Azizan edwin lesmana, seorang pisikopat yang ingin membunuh orang yang telah merusak kebahagiaan nya di masa lalu yaitu Rahardian pria tua, hessa, raden, bima, dian, dan rendra lima pria muda. azizan juga seorang buronan yang dicari cari oleh polisi...
Rendra dan dian tersenyum miring, "hai sudah lama ya kita tidak ketemu," ucap rendra.
"ian," rendra seperti mengatakan sesuatu kepada dian dengan mengunakan bahasa mata.
Dian mengangguk lalu ia keluarkan pisau dari saku celana nya lalu.
Srukk!!
Azilan terkejut karena perut nya telah di tusuk mengunakan pisau, dan ia ingin meminta tolong namun tempat ini sepi tidak ada orang sama sekali.
Dian lalu menyeret zilan agar masuk di dalam gedung, dan membaringkan tubuh zilan yang melemah, "enak nih di ambil ginjal nya baru di jual, lumayan kan," ucap dian.
"boleh juga tuh, nanti hasil nya bagi dua ya," setuju rendra.
Dian tersenyum lalu ia ambil lagi pisau yang ia gunakan untuk menusuk perut zilan tadi, lalu ia memperdalam lagi luka dari perut zilan itu, dian mengambil kedua ginjal zilan dan memasukkan nya di plastik hitam.
"dia kek nya sudah mati, terus di apain?" tanya dian.
"lo kan calon dokter, lo pandai kan jahit tu perut?," tanya balik rendra.
"pandai sih cuma alat alat nya ada di rumah gue," ucap dian.
"huhh, yaudah kita ambil dulu di rumah lo," dian mengangguk. lalu mereka berdua pergi meninggalkan mayat zilan yang mengenaskan itu dan pergi ke rumah dian mengambil alat alat untuk menjahit perut zilan.
Beberapa menit kemudian, dian dan rendra kembali ke gedung itu dan melihat zilan masih tergeletak mengenaskan di lantai.
"jahit cepetan," titah rendra.
"oke oke," dian lalu menjahit perut zilan yang sepertinya sudah kehabisan banyak darah.
Setelah beberapa menit kemudian dian telah selesai menjahit perut zilan, "sudah, terus di apain lagi?" tanya dian.
"buat surat, biar ini kesan nya kek bundir," ucap rendra.
"gimana coba suratnya?," tanya lagi dian.
"biar gue yang nulis, tulisan gue sama zilan hampir sama," ucap rendra, lalu ia ambil pena di saku nya dan sebuah kertas di ransel dian.
Rendra mulai menulis kata kata agar keluarga zilan percaya jika zilan telah bunuh diri.
"zilan capek sama hidup, zilan capek sama kehidupan di dunia, zilan sangat capek, jadi zilan bunuh diri, maaf ya. zilan ingin kasih tau sesuatu zilan bunuh diri karena sering di bully sama dian dan rendra-"
"HEHH," belum lagi rendra menyelesaikan tulisan nya dian langsung menegurnya.
"lo tolol ya, masa lo nulis nama kita berdua disitu," bentak dian.
"bukan tolol, ini bukan nama kita, ini nama dian dan rendra adik kelas kita kemarin, biarin aja lah lo lihat aja," jelas rendra.
"ohhh, " rendra lalu melanjutkan tulisan nya itu.
"zilan capek sama hidup, zilan capek sama kehidupan di dunia, zilan sangat capek, jadi zilan bunuh diri, maaf ya. zilan ingin kasih tau sesuatu zilan bunuh diri karena sering di bully sama dian dan rendra, dia seangkatan dengan zilan waktu zilan masih smp-"
"tulis di situ dian dan rendra itu temen nya hessa," ucap dian memberhentikan tulisan rendra.
"darimana lo tau?" ucap rendra seperti meremehkan.
"gue tau, hessa sama zilan itu sepupuan jadi keluarga nya bakal tanya hessa lah dian dan rendra itu siapa," jelas dian lalu di angguki oleh rendra dan mulai melanjutkan menulis lagi.
"zilan capek sama hidup, zilan capek sama kehidupan di dunia, zilan sangat capek, jadi zilan bunuh diri, maaf ya. zilan ingin kasih tau sesuatu zilan bunuh diri karena sering di bully sama dian dan rendra, dia seangkatan dengan zilan waktu zilan masih smp, dian dan rendra juga temen nya hessa kok, jadi kamu bisa tanya hessa aja dian dan rendra itu siapa. dan tadi zilan ketemu sama mereka berdua dan mereka berdua ejek zilan dan bully zilan lagi, tubuh zilan sakit, makanya zilan memutuskan untuk bundir. sekali lagi maaf ya."
to: azilan
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rendra menghentikan tulisan nya itu lalu ia kasih lakban dan menempelkan selembar kertas itu di perut zilan yang masih berdarah.
Mereka berdua pun menyeret zilan agar sampai di atas gedung itu lalu mereka mendorong tubuh zilan agar terjatuh di aspal, agar terkesan zilan bunuh diri dengan menjatuhkan diri dari gedung.
Dian dan rendra tersenyum bahagia karena mereka bisa membalas dendam, dan mereka berdua pun pergi dari gedung itu tanpa adanya rasa bersalah sama sekali.
Pukul: 05:00
Azizan khawatir karena zilan belum pulang dari malam tadi, ia pun mengecek ponselnya dan berusaha menghubungi ponsel zilan, namun ia salah fokus terhadap satu berita di tv.
"Breaking news! seorang pria menemukan keberadaan remaja laki laki yang bunuh diri dari gedung tua, sepertinya remaja ini adalah cucu dari tuan edwin atau seseorang CEO terkaya di kota ini, anak remaja itu juga meninggalkan surat yang di letakkan di perut remaja itu, berikut isi surat tersebut," itu adalah suara wanita di tv tersebut.
Azizan membaca surat yang di tv dengan perasaan yang panik dan ia takut akan kehilangan lagi, cukup yang keempat kalinya jangan bertambah lagi. ia tidak mau merasakan kehilangan itu lagi, ia sudah lelah mendengar kata mati.
"berikut foto anak remaja itu, atau cucu dari tuan edwin," zizan melihat foto yang terpampang di tv tersebut menampakkan foto zilan dan di samping nya ada foto kakeknya.
Azizan menggeleng geleng kan kepala nya seolah olah tidak percaya akan berita tersebut, "tidak, ini tidak benar zilan masih hidup," air mata zizan mengalir. ia telah kehilangan lagi dan ini sudah yang kelima kalinya ia harus kehilangan keluarga nya lagi.
"AAAAAAAAAA," zizan berteriak, ia sangat frustasi karena baru saja dua hari yang lalu ayah dan bunda nya di bunuh sekarang ia harus mendengar lagi berita duka soal adik nya zilan bunuh diri.
Wajah zizan memerah, air mata nya mengalir deras, ia sangat frustasi dengan ujian yang di timpa nya, sekali lagi ia gagal menjadi abang yang menjaga adik nya.
Flashback off
Srukk!!
Azizan menusuk perut dian dan rendra secara bersamaan, "sekalian gue ambil ginjal kalian ga sih."
Srukk!!
Srukk!!
Azizan menusuk perut dian dan rendra berkali kali, "ARGHHHH," rintih mereka berdua kesakitan.
Keadaan mereka berdua sudah melemah banyak percikan darah keluar dari perut dian dan rendra, tetapi zizan belum puas dengan hal itu.
Azizan membedah perut dian, ia menusuk nusuk lagi perut dian dengan sangat cepat, zizan keluarkan semua organ organ yang ada di perut dian, zizan kini sudah seperti harimau yang telah menerkam mangsanya.