang istri.

"Sayang.."
Bisikan pelan yang Jaemin berikan di telinga Jeno berhasil membuat sang empu tersentak dan segera membuka kedua matanya.

Jaemin membalik tubuh Jeno lalu menatap kedua mata yang mencoba beralih entah kemana, enggan menatap kedua matanya.

"Kau manis sekali.."
Pujinya dengan tatapan yang begitu seduktif. Jeno berusaha menahan dirinya, namun tetap saja ia akan kalah dengan tatapan dalam dari sang suami.

"Marah, hm?"
Tanya Jaemin yang kini mengelus pipi tembam Jeno. Jeno mengangguk pelan lalu mengerucutkan bibirnya. Jaemin terkekeh pelan lalu mencium bibir Jeno dengan satu kecupan. Membuat sang empu semakin cemberut.

"Kamu tau akhir-akhir ini aku lagi banyak kerjaan, kan? Sangat susah bagi ku untuk membagi waktu, sayang"
Jaemin menatap Jeno dengan lembut berusaha membuat sang istri mengerti dengan keadaannya sekarang. Jeno ikut menatap sang suami dengan dalam. Lalu mengangguk pelan, mencoba mengatakan jika ia mengerti maksud sang suami.

"Seperti yang di katakan Chenle. Kami baru saja menerima proyek baru. Dan itu sedikit merepotkan. Itu sebabnya aku harus lembur"
Lanjutnya yang kini mengelus pipi sang istri sambil menatap lembut kearahya.

"Aku berusaha meluangkan waktu walau sangat sulit. Seperti sekarang ini.."

Jeno yang mendengar perkataan sang suami langsung melengkungkan bibirnya kebawah. Ia ingin menangis karena merasa bersalah. Sepertinya ia kurang mengerti dengan keadaan Jaemin sekarang. Ia seperti egois.

"Maaf Nana.."
Ucapnya lirih sambil memeluk sang suami. Membenamkan wajahnya di dada sang suami yang kini menatapnya dengan tersenyum.

"It's oke, baby.."

Ciuman manis Jaemin berikan pada kening itu. Mengelus rambutnya dengan sayang. Lalu setelahnya keduanya memutuskan untuk tidur dengan saling berpelukan.





























KenzioNakamura

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Crazy Ceo (Jaemjen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang